Orasi Haji Alay
Bismillah
Segala puji
hanyalah Bagi Alloh swt, Robb semesta Alam yang menguasai kerajaan langit dan
bumi. Dia yang memberikan rezeki kepada siapa yang dia kehendaki, dan membatasi
rezeki bagi siapa yang dia kehendaki. Jika Dia memberikan petunjuk kepada
seseorang, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan jika Alloh menyesatkan
seseorang tidak ada yang bisa memberikan petunjuk.
“Kesuksesan
dan kejayaan umat terletak pada pengamalan islam” demikian H. Nuzli Arismal
alias sering dipanggil Haji Alai membuka orasi wirausahanya jum’at malam yang
lalu.
Jum’at
sampai Minggu, 6-8 Jumadil Akhir 1436/ 27-29 Maret 2015 kemarin saya mengikuti
pelatihan yang sangat dahsyat, lagi-lagi Alloh mempertemukan saya dengan
orang-orang yang hebat.
H. Nuzli
Arismal yang akrab dipanggil Haji Alay (lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat,
30 Mei 1953; umur 61 tahun) adalah seorang pengusaha garmen dan properti
Indonesia asal Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia juga dikenal sebagai pendakwah,
Dokter Mal, dan juga merupakan salah seorang pendiri Komunitas Tangan di Atas.
beliau adalah sosok yang sangat unik bagi saya, karena prinsip-prinsip dasar
dan sumber acuannya memiliki kesamaan dengan apa yang sudah saya pelajari dan
amalkan. Singkatnya Pelajari, Tadabburi, Amalkan Al-Qur’an dan Sunnah lalu
ajarkan dengan orang lain.
Di kalangan
dunia usaha dan bisnis Beliau juga dikenal sebagai Dokter Mall, karena mampu
menyulap mal-mall yang mati menjadi ramai., Salah satu mal yang berhasil ia
sembuhkan dari penyakit “sepi” adalah Plaza Ciputat. Sebuah mal kecil yang tak
pernah membuat para pedagang betah, karena sepinya pengunjung. Namun, setelah
ditangani Haji Alay, Plaza Ciputat pun berubah menjadi ramai.
Dalam
pemaparan awalnya beliau menggambarkan bagaimana sosok generasi awal islam yang
hebat sebab islam. Sebut saja bilal, mantan budak yang berubah menjadi sosok
yang mulia dan terhormat hingga sekarang, di dunia dan diakhirat. Karena ketika
masih hidup pun terompahnya sudah terdengar di surga.
Kita juga
mugkin masih ingat dengan kisah Usamah bin Zaid: umur 17 tahun mejadi penglima
perang.
Generasi
awal sahabat mampu melakukan percepatan dalam hidupnya di bawah bimbingan
Rosululloh saw. Apa rahasianya? Bagaimana rosululloh mampu mendidik mereka
menjadi orang-orang hebat, yang awalnya tidak sedikit ada yang mantan budak dan
orang-orang miskin yang memutuskan untuk setia menjadi pengikutnya? Jawaban
sederhananya karena mereka hidup di bawah naungan Al-Qur’an, Al-Qur’an dan
Sunnah Rosul mengalir di dalam darah dan menjadi daging yang melekat dan hidup
dalam setiap denyut nadinya. Sehingga mampu meledakkan potensi manusia.
Begitu juga
Muhammad Al-Fatih, umur 20-21 Tahun Alloh takdirkan menaklukkan Konstatinofel.
Sebuah imperium peradaban yang diprediksi mustahil untuk ditaklukkan.
Mempelajari
siroh nabawiyah saya pun berusaha membentuk generasi muda sesuai dengan
potensinya masing-masing. Dalam setiap pertemuan rutin dengan para pemuda yang
memiliki semangat dan tekad membaja saya selalu menekankan agar mereka berjalan
di rel potensinya masing-masing. Berpacu di jalurnya sendiri, bukan di jalur
orang lain.
Rosulloh saw
pun mendidik para sahabatnya sesuai dengan kecenderungannya masing-masing, ada
yang ahli hadis, ada yang politikus, ada yang ahli perang, pengusaha, dll. Tapi
Core Competence-nya tetap sama islam. Jika islam sudah menjadi standar hidup
dan kita selalu merujuk ke sumbernya, maka apapun profesi kita pasti kita akan
menjadi hebat.
Hari ini
saya melihat kita memang memiliki kedudukan, jabatan, profesi yang bergengsi,
ijazah, gelar, dan aksesoris dunia lainya, tetapi kita kehilangan nilai alias
krisis identitas tentang siapa kita sesungguhnya, apa visi dan misi hidup kita
sebenarnya?
Saya
bersyukur Alloh swt mulai menjawab satu persatu doa saya, untuk merintis usaha
membentuk generasi yang hebat. Alloh telah mempertemukan saya dengan para
Profesor, Praktisi Pendidikan, Pengusaha Muslim yang memiliki orientasi
akhirat.
Oleh karena
itu, H. Alay dalam mengilustrasikan dakwah ilaulloh itu seperti paruh burung,
di harus memiliki dua sayap, satu sayap pendidikan (menjadi dai, juru dakwah,
membangun sekolah, Perguruan Tinggi) dan satu lagi sayap Ekonomi dengan menjadi
Pengusaha (membangun perekonomiaan umat).
