Ada pelajaran berharga yang tercecer yang belum sempat saya
tuliskan dari pertemuan singkat dengan Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. satu bulan
yang lalu.
Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang memiliki
tradisi pendidikan ketat, sejak kecil beliau memprioritaskan belajar di atas
kesibukan lain. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, orang tua Lincolin,
Mohammad Arsjad Siradj, selalu mengingatkannya untuk belajar, belajar, dan
belajar.
Kepada anak-anaknya, M. Arsjad Siradj yang pernah menjadi
anggota DPRD Bandar Lampung dari Parmusi itu menuturkan sebagai orang tua ia
tidak meninggalkan warisan harta benda berlimpah. "Bapak selalu berpesan
agar kami belajar sungguh-sungguh. Kalau warisan harta benda bisa habis dalam
waktu sebentar, tetapi warisan yang tidak pernah habis adalah pendidikan yang
baik," kata Lincolin.
Kebanyakan kita sudah tahu bahwa Sumber Daya Alam (SDA),
Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi adalah bahan baku dalam mendorong
pembangunan ekonomi. Tapi dalam bidang teori ekonomi kelembagaan baru di Eropa.
Ada faktor lain yang berpengaruh : Institusi (lembaga) paling tidak mencakup :
Pertama, Aturan main (Rule Model), Kedua, Organisasi atau yang melaksanakan
aturan main (Player).
Aturan main secara formal
dilaksanakan oleh Pemerintah dan secara informal sesuatu yang sering
disebut sistem nilai, budaya, sosial dan agama.
Lalu bagaimana pengaruh agama terhadap pembangunan ekonomi?
Prof. Arsyad memaparkan hasil studi dari Robert Barro yang
merupakan Guru Besar Harvard University. Orang beragama dan beribadah dengan
baik pasti menghasilkan buah. Buahnya ada 4 (empat):
1. Punya sifat Jujur (Honesty)
Beliau mencontohkan ketika kita puasa, sebenarnya kita
dilatih untuk punya sifat jujur. Lalu apa hubungannya dengan ekonomi?
Jika orang trust (percaya) maka transaksi bisnis kita tentu
akan lancar. Biaya transaksi akan turun. Karena di Indonesia secara umum sedang
marak batu, maka beliau mencontohkan : Jika beliau menginginkan batu Red
Raflesia, tapi tinggal di jogja dan tidak punya teman di bengkulu. Maka tentu
beliau harus ke bengkulu, nginap, makan dll. Beda halnya jika ia memiliki
seorang teman yang jujur, tentu akan lebih menghemat biaya dan waktu.
Di Indonesia biaya transaksi banyak yang tidak halal. Suap,
Korupsi, dll. Hal ini berdampak pada pemotongan anggaran. Makanya ada anekdok :
Tiada bangunan yang tidak retak hari ini. kecuali di UGM khususnya Balerum
banguan jaman Sukarno (Zero Corruption) karena masih awet sampai sekarang.
2. Kerja Keras (Etika Kerja)
Orang yang beragama dengna baik pasti orangnya kerja keras,
sehingga akan meningkatkan produktivitas, pendapatan meningkat, bisa sedekah
lagi. Bekerja adalah ibadah dan berpahala lagi (baca di sini : Lelah yangdicintai Sang Pencipta).Maka beliau menyarankan jangan terlalu banyak tidur
siang, artinya secukupnya.
Dalam pemaparan Orasi Ilmiahnya juga beliau memberikan
gambaran 3(Tiga) kunci Sukses Perguruan Tinggi : SDM, Jumlah SDM dan Kualitas
SDM.
Sahabat, sebagai tambahan informasi bahwa kita sebentar lagi
masuk masyarakat ekonomi asean. Oleh karena itu, Penyelenggara Pendidikan,
Pemerintah dan Pelaku Pendidikan harus menata Ulang kurikulum, khususnya
terkait bahasa asing dan bussnis Communication. Karena Pekerja Philiphin, selain
pintar, mereka juga mau dibayar murah. Bayangkan dengan kondisi Sumber Daya
Manusia Indonesia? Oleh karena itu, kita harus terus tumbuh dan belajar terus.
