Sabtu, 14 Maret 2015

Seorang Muslim dengan Keluarga dan Kerabat

Apakah Anda pernah merasakan kegelisahan? Tidak fokus melakukan pekerjaan? Tidak mendapatkan ketenangan dalam kehidupan? Atau doa-doa Anda hingga hari ini mungkin belum banyak diijabah oleh Alloh swt?

Saya sering kedatangan beberapa pelajar, mahasiswa, bahkan ibu-ibu yang meminta sharing tentang perasaan yang mereka rasakan, baik masalah kuliah, kerja, hubungan baik dengan temannya, hubungan antar keluarga, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Melalui petunjuk-Nya dan Petunjuk Rosul-Nya, saya selalu menebak setiap orang yang bermasalah di sebabkan dua hal: Pertama, Hubungannya yang tidak harmonis dengan Robbnya (Alloh), Kedua, dia pasti punya masalah dengan kedua orang tuanya.

Mayoritas menjawab “Ya” sumber masalah terletak dari hubungan yang kurang harmonis kepada Alloh (hablumminaulloh)  dan Orang Tua atau kerabat (Hablumminannas).

Saya sering bertemu dengan orang yang tampaknya sholeh tetapi sebenarnya memiliki permasalahan, kegundahan, dan kegelisahan yang akut. Mungkin disebabkan hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga.

Setiap manusia yang memiliki dua permasalahan di atas, walaupun telah meraih kesuksesan yang berlimpah, selalu dihinggapi kegelisahan dalam hidup.

Tapi kali ini kita akan sedikit membahas tentang bagaimana sikap seorang muslim dengan keluarga dan kerabatnya. 

Islam menghorati sanak kerabat dengan penghormatan yang belum pernah dikenal dalam sejarah kemanusiaan pada agama-agama lain dan ajaran lain. Islam mewasiatkan dengan menghormati sanak kerabat, menganjurkan untuk menyambungnya, dan mengancam yang memutuskan hubungannya. 

Barangsiapa yang bertakwa kepada Tuhannya, dan menyambung hubungan keluarganya, maka ia dipanjangkan umurnya, banyak hartanya, dan dicintai keluaeganya" (HR. Bukhori)

Silaturahmi menjadi keberkahan bagi pelakunya dalam rezeki dan umurnya, rahmat Alloh yang memenuhinya di dunia dan akhiratnya, menarik kecintaan manusia kepadanya, dan pujian kepadanya.

Kita akan mendapati kebalikannya apabila memutuskan hubungan kekluargaan. Hal ini akan menjadi kesialan dan bala bagi pelakunya, kebenciaan dari Alloh swt dan manusia padanya, dan menjauhkan dari surga di alam akhirat. 

"Sesungguhnya rahmat tidak turun kepada suatu kaum yang diantara mereka ada yang memutuskan hubungan kekeluargaan" (HR. Bukhori)

Sahabat terkemuka Abu Hurairoh RA tidak mau berdoa di suatu majelis yang di dalamnya ada orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan, karena ia menghalangi turunnya rahmat dan dikabulkannya doa.

Dalam salah satu majelisnya pada hari kamis malam jum'at beliau berkata: "Saya berharap kepada setiap orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan hendaknya pergi dari kami, maka tidak ada seorang pun yang bangun, hingga beliau mengatakannya tiga kali. 

lalu seorang pemuda datang kepada bibinya yang telah ia jauhi selama DUA TAHUN, lalu masuk menemuinya, bibinya berkata: "Wahai anak saudaraku, apa yang menyebabkan engkau datang?" 

ia berkata: "AKu mendengar Abu Hurairoh berkata: "Begini dan begitu". bibinya berkata: "Kembalilah kepadanya dan bertanyalah padanya: "Mengapa ia mengatakan demikian?"

Abu Hurairoh berkata: "Aku mendengar Rosululloh saw bersabda: "Sesungguhnya amal manusia disampaikan kepada Alloh swt di sore hari kamis malam jum'at, maka amal orang yang memutuskan hubungan dengan keluarganya tidak diterima" (HR Bukhori dan Ahmad)

Apakah Anda berminat ingin diluaskan  rezeki dan dipanjangkan  umurnya?

Semoga Alloh lapangkan dada kita untuk mengamalkannya.

Bengkulu, 23 Jumadil Awal 1436 H
Hamba Alloh yang mengharapkan Ridha dan Ampunan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.