Kenapa Umat
Tertinggal?
Pertanyaannya
menarik yang menukik tajam, menghentakkan seluruh hadirin di ruangan pusdiklat
Islamic Center Al Mubarok malam itu. Lagi-lagi H. Alay berusaha membangunkan
umat islam dari tidur panjangnya karena sudah terlena dengan dunia dan segala
isinya.
Umat ini
tertinggal karena umat banyak meninggalkan ajarannya. Tidak perlu jauh-jauh,
kita lihat saja diri kita sendiri, sudah seberapa besar komitmen pribadi kita
dengan islam. Sudah berapa banyak perintah-Nya yang berusaha kita laksanakan,
sudah berapa banyak kita berusaha menjauhi larangan-Nya?
Lalu lihat lagi,
kondisi keluarga kita, masyarakat kita, daerah kita, negara kita, dan secara
global. Ketika orang semakin berpaling dari agama yang lurus ini, maka di
sanalah awal perpecahan, konflik, permusuhan, kemiskinan, ketidakadilan, dan
berbagai pristiwa yang tidak kita harapkan terjadi.
Hari ini
orang berbondong –bondong berburu gelar, menjadikannya tujuan dan puncak
tertinggi dari cita-citanya, dengan harapan dapat menaikkan kedudukannya. Tapi
ibarat rujak, banyak sarjana yang tidak matang cara berpikirnya. Semuanya serba
sedikit-sedikit yang dipelajari, ya ibarat rujak. Pepaya sedikit, bengkuang
sedikit, nanas sedikit, jambu sedikit. Inilah gambaran pendidikan kita hari
ini.
Kenapa kita
tidak mengambil pola yang dilakukan oleh Rosululloh Saw dalam membina
generasi-generasi hebat yang pernah dilahirkan di muka bumi ini?
Umat Islam
merupakan umat yang terbaik. Di dalam Alquran ditegaskan, “Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS [3]: 110).
Dalam sebuah
hadis Rasulullah SAW bersabda, “Kalian sebanding dengan 70 umat dan kalian
adalah sebaik-baik dan semulia-mulia umat bagi Allah.” (HR Tirmidzi). Ibnu
Katsir dalam tafsirnya menyatakan, kemuliaan umat Islam tidak lain karena
kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
Kekaguman
saya kepada Haji Alay ini karena kepercayaan dirinya yang kuat dalam memegang
teguh ajaran islam. Salah satu peserta bertanya tentang bisnis lalu dia
menyebutkan salah satu referensi bacaannya buku Robert Kiyosaki, “Cash Flow
Quadrant”, tapi dengan santun dan bijak Haji Alay menjawab: “Kenapa kita tidak
belajar bisnis dari Rosululloh saw?” Sederhana dan tak terbantahkan.
Menurut
saya, Umat ini seolah-olah sudah kehilangan arah dalam mencari sandaran yang
kokoh dalam memperbaiki kehidupannya di dunia, padahal dia memiliki panduan
yang jelas, laksana seterang matahari yang memancarkan sinarnya di pagi dan
siang hari. Tapi, tetap saja kita lebih memilih kegelapan dan berlindung di
balik atap buatan manusia. Padahal cahaya pagi sangat menyehatkan dan
dibutuhkan oleh tubuh manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan seluruh makhluk di
dunia.
Lihat saja
kondisi negara kita, ibarat pengantin baru, baru lima bulan pernikahan
seharusnya masih menyenangkan dan mesra-mesranya, tetapi negeri kita mengalami gejolak sosial yang
cukup tinggi dan tidak menentu, kenakan BBM salah satu yang menarik perhatian
masyarakat kita.
Oleh karena
itu, derajat terbaik dari kalangan umat Islam ini ada pada mereka yang
konsisten mengikuti ajaran Rasulullah dengan terus-menerus melakukan amar
makruf nahi mungkar sebagaimana telah diteladankan oleh manusia paripurna itu
(QS al-Ahzab [33]: 21).
Namun
demikian, amar makruf dan nahi mungkar bisa berjalan efektif manakala umat
Islam sendiri memang memiliki identifikasi diri yang pasti dengan ajaran Islam
secara keseluruhan (kafah). Karena, mustahil sapu yang kotor bisa digunakan
untuk membersihkan lantai yang juga kotor.
Rasulullah
memerintahkan umatnya untuk konsisten mengikuti sunahnya. Jika tidak, dia
ibarat penjual obat yang hanya bisa menawarkan obat penyembuh, tapi tidak bisa
mengobati penyakitnya sendiri.
Apabila
keteladanan itu jauh dari umat Islam maka tidak saja kegagalan yang akan
diperoleh, tetapi juga kemurkaan Allah SWT (QS [61]: 3). Karena secara prinsip,
amar makruf nahi mungkar, mensyaratkan keteladanan yang merupakan akar dari
segala kemuliaan.
Apa yang
saya tuliskan ini, baru sedikit dari pengantar dan lintasan pikiran dan jiwa
saya ketika mendengar Orasi dari Haji Alay. In Shaa Alloh akan kita lanjutkan.
