Selasa, 10 Maret 2015

Lelah yang dicintai Sang Pencipta



Satu minggu yang lalu, hari yang cukup melelahkan bagi saya. Setelah pulang dari Regional Meeting Se-Sumatera di Kota Bandar Lampung, saya harus mempersiapkan persentasi pelatihan, rapat dengan pimpinan wilayah sebuah ormas, mengurus kakak yang sakit, menyelesaikan tugas mandat dari orang tua, mendidik anak-anak di sekitar rumah, mengelar rapat persiapan terjun ke daerah-daerah bersama Dai Muda Muhammadiyah (DMM) lalu di sela rapat saya izin karena harus membina generasi muda yang ingin belajar. Nyaris mulai pukul 09.00-23.00 WIB berusaha saya optimalkan. 

Malam itu, saya sangat bahagia karena bisa bertemu dengan generasi muda yang memiliki tekad dan semangat yang luar biasa untuk tetap belajar di tengah kesibukan mereka. 

Sebagai anggota keluarga, tentu saya memiliki peran untuk berbagi dengan keluarga, menelpon orang tua, berkunjung, mengecek kondisi kakak saya yang sedang dalam perawatan. Membantu pekerjaan yang telah dimandatariskan orang tua kepada saya.

Di tengah-tengah masyarakat, tidak lupa sebelum keberangkatan ke luar kota, saya diminta mengisi Khutbah di Perumahan tempat saya tinggal, membina anak-anak dan remaja, dilanjutkan pembinaan Pemuda dan Mahasiswa Beberapa Kampus di Kota Bengkulu. Besoknya saya dan tim DMM melakukan perjalanan yang cukup jauh ke Mukomuko, salah satu kabupaten di Kota Bengkulu.

Perjalanan ke Mukomuko Kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 10 Jam Perjalanan. Tapi, semua yang saya lalui sangat membahagiakan, lelah memang, tapi nikmat karena tiada daya dan upaya kecuali curahan rahmat dari Alloh swt dan tidak lupa dalam setiap aktivitas saya, beberapa saat sebelum saya melakukan kegiatan di luar kota, mengambil keputusan strategis dalam hidup, saya berkonsultasi, meminta izin dan restu dari orang tua (khususnya Ibu). Ridho Alloh dan Orang tua cukup sebagai sumber kebahagian dan cara untuk memancing rahmat dan kemudahan dalam hidup dari-Nya.

Saya, Anda, dan tentunya kita semua merasakan lelah yang luar biasa, tapi yakinlah, pastikan lelahnya kita adalah lelah yang dicintai Sang Pencipta kita, yaitu Alloh swt. 

Sahabat jika Anda juga merasakan kelelahan, semoga kelelahan itu adalah kelelahan yang mendatangkan pahala. Ada beberapa lelah yang dicintai Allah swt: 

Pertama, lelah dalam beribadah, Beribadah adalah sebuah kewajiban. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS Adz-Dzariyaat [51]: 56). Di saat menunaikan berbagai ibadah (seperti shalat, puasa, zakat, haji atau yang lain), kita tentu mendapatkan rasa lelah. Tetapi, berbahagilah, sebab “Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS Al-Ankabuut [29]: 69).


Kedua, lelah dalam beramal soleh, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. “ (Q.S. Al-Ankabut: 69)

Ketiga, lelah dalam berdakwah, Allah dan Nabi Muhammad SAW meminta agar kita aktif berdakwah. Berdakwahlah, bahkan sekalipun dengan hanya menyampaikan satu ayat saja. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’." (QS Fushshilat [41]: 33). Tentu saja, banyak pengorbanan yang harus kita tanggung di saat berdakwah. Misal, pengorbanan atas waktu, harta, dan tenaga.

Keempat, lelah dalam mencari nafkah (bagi yang sudah berkeluarga) bahkan Nabi saw menyemangati umatnya, Bersemangatlah mencari nafkah, simak hadis nabi, “Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya bersusah-payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal.” (HR. Ad-Dailami).

Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.

Rasulullah saw menjawab: Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya dan kesombongan, maka dia di jalan setan. (Al-Mundziri, At-Targhb wa At-Tarhb).

Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.

Bahkan secara khusus Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah swt.

Subhanallah, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.

Kelima, Lelah mengurus keluarga. Mengurus keluarga itu menguras energi dan emosi. Contohnya: saat saya harus mengajar, mendidik, bercerita, bermain dengan sahabat-sahabat kecil saya di Mutiara Cendikia. Berbagai talenta, karakter, dan tingkah polah yang berbeda di rumah memerlukan penanganan yang berbeda dan itu melelahkan. Ada yang begitu enerjik, ada yang terlalu diam, tapi saya bersyukur melalui mereka saya belajar banyak tentang kesabaran, keceriaan, kebahagiaan, rasa ingin tahu, dan berbagai hal lain yang saya pelajari. Apabila Anda merasakan lelah saat mengurus keluarga maka bersyukurlah karena hal ini sangat dicintai Allah SWT.

Sahabat, apapun status kita, pekerjaan kita yang beragam. Lelah itu sangat nikmat. Bagaimana mungkin? Jika Anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja. Oleh karena itu, bersemangatlah dalam pekerjaan yang diamahkan kepada kita.

Jika Anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir. 

Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.

Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi. Keduanya bingung dan bertanya: Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini? Dikatakan kepada mereka: Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Quran kepada anak-anakmu.

Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.

Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya gagal karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah swt. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.

Rasulullah saw bersabda: Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.

Keenam, Lelah dalam menuntut Ilmu. Imam Syafe’i pernah berkata, “Apabila kamu tidak tahan lelahnya belajar maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.”  Makanya saya, memiliki jadwal belajar di beberapa masjid setelah subuh. Sehingga harus sholat subuh di tempat. Selain itu, saya selalu berusaha mengagendakan mengikuti pelatihan dan seminar—seminar. Dengan satu keyakinan Lelah menuntut ilmu itu akan berbuah diangkatnya derajat sang penuntut ilmu. Bukankah Alloh swt akan mengangkat Maka jemputlah ilmu, teruslah belajar hingga terkantuk-kantuk, ikutlah berbagai kajian meski jauh dan mengeluarkan energi.

Menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu adalah aktivitas terpuji. Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS At-Taubah [9]:122).

Jika di surga tak ada orang yang lelah, maka sebaliknya di dunia kita harus berlelah-lelah dalam berjuang karena dunia adalah daarul, tempat kita bercocok tanam. Berjuang untuk meraih kebahagiaan di dua tempat sekaligus yaitu di dunia dan di akhirat (surga).

Sahabat Lelah itu manusiawi. Karena kita manusia memiliki keterbatasan, Justru kita harus merasakan lelah khususnya lelah yang sangat dicintai Sang Pencipta.

Terakhir, Allah swt akan selalu menilai dan menghitung dengan teliti dan tepat atas semua prestasi hidup kita, sebagaimana firman-Nya: Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.

Semoga bisa mengobati lelah kita semua 

Selamat Berjuang dan Belelah-lelahan hari ini, tentunya lelah yang dicintai Sang Pencipta.

19 Jumadil Awal 1436 H

Salam hangat dari Sahabatmu,
Rio Saputra

2 komentar:

  1. You have such an interesting blog. Thanks for sharing, I enjoyed reading your posts. All the best for your future blogging journey.

    BalasHapus
  2. You are welcome. Thank you for visiting, Mr. Sridhar Chandrasekaran. Good luck and happy.
    Greetings from me
    Rio Saputra
    from Indonesia

    BalasHapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.