Apa yang membuat hidup manusia sulit maju dan
berkembang? Salah satunya adalah keragu-raguan adalah virus yang cukup
mematikan ketika kita akan memulai langkah. Virus ini dapat menjangkit siapa
saja yang kebingungan dalam memutuskan tujuan hidupnya. Bingung mau menekuni
profesi apa? Bingung mau mengerjakan apa? Bingung mau kemana mengarahkan
hidupnya.
Gambar: Success
Satu minggu yang lalu salah seorang yang saya
kenal cukup dekat berkunjung ke Jakarta. Melalui cerita dan hasil diskusi
bersama beliau, saya memahami ia memutuskan untuk menekuni profesi baru yaitu
menjadi developer properti. Walaupun saya sangat memahami backgroun
pendidikannya di bidang farmasi.
Dengan kondisi kota yang menurutnya kurang
kondusif, maka ia ingin mencoba daerah baru. Ia keluar dari pekerjaannya yang
lama di salah satu Rumah Sakit Ternama di Jogja. Akan tetapi, yang terjadi
hanya beberapa minggu ia memutuskan kembali dan banting setir lagi ke profesi
lain. 3 hari yang lalu ia memutuskan kembali ke kampungnya.
Dalam konteks belajar, saya lagi-lagi bertemu dengan orang-orang
yang putus di tengah jalan. Saat menempuh pendidikan S1 dulu saya menemukan
orang yang hampir putus asa untuk melanjutkan pendidikannya. Dari 6 orang yang
berkonsultasi ternyata 3 yang memiliki tekad menyelesaikan apa yang sudah
mereka mulai dan 3 lagi mundur tanpa berita.
Ketika menempuh pendidikan S2 saya juga bertemu
dengan kejadian yang sama, semester 1 kami kehilangan 2 orang sahabat yang
berilian secara intelektual. Pada semester 2 yang lalu kami juga kehilangan 2
orang lagi.
Satu orang lagi sebenarnya juga hampir menyerah,
tapi ia menolak kalah. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menuntaskan apa yang
telah ia mulai. Apakah karena masalah ekonomi? Ya salah satunya, tetapi bagi
orang yang telah membulatkan tekad seorang wanita yang sangat tangguh dan
berdaya. Siap menjual laptopnya dan aset yang ia miliki demi menggapai
cita-cita di tengah merawat anaknya yang sedang sakit.
Dari dua kisah di atas, baik dalam bidang
pekerjaan maupun belajar. Permasalahannya terletak di tekad yang kuat.
“...Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyu kai orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Ali Imran: 159)
Sahabat, Membulatkan tekad dapat kita maknai
memompa semangat dan fokus. Ayat ini sangat aktual bila kita kaitkan dengan
kehidupan masa kini.
Baca juga: Kekuatan untuk tetap fokus
Baca juga: Kekuatan untuk tetap fokus
Mari kita perhatikan pengalaman di sekiling kita. Dulu, waktu
kuliah kita mempunyai seorang teman yang sangat brilian. Selesai kuliah kita
sibuk dengan pekerjaan kita masing-masing. Setelah pensiun kita sering
mengadakan reuni. Dari reuni itu terkumpulah informasi bahwa teman yang semasa
kuliah prestasi akademiknya luar biasa itu dalam karirnya hanya biasa-biasa
saja. Tidak ada korelasinya dengan prestasi akademiknya. Mengapa? Dari cerita
dia dan ditambah informasi dari teman-teman, dulu waktu masih aktif bekerja,
dia terlalu banyak maunya. Dia tidak fokus menekuni satu peluang.
Berkaitan hal ini, salah seorang celaning service
pernah berbagi kisah kepada saya, “Mas Rio dulu seandainya saya sabar sedikit,
tentu nasib saya sekarang berbeda. Saya bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri
Sipil. Tetapi, saya akui saya orangnya tidak sabaran makanya saya keluar dari
pekerjaan yang sudah lama saya jalani.”
Luar biasa sahabat, bila kita tekuni memahami Al
Quran, banyak kita temukan ayat yang sangat relevan dengan keadaan masa kini.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa pada zaman sekarang yang penuh dengan
kompetisi keras, bila ingin sukses, kita wajib memiliki fokus dan prioritas.
Beberapa hasil riset membuktikan bahwa salah satu
ciri orang yang sukses itu adalah orang yang cepat mengambil keputusan dan lama
mengubahnya. Sedangkan orang gagal biasanya lama mengambil keputusan dan cepat
mengubahnya.
Orang-orang yang berhasil memiliki tujuan akhir
yang jelas, cepat memutuskan akan kemana ia arahakan hidupnya, dan lama
mengubahnya. Kecuali ia akan melakukan pendekatan-pendekatan yang fleksibel
untuk meraih impiannya. Sangat bertolak belakang dengan hal yang dilakukan
orang-orang yang cenderung mengalami kegagalan yaitu mereka terlalu lama
menimbang, selalu diliputi keraguan dalam melangkah. Ketika melangkah dan
bertemu dengan tantangan tiba-tiba mundur dengan teratur dan merubah haluannya.
Sahabat, dalam hidup ini kita mungkin telah
membaca, mendengar, dan melihat banyak orang yang menyerah ketika seseorang
sudah hampir mencapai garis finish. Terkadang jarak antara kita dan kesuksesan
itu sangat dekat. Begitu juga pertolongan Allah sangat dekat bagi
hamba-hambaNya yang senantiasa berusaha dan berdoa.
Baca juga: Kekuatan Keputusan dan Komitmen
Gambar: Success
Jakarta, 24 Jumadil Awal 1438 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.