Masih banyak yang ingin saya bagikan kepada sahabat pelajaran dari Haji Alay.
Tapi, ibarat makan, jika terlalu banyak dan kenyang, jadi tidak baik. Oleh
karena itu, yang penting dalam Hidup itu Konsisten Belajar, Konsisten Tumbuh,
Konsisten Beribadah dan beramal walaupun sedikit.
Baca juga: Kunci Kesuksesan dan Kejayaan (2)
Bengkulu, 9 Jumadil Akhir 1436 H
Hamba Alloh
yang selalu mengharapkan Ridho dan Ampunan-Nya.
|
Senin, 30 Maret 2015
Kunci Kesuksesan dan Kejayaan (1)
Labels:
NEWS & EDUCATIONS
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Jumat, 27 Maret 2015
Peranan Agama Terhadap Pembangunan Ekonomi
Ada pelajaran berharga yang tercecer yang belum sempat saya
tuliskan dari pertemuan singkat dengan Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. satu bulan
yang lalu.
Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang memiliki
tradisi pendidikan ketat, sejak kecil beliau memprioritaskan belajar di atas
kesibukan lain. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, orang tua Lincolin,
Mohammad Arsjad Siradj, selalu mengingatkannya untuk belajar, belajar, dan
belajar.
Kepada anak-anaknya, M. Arsjad Siradj yang pernah menjadi
anggota DPRD Bandar Lampung dari Parmusi itu menuturkan sebagai orang tua ia
tidak meninggalkan warisan harta benda berlimpah. "Bapak selalu berpesan
agar kami belajar sungguh-sungguh. Kalau warisan harta benda bisa habis dalam
waktu sebentar, tetapi warisan yang tidak pernah habis adalah pendidikan yang
baik," kata Lincolin.
Kebanyakan kita sudah tahu bahwa Sumber Daya Alam (SDA),
Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi adalah bahan baku dalam mendorong
pembangunan ekonomi. Tapi dalam bidang teori ekonomi kelembagaan baru di Eropa.
Ada faktor lain yang berpengaruh : Institusi (lembaga) paling tidak mencakup :
Pertama, Aturan main (Rule Model), Kedua, Organisasi atau yang melaksanakan
aturan main (Player).
Aturan main secara formal
dilaksanakan oleh Pemerintah dan secara informal sesuatu yang sering
disebut sistem nilai, budaya, sosial dan agama.
Lalu bagaimana pengaruh agama terhadap pembangunan ekonomi?
Prof. Arsyad memaparkan hasil studi dari Robert Barro yang
merupakan Guru Besar Harvard University. Orang beragama dan beribadah dengan
baik pasti menghasilkan buah. Buahnya ada 4 (empat):
Labels:
EVENT & ACTIVITY
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Selasa, 24 Maret 2015
Cinta dan Benci
Ketika SMA
dulu saya memiliki teman yang sangat benci dengan kakak tingkatnya, selalu
mengejek dan mencemooh kakak tingkatnya ketika berkumpul dengan teman-temannya.
Tetapi tidak lama setelah tamat SMA orang yang dibenci ternyata menjadi kekasih
(baca: suami). Begitulah rasa yang cepat berubah.
Cinta dan
benci adalah naluri bawaan manusia. Tidak heran jika agama memberikan petunjuk
menyangkut hal tersebut sebagaimana petunjuknya menyangkut potensi-potensi
manusia yang lain.
Sahabat
setiap kita memiliki kalbu, yang dalam bahasa aslinya berarti “bolak balik”.
Hati manusia dinamai kalbu karena ia sering berubah-ubah, sekali kiri dan
sekali ke kanan. Apabila ia tidak memiliki pegangan hidup dan tolak ukur yang
pasti.
Cinta dan
benci mengisi waktu setiap manusia, sedangkan waktu terus berlalu. Karenaya,
cinta dan benci pun dapat berlalu. jika manusia menjadikan puncak kecintaannya
kepada manusia maka kita tentu akan menjadi rapuh karena hatinya akan sering
berbolak balik, dan keberadaannya di dunia pun sementara. Tidak heran jika
seseorang ditinggalkan pasangannya (sumai atau istri) kemudian dia merasa
hampa. Demikianlah cinta sering mempermainkan manusia.
Cinta dan
persahabatan anak muda menurut para pakar didorong oleh usaha memperoleh
kelezatan. Karenanya ia serba cepat, yaitu cepat terjalin dan cepat pula putus.
oleh karena itu, daripada sering sakit hati, lebih baik putusin saja, tidak
pacaran jauh lebih baik dan menentramkan dan kita bisa memberikan banyak cinta
kepada orang lain. Sedangkan cinta dan persahabatan orang dewasa adalah demi
memperoleh manfaat, dan ini pun beragam sehingga ia pun bersifat sementara.
Oleh karena itu, “Perjalanan yang paling panjang adalah perjalanan mencari
sahabat”.
