Bagaimana perasaan
Anda jika sedang bertemu/ berbicara dengan seseorang tetapi ia hanya sibuk
dengan gadgetnya? Apa Anda sering mengalami hal ini? atau termasuk pelaku?he
Ada sebuah
kisah yang masih hangat dalam ingatan saya. Saat sedang makan seorang Ibu
tampak berhadapan dengan seorang anak muda yang berperawakan tampan, berkulit
putih, tinggi, dan berbadan besar.
Ketika sedang
asyik makan, seorang Ibu itu memandangi pemuda yang sedang makan sambil asyik
dengan gadgetnya. Tiba-tiba terjadilah dialog yang tidak diduga.
“Dek, bisa
ga berhenti main gadgetnya. Di depanmu ini sekarang ada Bunda bukan robot”
tutur sang Ibu.
Sang pemuda
menjawab dengan nada rendah sambil
meletakkan gadgetnya di meja makan “Oke Bunda, maaf ya”
Saya baru
tahu, ternyata mereka adalah Ibu dan anak. Tetapi dari tadi terlihat seperti
orang asing, karena tidak ada sepatah kata pun yang terucap baik sebelum maupun
saat makan.
Sebagian besar
manusia modern hari ini tentu tidak bisa lepas dari benda ajaib yang satu ini.
kehadiran smartphone telah membuat banyak pekerjaan kita menjadi lebih mudah. Waktu
yang kita gunakan lebih efektif dan efisien. Biaya yang kita gunakan bisa
ditekan dengan kehadiran smartphone. Tetapi, kita tidak bisa memungkiri ada
sisi negatif yang melanda si pengguna. Apa itu?
Manusia
bisa diibaratkan seperti handphone. Kita semua sepakat bagian terpenting
smartphone adalah baterai dan sinyal. Sebagus apa pun mereknya, jika tidak
memiliki batrei maka ia tidak akan bisa berfungsi. Begitu juga, jika tidak ada
sinyak maka ia tidak bisa terkoneksi dengan smartphone atau dunia luar.
Apa pelajarannya
yang bisa kita ambil dari smartphone ini? Bagian terpenting manusia adalah
fisik (baterai) dan koneksitas (sinyal). Percuma baterainya penuh tetapi tidak
ada sinyal. Percuma fisiknya tampan/ cantik, tinggi besar, sehat tetapi saat
diajak ngobrol tidak “nyambung”.
Bukannya tidak
boleh menggunakan smartphone. Tetapi kita harus lebih bijak kapan saat yang
baik menggunakannya. Saya pun beberapa bulan ini kembali belajar untuk
mengurangi penggunaan benda canggih ini.
ternyata lebih hidup, karena bisa berinteraksi dengan orang lain lebih
dalam.
Percuma bila
hadir dalam rapat/ pertemuan tetapi ia hanya sibuk dengan gadgetnya. Dimintai pendapat
“No comment/ pas” he. Lalu ujungnya, ” ikut aja deh. “
Percuma
bila secara fisik berada bersama keluarga tetapi pikiran dan hatinya tidak
nyambung dengan keluarga, pikirannya melayang entah kemana, kosentrasi dan
hatinya tidak untuk keluarga. Itu ibarat smartphone dengan baterai full tetapi
tidak ada sinyal. Usahakanlah fisik selalu sehat, pikiran dan hatinya selalu
connect dengan sekitarnya.
Percuma
juga bila secara fisik Anda datang ke kantor tetapi pikiran dan hatinya tidak
connect dengan pekerjaan. Ibarat smartphone, baterai full tetapi tidak ada
sinyal. Tidak bisa digunakan untuk hal-hal yang seharusnya.
Jaga fisik
Anda dan jaga juga koneksi Anda. Biasakan untuk selalu terkoneksi dengan orang-orang
di sekitar Anda. Hindari sibuk bermain gadget sementara Anda sedang bersama
keluarga, sahabat, mitra kerja dan orang lain. Fisik ada tetapi tidak
terkoneksi. Jadilah manusia yang fisik dan sinyalnya kuat. Setuju?
Mulai sekarang
yuk kita menjalani hidup sepenuhnya di alam nyata. Lebih asyik, lebih segar,
lebih menyehatkan, dan tentunya dalam bahasa orang jawa lebih ngewongke.
Semoga kita
lebih bijak menggunakan smartphone hari ini.
Gambar: Wainscot Media
Gambar: Wainscot Media
Jakarta, 23
Jumadil Awal 1438 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.