Senin, 25 April 2016

Dua Tips Mendeteksi Apakah Seseorang Sedang Bermasalah?


Bagi sebagian orang kesulitan untuk mengetahui orang dekatnya sedang bermasalah atau tidak. Jika kita bertanya kepada seseorang apakah Anda punya masalah cenderung menjawab tidak. Tetapi sikap kita lebih menunjukkan siapa diri kita sebenarnya daripada perkataan yang kita ucapkan.
 
Jangan pernah kita berpikir orang yang bermasalah itu hanya orang dewasa. Faktanya tidak sedikit anak-anak sebenarnya secara psikologis bermasalah tetapi tidak terdeteksi karena kesibukan orang tua. Adakah tips singkat untuk mengetahui seseorang sedang bermasalah atau tidak?

Pertama, sulit merasa bahagia.

Beberapa waktu yang lalu kita sudah sering membahas tentang kebahagian. Sesuatu yang sering dicari banyak orang. Mereka mencari kesana-kemari, pergi menjelajah dunia luar, padalah kebagian sesungguhnya bukanlah terletak di luar diri kita, tapi kebahagian ada di dalam diri kita sendiri.

Kebahagian sesungguhnya adalah cara kita memandang dan bertindak. Orang yang bermasalah di dalam dirinya, maka akan sangat sulit bahagia. Karena sering salah memaknai sebuah peristiwa. Khususnya masa anak-anak. Pesan saya, jika kita menyakini mereka adalah orang-orang penting untuk masa depan Anda, masyarakat, negara dan agama, maka didiklah mereka dengan baik. 

Anak-anak belum bisa memandang sesuatu dengan baik, karena ilmu dan nalarnya belum sempurna dengan baik, apalagi mereka disuguhkan tontonan yang kurang mendidik. Akibatnya semuanya bisa mempengaruhi jiwa dan pikiran mereka dalam memandang kehidupan.

Sebagian besar orang menganggap kebahagian bisa dicapai jika orang tua membelikan apapun keinginan sang Anak. Mengajaknya jalan-jalan, memberikan uang unlimited melalui credit card. 

Apa kata para ahli ilmu agar Anda bisa bahagia setiap hari?

”Hati sangat membutuhkan Allah Azza wa Jalla dari dua aspek : aspek peribadahan dan aspek permintaan tolong (isti’anah) dan tawakal…  Hati tidak akan baik, tidak pula sukses, senang, bahagia, merasakan kelezatan, nyaman dan tidak pula tenang kecuali dengan beribadah kepada Tuhannya saja, mencintai-Nya dan kembali kepada-Nya…” demikian kata ahli ilmu

Dalam hidup pasti ada pasang surut, hidup selalu berubah, kadang sehat, kadang sakit. Ada kalanya kita dalam kondisi lapang (Kaya), ada juga sempit (miskin), Muda energik, tua mudah lelah. Semuanya mengajarkan kita untuk tidak melekat kepada dunia, karena tabiat dunia cepat sekali berubah. Untuk itu kita memerlukan prinsip, pegagangan yang kokoh yang bisa kita jadikan sandaran dalam hidup. Agar Anda, anak Anda, kelurga, masyarakat, sebuah negara bisa damai, aman, dan sejahtera.

Jika orang sudah sulit merasa bahagia, maka ia akan..

Kedua, sulit membahagiakan orang lain.

Orang yang sulit merasa bahagia, akan kesulitan membahagiakan orang lain. Jika Anda menemukan seseorang, bisa sahabat, anak, rekan kerja, keluarga, yang suka menjahili temannya, mengganggu temannya, itu salah satu tanda bahwa ia kurang bahagia.

Puncak seseorang sangat bermasalah di dalam dirinya adalah jika ia bahagia ketika orang lain mendapatkan kesulitan.

Kita meyakini dan semua sepakat bahwa pendidikan itu penting demi kemajuan bangsa. Tetapi ada sebuah paradoks, bahwa orang yang terdidik jika melakukan kesalahan (baca: Korupsi) tidak pernah tanggung-tangguh mencapai miliaran bahkan sampai triliunan rupiah. 

Belum lagi persaingan ingin menjadi bintang kelas dan unggul cenderung membuat kita tidak peduli terhadap kemajuan orang lain. Ini yang saya amati dalam dunia pendidikan. Kita semua berjalan sendiri-sendiri, kurang sensitif terhadap kebutuhan orang lain, belajar sendiri-sendiri, dengan harapan lebih menonjol di kelasnya.

Begitu juga dalam dunia usaha, ketika kita sulit membahagian orang lain, akhirnya hanya orang-orang tertentu yang memiliki akses modal untuk memiliki dan mengambangkan usahanya. 

Merasa pintar itu baik, tetapi pintar merasakan penderitaan orang lain itu jauh lebih baik. Memang benar, jika kita peduli kepada orang lain, mengulurkan tangan mengurangi kesusahannya kita tidak akan mendapatkan nilai dari guru, dosen, atasan, tetapi sebagai orang yang beriman kita yakin Sang Kholik selalu mengawasi gerak-gerik kita dan ada malaikat yang selalu siap mencatat perbuatan baik dan buruk yang kita lakukan.

Di dalam keluarga, biasanya kita menyaksikan seorang kakak yang senang menjahili adiknya, atau sebaliknya. Ada juga suami yang cuek dengan istrinya, sering meninggalkannya di rumah sendirian malah asyik dengan teman-temannya. Bisa juga sebaliknya.

Kesimpulannya, ciri-ciri orang yang sedang bermasalah adalah sulit merasa bahagia dan sulit membahagian orang lain. 

Mungkin cukup sekian sharing kita kali ini, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Semoga Anda sekeluarga selalu diliputi kebahagian, keselamatan, rahmat dan barokah dari Allah Yang Maha Melimpahkan Kasih dan Sayangnya. Aaamin.

Jakarta, 17 Rajab 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.