Labels:
OASE IMAN
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Senin, 23 Maret 2015
Memahami Orang Lain
Memahami
orang lain adalah ilmu yang dibutuhkan oleh semua orang, apapun profesi dan
pekerjaannya. Sebaik apapun hubungan seseorang dengan Sang Penciptanya, tapi
jika bermasalah dengan manusia pasti tidak akan nyaman dan mendatangkan
kegelisahan. Karena sesungguhnya hasil yang kita capai hingga hari ini, adalah
Berkat Rahmat Alloh swt melalui tangan orang lain. Karena sehebat apapun kita,
kita tetap membutuhkan pertolongan orang lain.
Saya
bersyukur sekali kepada Alloh Swt atas nikmat ilmu dan beramal sholeh, banyak
orang yang memiliki ilmu tetapi tidak memiliki keinginan dan tempat untuk
beramal, ada juga yang selalu beramal tetapi tidak sempat untuk belajar. Oleh karena
itu, kegagalan itu terjadi jika seseorang selalu belajar tetapi tidak bertindak
dan bertindak tanpa belajar. dan islam sangat menjunjung tinggi orang yang
beriman, berilmu, dan beramal sholeh.
Sabtu dan
minggu kemarin saya menemani tamu dari jakarta untuk melakukan kunjungan kerja
di Bengkulu, dan beberapa kota di sekitarnya. salah satu misinya adalah
sosialisasi program.
Pelajaran
penting, yang saya dapatkan dari tantangan organisasi yang sering saya
bicarakan, Alhamdulillah sudah memiliki titik terang. Kesulitan itu bagi saya
menarik dan unik. Saya selalu menyambutnya dengan gembira, karena saya pasti
akan mempelajari hal baru dan menemukan pendekatan baru dalam berhubungan
dengan manusia.
Setelah kita
sebelumnya membahas tentang pentingnya integritas (bagi yang belum baca baca disini), salah satu Ciri Pertama seorang pemimpin yang baik, adalah suka membangun
jaringan atau relasi. Alhamdulillah sejak mahasiswa pengalaman berorganisasi
mengajarkan saya banyak hal tentang cara menjalin hubungan dengan orang lain. Dari
berbagai latar belakang suku, ras, warna kulit, status sosial, dan agama.
Tidak
jarang sebagian sahabat selalu bertanya, “Rio Kenapa kamu selalu terlihat ceria
dan periang?”
Saya memandangnya
sambil tersenyum, lalu saya jawab “Karena saya tidak fokus dengan diri saya,
setiap pertemuan dengan orang lain, baik dalam rapat, sahabat, pekerjaan, saya
selalu berusaha untuk memahami orang lain. Saya fokus untuk memberikan yang
terbaik bagi orang lain, memberikan pelayanan, ilmu, waktu, tenaga, keceriaan,
dan rezeki”
Kemampuan
memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan orang adalah ilmu yang sangat
berharga dalam hidup saya yang sering berinteraksi dengan orang banyak. Pagi ini
saya ingin berbagi kepada Anda, beberapa pelajaran penting, apakah saat ini Anda bekejer dengan orang
lain, atau sedang memimpin sebuah organisasi, sadari bahwa semua orang, baik pemimpin maupun
anak buah, memiliki hal-hal sebagai berikut :
1. Setiap manusia butuh penghargaan. Mereka suka
merasa diri mereka istimewa, jadi haragai mereka dengan tulus. Tantangan
membangun integritas di beberapa kasus yang saya lihat, anggota atau pemimpin
menjadi apatis, jika mereka tidak diberi penghargaan atas apa yang mereka
lakukan.
Labels:
LEADERSHIP & IMPACT
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Sabtu, 21 Maret 2015
Membangun Integritas
Beberapa minggu ini saya banyak belajar tentang pentingnya integritas. Dalam
beberapa kunjungan kerja ke Yayasan dan organisasi, saya melihat integritas
memiliki peranan penting dalam membangun kepercayaan dan kesolidan tim. Permasalannya,
apa integritas itu? Mengapa integritas itu penting? Bagaimana membangunnya? Inilah
yang akan kita bahas.
Beberapa waktu yang lalu, kita sudah membahas bahwa jatuh bangunnya suatu
organisasi karena kepemimpinan, dan jatuh bangunnya kepemimpinan karena
komunikasi. Kejatuhan keduanya, dapat saya simpulkan karena kita tidak memiliki
integritas.
Apa itu integritas?
Integritas adalah suatu bentuk kejujuran yang diimplementasikan secara nyata
dalam tindakan sehari-hari. Nilai-nilai integritas sangat penting untuk
diterapkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan, agar semua orang di
dalamnya biasa saling percaya dan pada akhirnya biasa lebih cepat untuk
mencapai tujuan bersama. Jika nilai-nilai integritas tidak dijalankan, maka
kerja sama tim yang dilakukan akan menjadi lebih sulit akibat tidak
terbangunnya kepercayaan yang komprehensif di antara mereka.
Labels:
LEADERSHIP & IMPACT
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Kamis, 19 Maret 2015
Lelaki Shalih Belum Tentu Menjadi Suami Shalih
Seorang wanita pastinya mengharapkan seorang lelaki shalih untuk menjadi suaminya. Hal ini tentu baik. Namun, ketika dia sudah mendapatkan seorang suami, apakah masih pantas dia membayangkan lelaki lain untuk menjadi suaminya, meski dengan alasan lelaki lain itu – menurut pandangan pribadinya – lebih baik dari suaminya? Kita khawatir perasaan seperti ini akan menjadikan seseorang tidak mengalah pada takdirnya, setelah sebelumnya dia sudah berikhtiar.
