Satu minggu yang lalu,
hari yang cukup melelahkan bagi saya. Setelah pulang dari Regional Meeting
Se-Sumatera di Kota Bandar Lampung, saya harus mempersiapkan persentasi
pelatihan, rapat dengan pimpinan wilayah sebuah ormas, mengurus kakak yang
sakit, menyelesaikan tugas mandat dari orang tua, mendidik anak-anak di sekitar
rumah, mengelar rapat persiapan terjun ke daerah-daerah bersama Dai Muda
Muhammadiyah (DMM) lalu di sela rapat saya izin karena harus membina generasi muda
yang ingin belajar. Nyaris mulai pukul 09.00-23.00 WIB berusaha saya
optimalkan.
Malam itu, saya sangat
bahagia karena bisa bertemu dengan generasi muda yang memiliki tekad dan
semangat yang luar biasa untuk tetap belajar di tengah kesibukan mereka.
Sebagai anggota
keluarga, tentu saya memiliki peran untuk berbagi dengan keluarga, menelpon
orang tua, berkunjung, mengecek kondisi kakak saya yang sedang dalam perawatan.
Membantu pekerjaan yang telah dimandatariskan orang tua kepada saya.
Di tengah-tengah masyarakat,
tidak lupa sebelum keberangkatan ke luar kota, saya diminta mengisi Khutbah di
Perumahan tempat saya tinggal, membina anak-anak dan remaja, dilanjutkan
pembinaan Pemuda dan Mahasiswa Beberapa Kampus di Kota Bengkulu. Besoknya saya
dan tim DMM melakukan perjalanan yang cukup jauh ke Mukomuko, salah satu
kabupaten di Kota Bengkulu.
Perjalanan ke Mukomuko
Kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 10 Jam Perjalanan. Tapi, semua yang
saya lalui sangat membahagiakan, lelah memang, tapi nikmat karena tiada daya
dan upaya kecuali curahan rahmat dari Alloh swt dan tidak lupa dalam setiap
aktivitas saya, beberapa saat sebelum saya melakukan kegiatan di luar kota,
mengambil keputusan strategis dalam hidup, saya berkonsultasi, meminta izin dan
restu dari orang tua (khususnya Ibu). Ridho Alloh dan Orang tua cukup sebagai
sumber kebahagian dan cara untuk memancing rahmat dan kemudahan dalam hidup dari-Nya.
Saya, Anda, dan
tentunya kita semua merasakan lelah yang luar biasa, tapi yakinlah, pastikan
lelahnya kita adalah lelah yang dicintai Sang Pencipta kita, yaitu Alloh swt.
Sahabat jika Anda juga merasakan kelelahan, semoga kelelahan itu adalah kelelahan yang mendatangkan pahala. Ada beberapa lelah yang
dicintai Allah swt:
Pertama, lelah dalam
beribadah, Beribadah adalah sebuah kewajiban. “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS Adz-Dzariyaat [51]: 56). Di saat menunaikan berbagai
ibadah (seperti shalat, puasa, zakat, haji atau yang lain), kita tentu
mendapatkan rasa lelah. Tetapi, berbahagilah, sebab “Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS Al-Ankabuut [29]:
69).
Kedua, lelah dalam
beramal soleh, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. “ (Q.S.
Al-Ankabut: 69)
Ketiga,
lelah dalam berdakwah, Allah dan Nabi Muhammad SAW meminta agar kita aktif
berdakwah. Berdakwahlah, bahkan sekalipun dengan hanya menyampaikan satu ayat
saja. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri?’." (QS Fushshilat [41]: 33).
Tentu saja, banyak pengorbanan yang harus kita tanggung di saat berdakwah.
Misal, pengorbanan atas waktu, harta, dan tenaga.
Keempat,
lelah dalam mencari nafkah (bagi yang sudah berkeluarga) bahkan Nabi saw
menyemangati umatnya, Bersemangatlah mencari nafkah, simak hadis nabi,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya bersusah-payah (lelah)
dalam mencari rezeki yang halal.” (HR. Ad-Dailami).
Suatu ketika Nabi saw
dan para sahabat melihat seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam
bekerja, seorang sahabat berkomentar: Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya
itu dipergunakannya di jalan Allah.
Rasulullah saw
menjawab: Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil,
maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang
tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari
rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan
Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya dan kesombongan, maka dia
di jalan setan. (Al-Mundziri, At-Targhb wa At-Tarhb).
