Memahami
orang lain adalah ilmu yang dibutuhkan oleh semua orang, apapun profesi dan
pekerjaannya. Sebaik apapun hubungan seseorang dengan Sang Penciptanya, tapi
jika bermasalah dengan manusia pasti tidak akan nyaman dan mendatangkan
kegelisahan. Karena sesungguhnya hasil yang kita capai hingga hari ini, adalah
Berkat Rahmat Alloh swt melalui tangan orang lain. Karena sehebat apapun kita,
kita tetap membutuhkan pertolongan orang lain.
Saya
bersyukur sekali kepada Alloh Swt atas nikmat ilmu dan beramal sholeh, banyak
orang yang memiliki ilmu tetapi tidak memiliki keinginan dan tempat untuk
beramal, ada juga yang selalu beramal tetapi tidak sempat untuk belajar. Oleh karena
itu, kegagalan itu terjadi jika seseorang selalu belajar tetapi tidak bertindak
dan bertindak tanpa belajar. dan islam sangat menjunjung tinggi orang yang
beriman, berilmu, dan beramal sholeh.
Sabtu dan
minggu kemarin saya menemani tamu dari jakarta untuk melakukan kunjungan kerja
di Bengkulu, dan beberapa kota di sekitarnya. salah satu misinya adalah
sosialisasi program.
Pelajaran
penting, yang saya dapatkan dari tantangan organisasi yang sering saya
bicarakan, Alhamdulillah sudah memiliki titik terang. Kesulitan itu bagi saya
menarik dan unik. Saya selalu menyambutnya dengan gembira, karena saya pasti
akan mempelajari hal baru dan menemukan pendekatan baru dalam berhubungan
dengan manusia.
Setelah kita
sebelumnya membahas tentang pentingnya integritas (bagi yang belum baca baca disini), salah satu Ciri Pertama seorang pemimpin yang baik, adalah suka membangun
jaringan atau relasi. Alhamdulillah sejak mahasiswa pengalaman berorganisasi
mengajarkan saya banyak hal tentang cara menjalin hubungan dengan orang lain. Dari
berbagai latar belakang suku, ras, warna kulit, status sosial, dan agama.
Tidak
jarang sebagian sahabat selalu bertanya, “Rio Kenapa kamu selalu terlihat ceria
dan periang?”
Saya memandangnya
sambil tersenyum, lalu saya jawab “Karena saya tidak fokus dengan diri saya,
setiap pertemuan dengan orang lain, baik dalam rapat, sahabat, pekerjaan, saya
selalu berusaha untuk memahami orang lain. Saya fokus untuk memberikan yang
terbaik bagi orang lain, memberikan pelayanan, ilmu, waktu, tenaga, keceriaan,
dan rezeki”
Kemampuan
memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan orang adalah ilmu yang sangat
berharga dalam hidup saya yang sering berinteraksi dengan orang banyak. Pagi ini
saya ingin berbagi kepada Anda, beberapa pelajaran penting, apakah saat ini Anda bekejer dengan orang
lain, atau sedang memimpin sebuah organisasi, sadari bahwa semua orang, baik pemimpin maupun
anak buah, memiliki hal-hal sebagai berikut :
1. Setiap manusia butuh penghargaan. Mereka suka
merasa diri mereka istimewa, jadi haragai mereka dengan tulus. Tantangan
membangun integritas di beberapa kasus yang saya lihat, anggota atau pemimpin
menjadi apatis, jika mereka tidak diberi penghargaan atas apa yang mereka
lakukan.
2. Terkadang seseorang enggan
mengerjakan pekerjaan karena tidak melihat apa yang akan mereka dapat di masa
depan. Hari ini kebanyakan orang mudah digerakkan dengan materi, tetapi untuk
pekerjaan jangka panjang, seperti pendidikan, pembinaan dan pendampingan
masyarakat, kita selalu dituntut untuk memberi kontribusi. Alhamdulillah, saya
sudah merasakan dampak dari pelayanan yang selalu saya berikan hari ini. oleh
karena itu, Mereka menginginkan masa depan yang lebih baik, jadi tunjukkan
harapan pada mereka, apa yang akan mereka dapatkan nantinya? Keterampilan baru
apa yang akan mereka kuasai? Jaringan yang mereka bangun, Ilmu bermanfaat yang
terus mengalir, setelah kita wafat, Kemudahan dalam hidup, pertolongan dari Alloh
swt, turunnya sakinah dan keberkahan, dll.
3. Mereka kehilangan semangat
karena kehilangan arah, oleh karena itu mereka mendambakan arahan, jadi
tuntunlah mereka. Sehebat apapun seseorang, dia pasti membutuhkan penuntun. Dan
penuntun itu yang bisa ia jadikan tauladan dalam kehidupan. terkadang seseorang
kehilangan kekuatan karena kehilangan fokus, mungkin pekerjaan, studi,
keluarga, tantangan yang ia hadapi, dll.