Saya ingin menuliskan inti jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut di sini, untuk berbagi dengan yang lain. Semoga bermanfaat :
Nabi Muhammad, dalam hidupnya, juga sering menjadi tukang jodoh. Banyak riwayat yang menjelaskan hal itu, misalnya kisah perjodohan Julaibib dan lainnya. Nah, setelah mengamati apa yang dilakukan Nabi, berikut keterangan-keterangan dalam agama, kita sampai pada satu kesimpulan, ternyata dalam penilaian Nabi, lelaki shalih itu belum tentu menjadi suami shalih. Dengan ujaran lain, tidak semua lelaki baik, dapat menjadi suami yang baik!
Suami shalih, maknanya lebih luas dari pada lelaki shalih. Lelaki shalih adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah baik lahir maupun batin. Misalnya, ia selalu berjama’ah di masjid, perilaku dan tutur katanya islami, meninggalkan hal-hal yang haram. Namun, dalam memberikan penilaian tentang siapa lelaki shalih itu, yang bisa kita lakukan hanya dari sisi lahiriahnya.
Secara lahiriah seseorang dapat dinilai sebagai orang beragama. Namun bisa saja dia ternyata tipe orang yang mudah marah, sering menghina dan merendahkan orang, ucapannya pahit, dan sebagainya. Hal ini tentu dapat menganggu ketenangan dan kebahagiaan rumah tangga.
Saya tandaskan, seseorang kelihatannya beragama dan berakhlaq baik. Namun ia memiliki beberapa sifat yang tidak cocok bagimu. Sebaliknya, justru ia cocok untuk orang lain, bukan untukmu.
Misalnya, lelaki itu bawaannya serius, sangat pendiam, melankonis, sulit tertawa, memiliki pergaulan sosial terbatas. Sedang Anda memiliki karakter sebaliknya: seorang sosialita, aktifis muslimah yang senang bergaul dengan yang lain, suka humor, dan sebagainya.
Saya tidak mengatakan sifat lelaki tersebut jelek. Namun sifat itu bagi Anda yang memiliki sifat yang saya contohkan tadi, bisa membuat Anda kurang nyaman dalam mengarungi rumah tangga.
Karena itulah, Nabi mengatakan (yang artinya): “Jika datang padamu lelaki yang kau ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tak kau lakukan, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang panjang.” (HR Turmudzi dan Ibnu Majah)
Perhatikan, Nabi tidak mengatakan “Jika datang padamu lelaki beragama dan akhlaknya baik”. Namun Nabi mengatakan, “Jika datang padamu lelaki yang kau ridhai agama dan perangainya”.
Apa bedanya?
Saya ingin menuliskan inti jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut di sini, untuk berbagi dengan yang lain. Semoga bermanfaat :
Nabi Muhammad, dalam hidupnya, juga sering menjadi tukang jodoh. Banyak riwayat yang menjelaskan hal itu, misalnya kisah perjodohan Julaibib dan lainnya. Nah, setelah mengamati apa yang dilakukan Nabi, berikut keterangan-keterangan dalam agama, kita sampai pada satu kesimpulan, ternyata dalam penilaian Nabi, lelaki shalih itu belum tentu menjadi suami shalih. Dengan ujaran lain, tidak semua lelaki baik, dapat menjadi suami yang baik!
Suami shalih, maknanya lebih luas dari pada lelaki shalih. Lelaki shalih adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah baik lahir maupun batin. Misalnya, ia selalu berjama’ah di masjid, perilaku dan tutur katanya islami, meninggalkan hal-hal yang haram. Namun, dalam memberikan penilaian tentang siapa lelaki shalih itu, yang bisa kita lakukan hanya dari sisi lahiriahnya.
Secara lahiriah seseorang dapat dinilai sebagai orang beragama. Namun bisa saja dia ternyata tipe orang yang mudah marah, sering menghina dan merendahkan orang, ucapannya pahit, dan sebagainya. Hal ini tentu dapat menganggu ketenangan dan kebahagiaan rumah tangga.
Saya tandaskan, seseorang kelihatannya beragama dan berakhlaq baik. Namun ia memiliki beberapa sifat yang tidak cocok bagimu. Sebaliknya, justru ia cocok untuk orang lain, bukan untukmu.
Misalnya, lelaki itu bawaannya serius, sangat pendiam, melankonis, sulit tertawa, memiliki pergaulan sosial terbatas. Sedang Anda memiliki karakter sebaliknya: seorang sosialita, aktifis muslimah yang senang bergaul dengan yang lain, suka humor, dan sebagainya.
Saya tidak mengatakan sifat lelaki tersebut jelek. Namun sifat itu bagi Anda yang memiliki sifat yang saya contohkan tadi, bisa membuat Anda kurang nyaman dalam mengarungi rumah tangga.