Sungguh penghargaan
yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam
memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi
akhirat.
Bahkan secara khusus
Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam
mencari rejeki. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki
pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah swt.
Subhanallah, tidak ada
yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.
Kelima,
Lelah mengurus keluarga. Mengurus keluarga itu menguras energi dan emosi. Contohnya:
saat saya harus mengajar, mendidik, bercerita, bermain dengan sahabat-sahabat
kecil saya di Mutiara Cendikia. Berbagai talenta, karakter, dan tingkah polah
yang berbeda di rumah memerlukan penanganan yang berbeda dan itu melelahkan. Ada
yang begitu enerjik, ada yang terlalu diam, tapi saya bersyukur melalui mereka
saya belajar banyak tentang kesabaran, keceriaan, kebahagiaan, rasa ingin tahu,
dan berbagai hal lain yang saya pelajari. Apabila Anda merasakan lelah saat
mengurus keluarga maka bersyukurlah karena hal ini sangat dicintai Allah SWT.
Sahabat, apapun status
kita, pekerjaan kita yang beragam. Lelah itu sangat nikmat. Bagaimana mungkin? Jika
Anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang
ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar
biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja. Oleh
karena itu, bersemangatlah dalam pekerjaan yang diamahkan kepada kita.
Jika Anda seorang istri
yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang
tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita
sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung
hadir.
Jika kita orang tua
yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu
nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti
hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.
Di hari kiamat kelak,
ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah
dikenakan oleh penduduk bumi. Keduanya bingung dan bertanya: Dengan amalan apa
kami bisa memperoleh pakaian seperti ini? Dikatakan kepada mereka: Dengan
(kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Quran kepada anak-anakmu.
Merawat dan mendidik
anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa
berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.
Betapa banyak
orang-orang kaya yang anaknya gagal karena mereka sibuk mencari harta, namun
abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa
diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi
pendurhaka.
Berbahagialah manusia
yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau
berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah swt. Kebaikan yang
besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.
Rasulullah saw
bersabda: Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.
Keenam,
Lelah dalam menuntut Ilmu. Imam Syafe’i pernah berkata, “Apabila kamu tidak
tahan lelahnya belajar maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.” Makanya saya, memiliki jadwal belajar di
beberapa masjid setelah subuh. Sehingga harus sholat subuh di tempat. Selain itu,
saya selalu berusaha mengagendakan mengikuti pelatihan dan seminar—seminar. Dengan
satu keyakinan Lelah menuntut ilmu itu akan berbuah diangkatnya derajat sang
penuntut ilmu. Bukankah Alloh swt akan mengangkat Maka jemputlah ilmu, teruslah
belajar hingga terkantuk-kantuk, ikutlah berbagai kajian meski jauh dan
mengeluarkan energi.
Menuntut ilmu dan
menyampaikan ilmu adalah aktivitas terpuji. “Tidak
sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya” (QS At-Taubah [9]:122).
Jika di
surga tak ada orang yang lelah, maka sebaliknya di dunia kita harus
berlelah-lelah dalam berjuang karena dunia adalah daarul, tempat kita bercocok tanam. Berjuang untuk meraih kebahagiaan di dua tempat
sekaligus yaitu di dunia dan di akhirat (surga).
Sahabat Lelah itu
manusiawi. Karena kita manusia memiliki keterbatasan, Justru kita harus
merasakan lelah khususnya lelah yang sangat dicintai Sang Pencipta.
Terakhir, Allah swt
akan selalu menilai dan menghitung dengan teliti dan tepat atas semua prestasi
hidup kita, sebagaimana firman-Nya: Dan bahwasanya
seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan
bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan kepadanya. Kemudian akan
diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.
Semoga bisa mengobati
lelah kita semua
Selamat Berjuang dan
Belelah-lelahan hari ini, tentunya lelah yang dicintai Sang Pencipta.
19 Jumadil Awal 1436 H
Salam hangat dari
Sahabatmu,
Rio Saputra
You have such an interesting blog. Thanks for sharing, I enjoyed reading your posts. All the best for your future blogging journey.
BalasHapusYou are welcome. Thank you for visiting, Mr. Sridhar Chandrasekaran. Good luck and happy.
BalasHapusGreetings from me
Rio Saputra
from Indonesia