4. Jika kita ingin memiliki
energi lebih, maka kita harus fokus dengang orang lain. Tapi dalam
perjalanannya, tidak setiap orang memiliki sikap demikian. Mereka sangat
mementingkan diri sendiri, jadi pertama-tama berbicaralah soal kebutuhan
mereka. Kebanyakan perusahaan dan organisasi belum memberikan space (ruang)
yang cukup untuk hal ini. saya yakin, jika kita membantu memenuhi kebutuhan
mereka, kita akan mendapatkan loyalitas yang tinggi dari mereka. Minimal kebutuhan
mereka untuk dihargai dan didengarkan keluhannya.
5. Secara emosional mereka sangat
mudah terpuruk, jadi berikan dorongan pada mereka. Tidak sedikit saya menemukan
hal ini terjadi kepada seseorang yang dulu terkenal dengan keberaniannya,
aktivis, tetapi berjalannya waktu, tantangan yang semakin bertambah,
menyebabkan kita kehilangan pengendalian diri. Oleh karena itu, teruslah asah
gergajimu di tengah-tengah kesibukan hari ini.
6. Mereka menginginkan
kesuksesan, jadi bantulah mereka supaya berhasil. Setiap orang sudah memiliki
mental juara dan pemenang, tugas kita bagaimana menyalakan kesadaran itu. Bantuan
itu tidak harus berupa materi, tetapi menghargai proses mereka menuju
keberhasilan.
Saya Menyadari
tantangan membangun hubungan atau tim karena kita memperlakukan orang secara
merata, dengan sikap yang sama, kata-kata yang sama, padahal mereka memiliki
masalah yang berbeda dan membutuhkan solusi yang berbeda. Itulah yang dilakukan
Rosululloh saw dalam berinteraksi dengan sahabatnya. Beliau memberikan jawaban
sesuai dengan kondisi penanya. Bacalah sejarah kehidupan beliau pasti Anda akan
mendapatkan inspirasi, contoh dan ketauladanan yang lengkap dan utuh sekaligus
berpahala dan keberkahan dalam hidup.
Suatu hari
Husain bin Ali bin Abu Thalib menceritakan : Aku pernah bertanya kepada ayahku
tentang kisah Nabi saat bersama orang-orang yang duduk di dekat beliau.
Ayahku menjawab,
“Nabi selalu tersenyum, memberi kemudahan, lembut, tidak kasar, tidak suka
membuat gaduh, tidak suka mencela dan mengumpat, meninggalkan hal yang tidak
diminatinya, serta tidak membuat putus asa dan mengecewakan orang yang berharap
padanya. Beliau meninggalkan tiga hal yaitu : Sifat Riya (pamer),
berlebih-lebihan, dan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dan beliau tidak melakukan
tiga hal pada seseorang, yaitu beliau tidak mengejek dan mencela, tidak
mencari-cari kekurangannya, dan tidak berbicara kecuali perkataan yang
mendatangkan pahala.
Kesempurnaan Rosululloh dalam
menghargai dirinya dan sesama tampak dari akhlaknya yang mulia dalam menjalin
relasi dengan sesama.
"Sesungguhnya
telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
(Q.S.
At-Taubah: 128)
Seorang pemimpin harus mampu menangani orang
sebagai individu. Kemampuan memandang setiap orang, memahaminya, dan menjalani
hubungan dengannya merupakan faktor utama dalam keberhasilan relasional.
Artinya, Anda harus menangani tiap orang secara berbeda. Oleh karena itu,
sebaiknya tim inti tidak perlu banyak agar kita mudah memahami satu sama lain. Tujuannya
agar kita memiliki waktu yang cukup untuk mengetahui, memahami, dan memberikan
solusi terhadap permasalahan setiap individu.
Jhon C.
Maxwell dalam bukunya The 21 Indispensable Qualities of a Leader : Rod Nichols,
seorang pakar pemasaran, mengatakan bahwa hal ini sangat penting dalam dunia
bisnis: “Jika Anda menangani pelanggan
dengan cara yang sama, Anda hanya akan berhasil menutup transaksi 25-30% dari
kontrak yang dilakukan, karena Anda hanya berhasil menutup transaksi dengan
satu tipe kepribadian saja, tetapi, jika Anda mengetahui cara efektif untuk
bekerja dengan empat tipe kepribadian, logisnya Anda akan menutup transaksi 100
% dari kontrak”
Kepekaan
ini dapat disebut sebagai faktor lunak dalam kepemimpinan. Anda harus mampu
menyesuaikan gaya kepemimpinan Anda dengan orang yang sedang Anda Pimpin. Dan sebagai
anggota kita pun menyesuaikan dengan gaya kepemimpinan seorang pemimpin
sehingga terjadi harmonisasi dalam interaksi antara sesama.
Saudaramu,
Bengkulu,
2 Jumadil Akhir 1436 H
Rio
Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.