Bersama penulis Buku /My Career/is/ Multi-Career Batik Kiri (Lestari Nurhajati) dan Batik Kanan (Ardiningtiyas Pitaloka) |
Pandangan
masyarakat secara umum cenderung “memaksa” individu agar memiliki satu
identitas karier. Sementara itu, pribadi yang memiliki lebih dari satu karier
cenderung dianggap negatif karena adanya anggapan bahwa pribadi tersebut belum
mampu menemukan identitas karier. Padahal, dengan cara pandang seperti itu,
keunikan individu menjadi terabaikan.
Lestari
Nurhajati dan Ardiningtiyas Pitaloka penulis buku /My Career/is/ Multi-Career mengungkapkan
buku ini hadir bagi Anda yang mulai bertanya apakah karier yang selama ini Anda
jalani adalah karier ideal, sementara hati dan pikiran sering kali berjalan ke “dunia
karier lain”. Anda tidak sendiri. Sebab, tulisan dalam buku ini merupakan buah
perjalanan penulis sebagai multikarier, pemilihan identitas karier yang
memerlukan proses cukup panjang dan melawan arus awam tentang karier, terutama
di Indonesia.
Anda ataupun
Saya pun jarang mendengar istilah ini. multi karier adalah seseorang yang penuh
talenta dalam berbagai hal yang kemudian mengembangkan diri dan menjalankan
bakat serta kemampuannya secara bersama-sama sebagai identitas dirinya.
Multikarier
disebut juga dengan istilah “slash careers” alias karir garis miring. Hal ini
merujuk pada cara penulisan petunjuk karier mereka di kartu nama yang
menggunakan tanda garis miring, misalnya Ardiningtiyas Pitaloka, M.Si., CPC
Multiple Career : Consultant/Lecturer/Writer. Atau contoh lainnya Marci
Alboher; Lawyer/journalist/Speaker/Writing coach. Sebuah fenomena yang tentu saja amat jarang
kita temui, termasuk di Indonesia, meskipun bisa dipastikan banyak orang yang
memiliki karunia atas talenta karier yang beragam.
Apakah
Perbedaan Hobi dan Passion?
Mungkin banyak
yang bertanya hal ini, secara umum hobi dilakukan jika ada waktu, tetapi
passion kita bela-belaain untuk melakukannya.
Buku yang
beliau tulis sebenarnya terinspirasi dari buku Marci Alboher yang mengenalkan
istilah slash career dalam bukunya One Person Multiple Careers (2008),
pembahasan terkait multikarier, yakni satu orang dengan beberapa prosesi
sekaligus, mulai lebih ramai. Mungkin Anda akan bertanya termasuk saya,
bukankah telah lama ada satu orang yang memiliki pekerjaan lain sebagai
sampingan?
Menurut
Ardiningtiyas multikarier berbeda dari pekerjaan sampingan, meskipun bisa juga
berawal dari pekerjaan sampingan. Perbedaan utamanya adalah jika pekerjaan
sampingan dilakukan ketika kita memiliki waktu dan energi lebih atau luang,
seseorang multikarier menyediakan waktu dan energi untuk mengerjakan kedua atau
lebih profesi pilihannya.
Jika Anda
memaksa seorang multikarier untuk memilih salah satu bidang/profesi, bisa
dipastikan ia akan sangat enggan dan tetap mengalokasikan energi dan cintanya
untuk beberapa profesi yang telah dilakono. Kondisi ini memang bisa membuat
geleng-geleng kepala, terutama bagi “penganut spesialis”: bahwa setiap individu
harus memiliki spesialis tertentu untuk bisa survive.
Tuntutan untuk
menjadi spesialis ini pernah dialami beliau saat mencoba untuk fokus di satu
bidang, yakni korporat. Namun, yang terjadi adalah kegalauan. Awalnya penulis
merasa senang karena seakan berada di jaluryang benar, lebih tepatnya seperti
harapan umum, yakni berada di satu titik dan berharap akan menorehkan garis
tegas ke depannya.
Seiring berjalannya
waktu, penulis sangat rindu dengan bidang lain yang harus ditinggalkan saati
itu, yakni penelitian dan mengajar, hingga penulis pun berganti untuk fokus di
jalur yang ditinggalkan. Akan tetapi, sama saja, penulis galau dan justru tidak
bisa fokus. Sekarang penulis telah memahami bahwa ia bukan makhluk spesialis
seperti ekspektasi masyarakat.
Kondisi yang
dialami beliau sering saya jumpai dan mungkin dirasakan oleh ribuan orang di
luar sana. Di lorong-lorong gedung perkantoran, di sudut masjid, di kamar, di
meja-meja kerja, apakah saya harus stay or to go mengikuti passionnya.mungkinkan
saya memiliki lebih dari satu karier?
“It’s A Beautiful Thing When A Career Anda A Passion Come Together”
Menjadi multikarier
artinya Anda secara sadar dan sukacita membagi energi dan waktu untuk
mengerjakan beberapa profesi pilihan. Anda juga mengembangkan jejeraing yang
terkadang bisa saling berhubungan atau tidak sama sekali, bergantung pada
pilihan profesi. Seiring dengan waktu, Anda akan mengembangkan fleksibilitas
dan kemampuan mengelola tekanan yang beragam, tidak hanya di satu tempat,
tetapi lebih pada waktu yang mungkin bersamaan. Seorang multikarier tidak akan
rela menjadikan satu profesi sebagai excuse
untuk profesi lainnya.
Anda tidak
harus menjadi multikarier, tidak juga menjadi seorang spesialis, sepanjang Anda
tidak menginginkannya. Anda hanya perlu mengenali dan jika berkenan memahami
kedua jalur karier itu sehingga memperluas sudut pandang Anda tentang karier,
yaitu karier yang Anda pilih ataupun yang orang lain pilih.
secara umum
mengemukakan sudah saatnya masyarakat memahami bahwa kesuksesan tidak hanya
dimiliki oleh para spesialis, tetapi juga para multikarier. Buku bertema
multikarier ini ditujukan kepada mereka yang memiliki beragam minat dalam
karier, terutama yang telah memasuki dunia kerja dan ingin tetap mengembangkan
minat karier lain.
Buku ini
juga membuka pandangan bahwa ada pilihan lain dalam berkarier tanpa “mematikan”
beragam minat yang ada. Berkarier, tidak sama artinya dengan menjadi spesialis
di satu bidang.
Jika Anda
memiliki Multi Skill, Multi Interest, Multi Talent, saksikanlah Anda memiliki
potensi untuk memiliki multikarier.
Pesan terakhir
Ardiningtiyas, Celebrating Our Career :
Educator,
Please understand, do not misacknowledge.
Student, Please acknowledge yaur interets and take
your educational proses seriously
Employee,
pelase manage your interest, not cast them away.
Multiple
Career is a time when passion and career aligned.
Selamat
mencoba.
Jakarta, 19
Dzulhijjah 1437 H
Alhamdulillah
BalasHapusBarokaullohhu Fiikum Pak H. Hendri. Terima kasih atas kunjungannya.
Hapus