Karena itulah, Nabi mengatakan (yang artinya): “Jika datang padamu lelaki yang kau ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tak kau lakukan, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang panjang.” (HR Turmudzi dan Ibnu Majah)
Perhatikan, Nabi tidak mengatakan “Jika datang padamu lelaki beragama dan akhlaknya baik”. Namun Nabi mengatakan, “Jika datang padamu lelaki yang kau ridhai agama dan perangainya”.
Apa bedanya?
Labels:
LOVE FAMILY & RELATIONSHIPS
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Rabu, 18 Maret 2015
Umur dan Waktu
Alangkah cepatnya perputaran waktu, pergantian detik demi
detik, menjadi menit, jam, hari dan minggu, bulan dan tahun menandai
bertambahnya (bagi sebagian orang), tetapi pada hakikatnya lebih tepat
berkurang usia seseorang.
Setiap kali bangun dari tidur saya selalu merenungi “Tidak
terbit fajar suatu hari kecuali dia berseru, ‘Aku waktu, aku ciptaan baru untuk
menjadi sakasi usahamu. Gunakan aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai
hari kiamat”
Setiap hari hendaknya kita bertanya, “kemana kita akan
digiring oleh pergantian siang dan malam itu? Alangkah meruginya manusia yang
tidak menyadari tujuan kehadirannya hingga nanti di batas waktu, dia lupa
membawa bekal kepulangannya karena asyik bermain.
Al-Qur’an pun berpesan tentang hal ini “Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah disiapkan untuk hari esok (Q.S. Al-Hasyr: 18). Ayat ini menuntun,
sekaligus menuntut orang beriman untuk memiliki visi jauh ke depan, bukan hanya
terbatas pada kehidupan kita saat ini, tapi hari esok dan di akhirat nanti.
Alangkah banyak gambaran bagaimana penggunaan waktu bagi
orang yang tidak beriman, perjalanan hidupnya di dunia ini, tidak lain
melakukan aktivitas yang melalaikan, permainan tanpa tujuan, berhias dan
bersolek , menumpuk-numpuk harta dan memperbanyak anak dengan tujuan untuk
menjadi kebangga-banggaan.
Dalam perjalanan kehidupan saya, ada pelajaran penting yang
selalu saya sampaikan kepada peserta seminar dan pelatihan, bahwa cara paling
baik untuk melipat waktu adalah dengan belajar melalui pengalaman orang lain.
Sahabat kita tidak akan pernah menguasai waktu dengan
efektif jika strategi utama kita untuk mempelajari dan menguasai dunia kita
didasarkan pada coba-coba. Itulah nasehat guru saya yang sangat berkesan. Kita membutuhka
waktu yang lama dan panjang jika harus terus mencoba-coba.
Labels:
OASE IMAN
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Selasa, 17 Maret 2015
Mendesain Impian
Tidak ada yang lebih celaka daripada kehilangan tujuan, Maka
hilang pula semangat, alasan dan juga harapan. Begitu pentingnya tujuan,
sampai-sampai jika kita ingin naik angkot, taksi, pesawat, pasti di tanya
tujuannya kemana ? Orang yang tidak memiliki tujuan tentu akan banyak
menghabiskan waktu di dunia yang hanya sementara.
Kita semua pasti memiliki impian. Saya yakin bahwa jauh di
dalam lubuk hati kita, kita memiliki potensi dan anugrah yang sangat spesial
yang telah diberikan Sang Pencipta. Kita dapat menciptakan sebuah perubahan,
baik perubahan bagi diri sendiri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan
agama.
Saya juga meyakini bahwa kita menginginkan dan dapat
menyentuh orang lain dengan cara spesial. Apakah Dengan jalan menjadi seorang penulis,
pengusaha, motivator, Ustadz, Guru, seorang ibu atau ayah, pelajar atau mahasiswa yang
berprestasi. Buktinya Anda membaca tulisan ini, tentulah Anda ingin menjadi
pribadi yang lebih baik dari ke hari dengan memperbaharui cara pandang Anda
terhadap kehidupan sehingga dapat menjadikan dunia ini sebagai tempat yang
lebih baik.
Labels:
MOTIVATION
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Senin, 16 Maret 2015
Hoegeng Iman Santoso : Model Pemimpin Berkarakter
Belakangan ini beberapa media terus menyajikan kisruh perpolitikan yang tidak kunjung usai. Di tengah semangat membangun bangsa yang mandiri dan sejahtera, kita dihadapkan dengan kondisi internal yang saling bertikai. Sebut saja, kasus POLRI Vs KPK.
Oleh karena itu, saya berusaha menyajikan kisah salah satu tokoh yang bisa dijadikan teladan dalam menegakkan kebenaran, memiliki karakter yang kuat, berani bicara lantang, tak takut aral menghadang yang datang menerjang. Ia adalah sosok Hoegeng Iman Santoso.
Sosok Hoegeng telah banyak ditulis. Tetapi agaknya tidak pernah kita pernah merasa jemu mengikuti perjalanan sang legendaris ini. Saat Gus Dur menjadi Presiden RI, dia berkata : “Hanya dua orang polisi yang tidak bisa disogok. Polisi tidur dan Hoegeng”.
