Ketika SMA
dulu saya memiliki teman yang sangat benci dengan kakak tingkatnya, selalu
mengejek dan mencemooh kakak tingkatnya ketika berkumpul dengan teman-temannya.
Tetapi tidak lama setelah tamat SMA orang yang dibenci ternyata menjadi kekasih
(baca: suami). Begitulah rasa yang cepat berubah.
Cinta dan
benci adalah naluri bawaan manusia. Tidak heran jika agama memberikan petunjuk
menyangkut hal tersebut sebagaimana petunjuknya menyangkut potensi-potensi
manusia yang lain.
Sahabat
setiap kita memiliki kalbu, yang dalam bahasa aslinya berarti “bolak balik”.
Hati manusia dinamai kalbu karena ia sering berubah-ubah, sekali kiri dan
sekali ke kanan. Apabila ia tidak memiliki pegangan hidup dan tolak ukur yang
pasti.
Cinta dan
benci mengisi waktu setiap manusia, sedangkan waktu terus berlalu. Karenaya,
cinta dan benci pun dapat berlalu. jika manusia menjadikan puncak kecintaannya
kepada manusia maka kita tentu akan menjadi rapuh karena hatinya akan sering
berbolak balik, dan keberadaannya di dunia pun sementara. Tidak heran jika
seseorang ditinggalkan pasangannya (sumai atau istri) kemudian dia merasa
hampa. Demikianlah cinta sering mempermainkan manusia.
Cinta dan
persahabatan anak muda menurut para pakar didorong oleh usaha memperoleh
kelezatan. Karenanya ia serba cepat, yaitu cepat terjalin dan cepat pula putus.
oleh karena itu, daripada sering sakit hati, lebih baik putusin saja, tidak
pacaran jauh lebih baik dan menentramkan dan kita bisa memberikan banyak cinta
kepada orang lain. Sedangkan cinta dan persahabatan orang dewasa adalah demi
memperoleh manfaat, dan ini pun beragam sehingga ia pun bersifat sementara.
Oleh karena itu, “Perjalanan yang paling panjang adalah perjalanan mencari
sahabat”.
Sahabat,
ingatlah. Anda memiliki kalbu yang seringkali berubah-ubah. Karenanya di dunia
ini secara umum bagi manusia kebanyakan yang tidak melandasi cintanya karena
Alloh, tidak ada persahabatan yang kekal, apalagi dalam dunia yang penuh
kenikmatan dan kepentingan.
Allo swt
menggambarkan di dalam Al-qur’an “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya
menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Q.S.
Zukhruf: 67)
Kenapa
orang-orang bertakwa persahabatannya langgeng?
Karena
orang bertakwa memiliki pegangan hidup dan tolak ukur yang pasti, yang
bersumber dari Alloh yang Maha Kekal. Landasannya murni dan suci, tidak ada
tendensi atau kepentingan, yang ada adalah saling berbagi dan mengasihi, saling
menasehati tentang keimanan, amal sholeh, kebenaran dan kesabaran.
Alangkah
indah dan nikmatnya memiliki persahabatan seperti itu (baca di sini). Oleh
karena itu, perbanyaklah sahabat-sahabat Anda yang bertakwa, semoga Anda dan
mereka bisa berkumpul hingga ke surga-Nya nanti.
Saya
melihat banyak orang yang dulu berteman akrab, disanjung dan dipuji, tetapi di
kemudian hari dibenci, dicaci, dan tidak dihormati lagi. Saya menyaksikan
langsung peristiwa dramatis ini, salah satunya kondisi sosial politik yang
terjadi di negeri ini. perbedaan golongan, madzhab, suku, dll.
Tetapi
sering berjalannya waktu, ada orang yang dulunya musuh sekarang menjadi sahabat
karib. Orang yang sering mengutuknya pun sekarang berbalik menyesal dan meminta
maaf. Itulah gambaran kalbu manusia yang didasari oleh kepentingan sementara
yang senantiasa berubah.
Sahabat,
Al-Qur’an memberikan petunjuk yang mencoba mengingatkan kita “Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S. Al-Maidah: 8)
Tidak
terhitung banyaknya peristiwa demi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita
yang seharusnya menjadikan kita lebih arif dan bijaksana untuk semakin percaya
akan kebenaran petunjuk-petunjuk agama (Islam).
Cinta
bukanlah soal rasa. Cinta adalah sifat baik yang mewarisi semua kebaikan secara
nyata. Maka, cintailah sesama atas dasar iman.
Jadikanlah
puncak kecintaan kita kepada Alloh swt. Dzat yang tidak akan pernah
meninggalkan kita, yang selalu menutupi kekurangan kita, yang mengabulkan
banyak dari permintaan, bahkan yang belum kita minta, seperti nafas,
berdetaknya jantung, mengalirnya darah, bisa duduk, makan dsb.
Dialah
Alloh yang selama ini selalu menunggu kita dan sangat bergembira jika kita
bersegera kembali kepada-Nya, menuju jalan-jalan yang telah ditunjukiNya
melalui para Rosul-Nya.
Saya masih
ingat nasihat guru saya, di dalam hati seorang muslim itu harus ada perasaan
cinta dan benci. Bagi sebagian orang mungkin agak aneh, dan tidak sedikit
agamawan yang hanya mengedepankan cinta. Tapi dalam hidup, memang kita harus
memiliki dua perasaan tersebut. Cinta karean Alloh, sehingga kita melakukan
semua perbuatan yang bisa mendatangkan ridho-Nya, dan di saat lain kita harus
memiliki rasa benci terhadap semua perbuatan yang di benci Robb-Nya,
meninggalkan dan menjauhi sekuat tenaga apa pun yang dibenci-Nya.
Beliau
melanjutkan, jika benci seseorang jangan benci orangnya, tapi bencillah
terhadap perbuatannya. Kenapa, karena jika kita hanya benci perbuatannya maka
kita tentu masih bisa terus menasehatinya.
Oleh karena
itu, Rosululloh saw pernah bersabda :
“Tiga hal
yang jika dimiliki seseorang, maka ia merasakan manisnya iman. Yaitu, Alloh dan
Rosul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; ia mencintai seseorang hanya
karena Alloh; dan ia tidak suka kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak
suka dilemparkan ke dalam neraka “ (Hr. Bukhori di dalam kitab Iman, bab
manisnya iman)
Semoga kita
bisa mengapainya, menikmatinya, merasakannya, dan menjaganya hingga akhir
waktu.
Bengkulu, 3
Jumadil Akhir 1436 H
Sahabatmu
yang mencintaimu Karena Alloh
Rio Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.