Jumat, 22 April 2016

Enam Kriteria Orang yang Dimintai Pendapat





Manusia tentu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagian besar kehidupan manusia hasil bantuan dari orang lain. Baju yang kita kenakan, makanan yang kita makan, sendal, kendaraan, rumah, semua yang kita lihat dan kenakan hasil karya orang lain.
 
Kebutuhan kita atas bantuan orang lain, termasuk kebutuhan kita untuk bercerita dan meminta pendapat atas tantangan hidup yang sedang kita hadapi. Tetapi faktanya, banyak yang keliru mendatangi orang yang dimintai pendapat. Akhirnya salah mengambil keputusan, yang berdampak pada tindakan dan hasil yang ingin dicapai. 


Ada beberapa enam kriteria orang yang bisa kita mintai pendapatnya : 

1.      Akal yang penuh pengalaman lagi cerdas dan pandai;

Abdullah bin al Hasan berkata kepada anaknya yang bernama Muhammad,”Hati-hatilah bermusyawarah dengan orang bodoh walaupun ia seorang pemberi nasehat sebagaimana berhati-hati memusuhi seorang yang cerdas walaupun ia adalah seorang musuh. Sesungguhnya engkau bisa dicelakakan dengan bermusyawarah kepadanya sehingga engkau akan didahului oleh makar seorang yang cerdas dan tipu daya orang bodoh.”

Tidak sedikit orang yang bodoh merasa pintar dan bijak, banyak orang yang berdatangan kepadanya, meminta petunjuk dan nasehat padahal tidak menunjukkan jalan yang benar dan lurus. 

Disebutkan di dalam Mantsur al Hikam :

"كل شيء يحتاج إلى العقل، والعقل يحتاج إلى التجارب".

Artinya : “Segala sesuatu membutuhkan akal namun akal membutuhkan pengalaman.”


Orang yang hanya mengandalkan akal pun memiliki keterbatasan jika tidak diimbangi pengalaman. Karena tidak sedikit akal kita keliru dalam memutuskan sesuatu yang berdampak besar bagi masa depan seseorang.

Hanya akal yang dibimbing Al-Qur’anlah yang bisa berjalan lurus dan bersih. Karena AL-Qur’an berbicara tentang pelajaran dari masa lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang, dan apa yang akan terjadi di masa depan. Oleh karean itu, hendaknya setiap muslim memiliki hubungan yang harmonis dengan Al-Qur’an.

2.      Hendaklah dia seorang yang kuat agama dan bertakwa;

وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: "شاور في أمرك من يخاف الله عز وجل".

Umar bin Khattab berkata : “Bermusyawarahlah didalam urusanmu dengan orang yang takut kepada Allah Aza wa Jalla.”

وقال سفيان الثوري : "ليكن أهل مشورتك أهل التقوى والأمانة، ومن يخشى الله تعالى".

Sofyan Tsauriy mengatakan : “Jadikanlah ahli syuramu orang-orang takwa lagi amanah dan orang yang takut kepada Allah Ta’ala.”

Keputusan yang hendak kita ambil hendaknya diperhitungkan dengan baik dan cermat, bukan hanya untuk kebaikan di dunia tetapi kebahagiaan kita di akhirat. Jangan sampai keputusan yang kita ambil berdasarkan musyawarah hanya mendatangkan kebaikan di dunia tetapi mencelakakan kita di akhirat. 

Seorang bijak pernah berkata, “Jangan sampai kita mendapatkan dunia tetapi kehilangan Allah. biarlah kita kehilangan dunia, asal jangan kehilangan Allah.”

3.      Hendaklah dia seorang Penasehat dan Penyanyang;

4.      Hendaklah dia seorang yang berpikiran bersih dari hal-hal yang bisa menggangunya;

وقال الأحنف: "لا تشاور الجائع حتى يشبع، ولا العطشان حتى يُروى".

Al Ahnaf berkata,”Janganlah kamu bermusyawarah dengan orang lapar sehingga dia kenyang dan orang yang kehausan sehingga hilang dahaganya.”

Dikatakan : “Janganlah bermusyawarah dengan orang yang di rumahnya tidak memiliki tepung.”

Ini hanya kecenderungan, orang yang di rumahnya tidak memiliki makanan cenderung pikirannya terpecah, kurang konsentrasi, sehingga sulit diajak bertukar pendapat. Karena berpikir membutuhkan energi yang cukup banyak.

5.      Hendaklah dia bukan orang memiliki tujuan yang diinginkannya di dalam perkara yang dimusyawarahkan;

6.      Menjaga kerahasiaan yang muncul tatkala bermusyawarah.

Ini termasuk perkara yang penting, jika ada yang meminta nasehat, bercerita, hendaklah ia merahasiakannya. Menahan diri untuk tidak menceritakan kepada orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak bermusyawarah kepada sembarang orang.

Semoga bermanfaat dan bisa segera dipraktekkan. Semoga Keselamtan, rahmat, dan barokah Allah selalu menyertai kita semua.
Foto : Pixabay 

Jakarta, 14 Rajab 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.