Ketika kelompok petisi 50 mengadakan rapat di kediaman Ali Sadikin, yang empunya rumah terkaget-kaget karena tidak jarang Hoegeng hanya naik bajaj. Yang bahkan untuk membayar PBB pun, Ali Sadikin ketika menjabat Gubernur DKI pernah membantu melunasinya.
Oleh karena itu, saya berusaha menyajikan kisah salah satu tokoh yang bisa dijadikan teladan dalam menegakkan kebenaran, memiliki karakter yang kuat, berani bicara lantang, tak takut aral menghadang yang datang menerjang. Ia adalah sosok Hoegeng Iman Santoso.
Sosok Hoegeng telah banyak ditulis. Tetapi agaknya tidak pernah kita pernah merasa jemu mengikuti perjalanan sang legendaris ini. Saat Gus Dur menjadi Presiden RI, dia berkata : “Hanya dua orang polisi yang tidak bisa disogok. Polisi tidur dan Hoegeng”.
Ketika kelompok petisi 50 mengadakan rapat di kediaman Ali Sadikin, yang empunya rumah terkaget-kaget karena tidak jarang Hoegeng hanya naik bajaj. Yang bahkan untuk membayar PBB pun, Ali Sadikin ketika menjabat Gubernur DKI pernah membantu melunasinya.
Mengapa Hoegeng teguh pada pendirian untuk bersih, tidak korup, tidak takut dan terbuka? “Yang penting dalam kehidupan manusia adalah kehormatan. Jangan merusak nama baik dengan perbuatan yang mencemarkan”, kata bapaknya yang sampai akhir hayatnya tidak mempunyai tanah dan rumah pribadi. Bagaimana kata-kata itu tidak berpengaruh karena bapaknya juga seorang pejabat. Bukan pejabatnya yang menjadi soal. Tetapi kekuasaan yang dipegang bapaknya tidak membuat lupa diri. Ayah Hoegeng adalah Sukario Hatmodjo, pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan di Pekalongan.
Ketika ditugasi ke Kepala Bareskrim Sumatera Utara (Sumut) sikap Hoegeng memperlihatkan sosok dirinya. Ketika itu, Sumut terkenal dengan mafianya. Di hari pertama kedatangannya, Hoegeng disambut cara khas mafia. Rumah pribadi dengan perlengkapan serta mobil telah disediakan cukong-cukong perjudian. Hoegeng menolak dengan cara tinggal di hotel sebelum dapat rumah dinas.
Namanya Mafia tidak boleh mati angin. Saat rumah dinas tersedia, sebelum Hoegeng datang, rumah itu telah dipenuhi oleh perabotan. Hoegeng memberi ultimatum agar barang-barang itu ambil kembali. Karena tidak digubris, akhirnya perabotan itu dikeluarkan dan diletakkan di tepi jalan.
Kisah-kisah yang menyentuh dan menggetarkan hati ini beberapa saya dikutip dari memoar Hoegeng, Polisi antara Idaman dan Kenyataan, karangan Ramadhan KH.
Labels:
LEADERSHIP & IMPACT
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Minggu, 15 Maret 2015
Selayang Pandang "Dai Muda Muhammadiyah"
Tim 8 Dai Muda Muhammadiyah |
Labels:
EVENT & ACTIVITY
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Sabtu, 14 Maret 2015
Seorang Muslim dengan Keluarga dan Kerabat
Apakah Anda pernah merasakan kegelisahan? Tidak fokus
melakukan pekerjaan? Tidak mendapatkan ketenangan dalam kehidupan? Atau doa-doa
Anda hingga hari ini mungkin belum banyak diijabah oleh Alloh swt?
Saya sering kedatangan beberapa pelajar, mahasiswa, bahkan ibu-ibu
yang meminta sharing tentang perasaan yang mereka rasakan, baik masalah kuliah,
kerja, hubungan baik dengan temannya, hubungan antar keluarga, baik secara langsung maupun melalui media
sosial.
Melalui petunjuk-Nya dan Petunjuk Rosul-Nya, saya
selalu menebak setiap orang yang bermasalah di sebabkan dua hal: Pertama,
Hubungannya yang tidak harmonis dengan Robbnya (Alloh), Kedua, dia pasti punya
masalah dengan kedua orang tuanya.
Mayoritas menjawab “Ya” sumber masalah terletak dari
hubungan yang kurang harmonis kepada Alloh (hablumminaulloh) dan Orang Tua atau kerabat (Hablumminannas).
Saya sering bertemu dengan orang yang tampaknya sholeh tetapi sebenarnya memiliki permasalahan, kegundahan, dan kegelisahan yang akut. Mungkin disebabkan hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga.
Setiap manusia yang memiliki dua permasalahan di
atas, walaupun telah meraih kesuksesan yang berlimpah, selalu dihinggapi
kegelisahan dalam hidup.
Tapi kali ini kita akan sedikit membahas tentang
bagaimana sikap seorang muslim dengan keluarga dan kerabatnya.
Islam menghorati sanak kerabat dengan penghormatan
yang belum pernah dikenal dalam sejarah kemanusiaan pada agama-agama lain dan
ajaran lain. Islam mewasiatkan dengan menghormati sanak kerabat, menganjurkan
untuk menyambungnya, dan mengancam yang memutuskan hubungannya.
