Bagi sebagian orang kesulitan untuk mengetahui orang dekatnya sedang bermasalah atau tidak. Jika kita bertanya kepada seseorang apakah Anda punya masalah cenderung menjawab tidak. Tetapi sikap kita lebih menunjukkan siapa diri kita sebenarnya daripada perkataan yang kita ucapkan.
Jangan
pernah kita berpikir orang yang bermasalah itu hanya orang dewasa. Faktanya
tidak sedikit anak-anak sebenarnya secara psikologis bermasalah tetapi tidak
terdeteksi karena kesibukan orang tua. Adakah tips singkat untuk mengetahui
seseorang sedang bermasalah atau tidak?
Pertama,
sulit merasa bahagia.
Beberapa
waktu yang lalu kita sudah sering membahas tentang kebahagian. Sesuatu yang
sering dicari banyak orang. Mereka mencari kesana-kemari, pergi menjelajah
dunia luar, padalah kebagian sesungguhnya bukanlah terletak di luar diri kita,
tapi kebahagian ada di dalam diri kita sendiri.
Kebahagian
sesungguhnya adalah cara kita memandang dan bertindak. Orang yang bermasalah di
dalam dirinya, maka akan sangat sulit bahagia. Karena sering salah memaknai
sebuah peristiwa. Khususnya masa anak-anak. Pesan saya, jika kita menyakini mereka
adalah orang-orang penting untuk masa depan Anda, masyarakat, negara dan agama,
maka didiklah mereka dengan baik.
Anak-anak
belum bisa memandang sesuatu dengan baik, karena ilmu dan nalarnya belum
sempurna dengan baik, apalagi mereka disuguhkan tontonan yang kurang mendidik.
Akibatnya semuanya bisa mempengaruhi jiwa dan pikiran mereka dalam memandang
kehidupan.
Sebagian
besar orang menganggap kebahagian bisa dicapai jika orang tua membelikan apapun
keinginan sang Anak. Mengajaknya jalan-jalan, memberikan uang unlimited melalui
credit card.
Apa kata
para ahli ilmu agar Anda bisa bahagia setiap hari?
”Hati sangat
membutuhkan Allah Azza wa Jalla dari dua aspek : aspek peribadahan dan aspek
permintaan tolong (isti’anah) dan tawakal…
Hati tidak akan baik, tidak pula sukses, senang, bahagia, merasakan
kelezatan, nyaman dan tidak pula tenang kecuali dengan beribadah kepada
Tuhannya saja, mencintai-Nya dan kembali kepada-Nya…” demikian kata ahli ilmu
Dalam hidup
pasti ada pasang surut, hidup selalu berubah, kadang sehat, kadang sakit. Ada
kalanya kita dalam kondisi lapang (Kaya), ada juga sempit (miskin), Muda
energik, tua mudah lelah. Semuanya mengajarkan kita untuk tidak melekat kepada
dunia, karena tabiat dunia cepat sekali berubah. Untuk itu kita memerlukan
prinsip, pegagangan yang kokoh yang bisa kita jadikan sandaran dalam hidup.
Agar Anda, anak Anda, kelurga, masyarakat, sebuah negara bisa damai, aman, dan
sejahtera.
Jika orang
sudah sulit merasa bahagia, maka ia akan..
Kedua, sulit
membahagiakan orang lain.
Orang yang
sulit merasa bahagia, akan kesulitan membahagiakan orang lain. Jika Anda
menemukan seseorang, bisa sahabat, anak, rekan kerja, keluarga, yang suka
menjahili temannya, mengganggu temannya, itu salah satu tanda bahwa ia kurang
bahagia.
Puncak
seseorang sangat bermasalah di dalam dirinya adalah jika ia bahagia ketika
orang lain mendapatkan kesulitan.
Kita
meyakini dan semua sepakat bahwa pendidikan itu penting demi kemajuan bangsa.
Tetapi ada sebuah paradoks, bahwa orang yang terdidik jika melakukan kesalahan
(baca: Korupsi) tidak pernah tanggung-tangguh mencapai miliaran bahkan sampai
triliunan rupiah.
Belum lagi
persaingan ingin menjadi bintang kelas dan unggul cenderung membuat kita tidak
peduli terhadap kemajuan orang lain. Ini yang saya amati dalam dunia
pendidikan. Kita semua berjalan sendiri-sendiri, kurang sensitif terhadap
kebutuhan orang lain, belajar sendiri-sendiri, dengan harapan lebih menonjol di
kelasnya.
Begitu juga
dalam dunia usaha, ketika kita sulit membahagian orang lain, akhirnya hanya
orang-orang tertentu yang memiliki akses modal untuk memiliki dan mengambangkan
usahanya.
Merasa
pintar itu baik, tetapi pintar merasakan penderitaan orang lain itu jauh lebih
baik. Memang benar, jika kita peduli kepada orang lain, mengulurkan tangan
mengurangi kesusahannya kita tidak akan mendapatkan nilai dari guru, dosen,
atasan, tetapi sebagai orang yang beriman kita yakin Sang Kholik selalu
mengawasi gerak-gerik kita dan ada malaikat yang selalu siap mencatat perbuatan
baik dan buruk yang kita lakukan.
Di dalam
keluarga, biasanya kita menyaksikan seorang kakak yang senang menjahili
adiknya, atau sebaliknya. Ada juga suami yang cuek dengan istrinya, sering
meninggalkannya di rumah sendirian malah asyik dengan teman-temannya. Bisa juga
sebaliknya.
Kesimpulannya,
ciri-ciri orang yang sedang bermasalah adalah sulit merasa bahagia dan sulit
membahagian orang lain.
Mungkin
cukup sekian sharing kita kali ini, semoga membawa manfaat bagi kita semua.
Semoga Anda
sekeluarga selalu diliputi kebahagian, keselamatan, rahmat dan barokah dari
Allah Yang Maha Melimpahkan Kasih dan Sayangnya. Aaamin.
Jakarta, 17
Rajab 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.