Selasa, 21 Februari 2017

Membulatkan Tekad

Apa yang membuat hidup manusia sulit maju dan berkembang? Salah satunya adalah keragu-raguan adalah virus yang cukup mematikan ketika kita akan memulai langkah. Virus ini dapat menjangkit siapa saja yang kebingungan dalam memutuskan tujuan hidupnya. Bingung mau menekuni profesi apa? Bingung mau mengerjakan apa? Bingung mau kemana mengarahkan hidupnya.

Satu minggu yang lalu salah seorang yang saya kenal cukup dekat berkunjung ke Jakarta. Melalui cerita dan hasil diskusi bersama beliau, saya memahami ia memutuskan untuk menekuni profesi baru yaitu menjadi developer properti. Walaupun saya sangat memahami backgroun pendidikannya di bidang farmasi.

Dengan kondisi kota yang menurutnya kurang kondusif, maka ia ingin mencoba daerah baru. Ia keluar dari pekerjaannya yang lama di salah satu Rumah Sakit Ternama di Jogja. Akan tetapi, yang terjadi hanya beberapa minggu ia memutuskan kembali dan banting setir lagi ke profesi lain. 3 hari yang lalu ia memutuskan kembali ke kampungnya.

Dalam konteks belajar,  saya lagi-lagi bertemu dengan orang-orang yang putus di tengah jalan. Saat menempuh pendidikan S1 dulu saya menemukan orang yang hampir putus asa untuk melanjutkan pendidikannya. Dari 6 orang yang berkonsultasi ternyata 3 yang memiliki tekad menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai dan 3 lagi mundur tanpa berita.

Ketika menempuh pendidikan S2 saya juga bertemu dengan kejadian yang sama, semester 1 kami kehilangan 2 orang sahabat yang berilian secara intelektual. Pada semester 2 yang lalu kami juga kehilangan 2 orang lagi.
Satu orang lagi sebenarnya juga hampir menyerah, tapi ia menolak kalah. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menuntaskan apa yang telah ia mulai. Apakah karena masalah ekonomi? Ya salah satunya, tetapi bagi orang yang telah membulatkan tekad seorang wanita yang sangat tangguh dan berdaya. Siap menjual laptopnya dan aset yang ia miliki demi menggapai cita-cita di tengah merawat anaknya yang sedang sakit.

Dari dua kisah di atas, baik dalam bidang pekerjaan maupun belajar. Permasalahannya terletak di tekad yang kuat.

Baca Juga: Ketetapan Hati

“...Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyu kai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Ali Imran: 159)
 
Sahabat, Membulatkan tekad dapat kita maknai memompa semangat dan fokus. Ayat ini sangat aktual bila kita kaitkan dengan kehidupan masa kini.

Baca juga: Kekuatan untuk tetap fokus

Mari kita perhatikan  pengalaman di sekiling kita. Dulu, waktu kuliah kita mempunyai seorang teman yang sangat brilian. Selesai kuliah kita sibuk dengan pekerjaan kita masing-masing. Setelah pensiun kita sering mengadakan reuni. Dari reuni itu terkumpulah informasi bahwa teman yang semasa kuliah prestasi akademiknya luar biasa itu dalam karirnya hanya biasa-biasa saja. Tidak ada korelasinya dengan prestasi akademiknya. Mengapa? Dari cerita dia dan ditambah informasi dari teman-teman, dulu waktu masih aktif bekerja, dia terlalu banyak maunya. Dia tidak fokus menekuni satu peluang.

Berkaitan hal ini, salah seorang celaning service pernah berbagi kisah kepada saya, “Mas Rio dulu seandainya saya sabar sedikit, tentu nasib saya sekarang berbeda. Saya bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Tetapi, saya akui saya orangnya tidak sabaran makanya saya keluar dari pekerjaan yang sudah lama saya jalani.”

Luar biasa sahabat, bila kita tekuni memahami Al Quran, banyak kita temukan ayat yang sangat relevan dengan keadaan masa kini. Ayat ini mengingatkan kita bahwa pada zaman sekarang yang penuh dengan kompetisi keras, bila ingin sukses, kita wajib memiliki fokus dan prioritas.

Beberapa hasil riset membuktikan bahwa salah satu ciri orang yang sukses itu adalah orang yang cepat mengambil keputusan dan lama mengubahnya. Sedangkan orang gagal biasanya lama mengambil keputusan dan cepat mengubahnya.

Orang-orang yang berhasil memiliki tujuan akhir yang jelas, cepat memutuskan akan kemana ia arahakan hidupnya, dan lama mengubahnya. Kecuali ia akan melakukan pendekatan-pendekatan yang fleksibel untuk meraih impiannya. Sangat bertolak belakang dengan hal yang dilakukan orang-orang yang cenderung mengalami kegagalan yaitu mereka terlalu lama menimbang, selalu diliputi keraguan dalam melangkah. Ketika melangkah dan bertemu dengan tantangan tiba-tiba mundur dengan teratur dan merubah haluannya.

Sahabat, dalam hidup ini kita mungkin telah membaca, mendengar, dan melihat banyak orang yang menyerah ketika seseorang sudah hampir mencapai garis finish. Terkadang jarak antara kita dan kesuksesan itu sangat dekat. Begitu juga pertolongan Allah sangat dekat bagi hamba-hambaNya yang senantiasa berusaha dan berdoa.


Gambar: Success

Jakarta, 24 Jumadil Awal 1438 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.