3. Hemat
Berarti orang yang beragama itu, tidak terlalu pelit dan
tidak terlalu boros. Sehingga bisa menabung dan investasi untuk jangka panjang.
4. Keterbukaan pada siapa saja.
Di sinilah pentingnya networking atau silaturahmi kepada
siapa saja. Semakin banyak yang kita kenal itu dapat menurunkan biasa
transaksi. Tentunya pilihlah patner yang jujur dan itu dapat dibuktikan dari
Agamanya.
Pengalaman saya pribadi, saya menemukan banyak orang-orang
hebat yang baik agamanya, dan saya menemukan mereka di Masjid. Maka Masjid
meruapakan tempat favorit saya dalam menggali inspirasi, mengecas energi dari
langit, dan menemukan orang-orang hebat. Salah satu yang saya kenal dekat
adalah Prof. Dr. Ing. Misri Ghozan, M.Tech. Guru Besar dan Teladan di
Universitas Indonesia yang mengajar di beberapa negara.
Baca juga: Bahaya Sekularisme Bagi Iman dan Islam
Baca juga: Bahaya Sekularisme Bagi Iman dan Islam
Dari networking ini, saya sempat diundang di Kampus UI,
diberikan fasilitas pengingapan di Wisma Makara UI, diantarin supir pribadi
beliau untuk berkeliling UI, Alhamdulillah. Segala Puji hanyalah bagi Alloh,
saya sangat bersyukur atas nikmat iman dan islam. Karena itu adalah nikmat
tertinggi, terindah, dan terlezat yang harus saya rawat dan jaga sampai akhir
hayat. Bahkan dengan padatnya jadwal beliau mengajar dan penelitian di berbagai
negara, beliau sempat mengunjungi saya ketika sakit di Bengkulu. Sebuah anugrah
dan buah ukhuwah yang hanya bisa dirajut oleh iman dan islam. Semoga Alloh selalu menjaganya, memudahkan urusannya dan
mengabulkan hajat baiknya.
Agama (islam) memberikan saya sudut pandang yang luar biasa
terhadap dunia, seperti nasihat Umar Bin Khattab Ra : “Kami adalah kaum yang
dimuliakan Alloh dengan Islam. Maka jika kami mencari kemuliaan dengan
selainnya. Alloh akan menghinakan kami."
Rio tanpa islam tidak akan banyak melakukan sesuatu, Rio
tanpa islam tidak akan diangkat kemuliaannya. Sama halnya Bilal yang dulunya
seorang budak diangkat kemuliaannya karena islam.
Sahabat, apapun latar belakang kita, pendidikan kita, status
sosial, yakinlah hanya islam yang akan menggangkat derajatmu di sisi-Nya dan di
sisi manusia baik di dunia mapun di akhirat. Dan saya sudah membuktikan
kebenaran janji Alloh, Rosul-Nya, dan Para Sahabat.
Kepada seluruh pemuda belajarlah agama, di tengah kesibukan
kita belajar di kampus. Profesi kita boleh berbeda, mungkin ada yang
kedokteran, insinyur, guru, pengusaha, ilmuan, politikus, tapi pastikan kita
memegang tegus amanah dari langit ini. sesuai dengan tadabbur ayat saya pagi
ini Q.S. Fatir (35): 10
“Barang
siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya…”
Tentu jika saya tidak berkomitmen terhadap islam beberapa
tahun yang lalu dan hanya fokus belajar di kampus, saya tidak bisa menjelajah
dunia, bertemu dan dipertemukan dengan orang-orang hebat. Dengan Islam, saya mengetahui cara berinteraksi dengan manusia lintas sosial, lintas wilayah, lintas benua. baik dia seorang Profesor maupun petani, Pejabat Negara maupun rakyat biasa.
Itulah contoh agama itu sangat berperan terhadap ekonomi. Jika
ini dilakukan jutaan orang, maka buahnya pasti sangat dahsyat.
Sudut Dunia, Bumi Alloh. 6 Jumadil Akhir 1436 H.
Hamba Alloh yang selalu berharap Ridha dan Ampunan-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.