Senin, 18 April 2016

Ketika Bapak dan Anak Tidak Bisa Saling Menolong

Sumber : Google
Sudah menjadi fitroh manusia, bapak mencintai anaknya dan anak mencintai bapaknya. Apalagi hubungan itu terus dipupuk dan dirawat hingga dewasa. Kita melihat begitu gembiranya bapak melihat anaknya bermain. Melihat wajah anaknya terkadang mampu menghilangkan semua kepenatan dan kelelahan setelah seharian bekerja.

Sebagai seorang anak kita tidak bisa memungkiri, perjuangan orang tua membesarkan anaknya terkadang menyebabkan sebagian besar orang tua melalaikan kewajiban mereka sebagai hamba Allah. Bisa jadi karena tuntutan hidup yang kian meningkat dan pekerjaan yang bertumpuk.

Anak pun di sisi lain memperjuangkan kehidupan terbaiknya untuk membahagian Ibu dan Bapaknya. Mereka belajar dengan giat dan bekerja dengan tekun demi membuat senyum ayah dan bundanya. Dalam senang dan duka mereka tidak pernah kehabisan tenaga berkarya. Bertekad menghasilkan uang yang banyak untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya.

Seperti itulah gambaran kehidupan, di satu sisi ada orang tua yang terus berkorban untuk anaknya dan ada anak yang terus berkorban untuk orang tuanya. Ada negara yang terus memberikan yang terbaik untuk rakyatnya dan ada juga rakyat yang terus memberikan yang terbaik untuk negaranya.

Betatapun cinta dan sayangnya kita Bapak (Orang tua) kepada anak dan cinta anak kepada Bapak (Orang tua). Suatu hari mereka tidak akan bisa saling tolong menolong lagi. Allah mengingatkan kita,

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. (Q.S. Lukman : 33)

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada manusia, laksanakhanlah perintah-perintah dan hentikanlah larangan-larangan Tuhanmu yang telah menciptakan kamu, dan menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya untuk kepentinganmu. 

Takut lah akan hari yang diwaktu itu terjadi malapetaka yang dahsyat, tidak seorangpun yang dapat menyelamatkan dirinya dari malapetaka itu.

Waktu itu seorang ayah tidak kuasa menolong anaknya demikian pula seorang anak tidak dapat menolong bapaknya, karena segala urusan waktu itu berada di tangan Allah, tiap-tiap orang bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang telah dilakukannya, mereka memikul dosanya masing-masing dan tidak seorangpun yang dapat menghentikannya memikul dosa itu, yang dapat menolong manusia dari malapetaka itu hanyalah ibadah dan perbuatan yang baik yang telah dilakukannya selama hidup di dunia. 

Allah memperingatkan bahwa janji-Nya membangkitkan manusia dari kuburnya itu adalah suatu yang benar-benar akan terjadi dan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan sedikitpun, karena itu janganlah sekali-kali manusia tertipu oleh kesenangan hidup di dunia dan segala kenikmatan yang ada padanya, sehingga mereka berusaha dan menghabiskan seluruh waktu yang ada untuk mengejarnya, sampai-sampai tidak ada waktu lagi untuk beribadah kepada Allah dan mengerjakan amal-amalan saleh. Padahal kehidupan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang kekal dan lebih baik. 

Demikian pula Allah SWT memperingatkan manusia akan tipu daya Setan, yang selalu mencari-cari kesempatan untuk memperdayakan manusia. Setan menjadikan indah perbuatan buruk yang dilakukan manusia dan menakut-nakuti manusia ketika melakukan kebaikan. Inilah dua prinsip godaan setan. 

Setan itu menjadikan kehidupan dunia itu indah dalam pandangan matanya, sehingga mereka lupa kepada tugas yang dipikulkan Allah kepada mereka sebagai khalifatullah fil ard (makhluk yang diberi-Nya tugas memakmurkan bumi).

Mulai hari ini mari kita saling mengingatkan, Bapak mengingatkan Anaknya untuk memenuhi kewajibannya sebagai Hamba dan anak juga mengingatkan Bapaknya untuk menjaga perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Semoga hari ini kita selalu berada di bawah naungan petuntuk dan hidayah-Nya. Agar kita selalu melaksanakan tugas sebagai Hamba-Nya dan Memakmurkan bumi demi menebarkan rahmat bagi semesta alam.

Jakarta, 11 Rajab 1437 H/ 18 April 2016 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.