Ikhlas adalah sebuah kata yang ringan diucapkan tetapi berat
dilaksanakan. Secara fitroh manusia senang jika kata-kata/ sarannya diikuti
oleh orang lain. Layaknya seorang orang tua menasehati anaknya lalu anaknya
berbakti. Seperti seorang guru/ ustadz memberikan nasehat kepada santrinya,
dosen kepada mahasiswanya.
Foto: Hidayatullah
Realitanya tidak sedikit kita
merasa jengkel, kesal, dan kecewa jika nasehat kita tidak diterima. Apakah Anda
pernah merasakannya?
Sebuah pesan berikut membuat kita sadar akan makna keikhlasan. Terutama
untukmu yang senantiasa berdakwah.
Ikhlas dalam berdakwah itu Adalah ketika engkau mengajak kepada yang
haq, bukan kepada dirimu.
Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:
"Merupakan sesuatu yang penting, bahwa jangan sampai seseorang
senang perkataannya diterima oleh manusia karena itu perkataannya, tapi
harusnya dia senang jika manusia menerima perkataannya karena itu yang haq dalam
pandangannya, bukan karena itu perkataannya.
Begitupula sebaliknya, jangan sampai dia sedih jika orang-orang
menolak perkataannya karena itu perkataannya, karena jika demikian, dia berarti
mengajak orang-orang untuk mengikuti dirinya. Tapi harusnya dia sedih
orang-orang menolaknya karena yang ditolak itu yang haq.
Dengan ini, keikhlasan akan terwujud. Makanya ikhlas itu memang sulit
sekali, namun apabila seseorang menghadap Allah dengan arah yang benar dan di
atas jalan yang lurus, maka Allah akan membantu dan memudahkannya dalam
mewujudkannya".
[Al-Qoulul Mufid 1/123]
Ustadz Ad Dariny
Yuk Luruskan niat dan Belajar Ikhlas.
Yuk Luruskan niat dan Belajar Ikhlas.
Foto: Hidayatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.