Barangsiapa yang bertakwa kepada Tuhannya, dan menyambung hubungan
keluarganya, maka ia dipanjangkan umurnya, banyak hartanya, dan dicintai
keluaeganya" (HR. Bukhori)
Silaturahmi menjadi keberkahan bagi pelakunya dalam rezeki dan umurnya,
rahmat Alloh yang memenuhinya di dunia dan akhiratnya, menarik kecintaan
manusia kepadanya, dan pujian kepadanya.
Labels:
LOVE FAMILY & RELATIONSHIPS
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Jumat, 13 Maret 2015
Nikmat Persahabatan
Tidak
terhitung lagi berapa banyak nikmat yang telah Sang Pencipta berikan kepada
kita. Nikmat waktu, nikmat sehat, nikmat iman, nikmat penyesalan. Yang tidak
kalah pentingnya adalah nikmat persahabatan.
Salah satu
sahabat saya pernah berkata, menurutnya salah satu nikmat adalah nikmat
berkumpul. Jika dilengkpai bagi saya Salah satu kenikmatan hidup adalah
berkumpul dengan sahabat yang baik. Mereka menjadi pengingat saat kita lupa dan
menjadi penyemangat saat kita berkarya. Selain itu, sahabat yang baik kelak
bisa menyelamatkan kita dari siksa api neraka.
Salah
seorang sahabat saya mengiksahkan kisah yang menarik tentang sepenggal kisah
tentang persauadaraan.
Umar Bin
Khattab pernah berkata: Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini,
kecuali karena tiga hal: keindahan berdakwah dan berjihad di jalan-Nya.
Repotnya bangun dan berdiri untuk Qiyamul lail. Dan indahnya bertemu dengan
sahabat-sahabat seiman.
Mungkin
kisah berikut ini mampu mengawal perasaan kita. betapa ukhuwah itu merupakan
penanda iman kita.
Labels:
OASE IMAN
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Kamis, 12 Maret 2015
Belajar Memaafkan
Beberapa malam yang
lalu, saya sangat dikagetkan dengan salah satu sikap dalam sebuah forum. Beliau
bukanlah orang yang asing bagi saya, tapi tiba-tiba dalam agenda rapat, beliau
menaikkan nada suaranya, bangun dari tempat duduknya, lalu menarik tangan salah
satu peserta forum.
Tentu kejadian itu
memecah suasana yang awalnya khidmat dan tenang. Tetapi, saya berusaha
menenangnya, mungkin kekesalan yang beliau tumpahkan malam itu karena kemarahan
yang telah terpendam begitu lama.
Saya bertanya dalam
hati, sekelas ustadz besar seperti itu saja tidak bisa mengendalikan diri,
padahal anak SD bahkan TK tidak sedikit yang tahu La Taghdob walakal Jannah
(Jangan marah, bagimu surga).
Kebanyakan manusia (khususnya umat muslim)
menilai agama dari seberapa sering orang melakukan ritual seperti sholat dll.
Agama bukanlah sekedar ibadah ritual; banyaknya hafalan, hitamnya jidat,
panjangnya jenggot, lebarnya kerudung.
Agama itu ada di dalam hati, melebur hingga
menjadi satu kesatuan dalam diri manusia. Menjadi cara berpikir, cara
berbicara, cara berperilaku, semuanya termanifestasi menjadi perilaku
keseharian.
Labels:
OASE IMAN
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Rabu, 11 Maret 2015
Rubrik Baru : Pendidikan Pra Nikah
Ada sebuah keterpanggilan dalam jiwa saya untuk sedikit memberikan warna
baru dalam tulisan saya. Mengingat banyaknya sahabat dan melihat fenomena
kegalauan yang sedang menginggapi para pemuda dan pemudi yang sedang jatuh
cinta. Oleh karena itu, semoga usaha ini bisa sedikit mengobati dan membekali ilmu kita sebelum berumah tangga.
Saya bukanlah orang yang ahli agama, tapi berusaha sekuat tenaga, jiwa dan
raga saya untuk menolong agama-Nya, semoga Alloh menolong dan meneguhkan
orang-orang yang menolong agamanya. Bersabarlah menanti janji-Nya.
Pertemuan saya dengan sahabat lama saya beberapa bulan yang lalu, memberikan
bahan renungan kepada saya, bagaimana mungkin orang yang awalnya sholeh
tiba-tiba berubah arah? (Baca Kisahnya di sini) Oleh karena itu, dengan ilmu yang saya pelajari dari
beberapa guru saya, buku bacaan dan hasil sering di beberapa media sosial : WA,
BBM, Blogger, dll, saya akan mencoba membuat rubrik baru. Tentang Keluarga dan Pendidikan
Pra Nikah.
Saya meminta maaf kepada sahabat saya yang selama ini telah lama hilang
kontak, sehingga tidak mengetahui perkembangan, kabar, suka dan duka yang
kalian jalani di sudut dunia, bumi Alloh yang luas ini. Semoga Alloh swt
memudahkan urusan kalian dan mengabulkan hajat baik kalian. Jika ada yang
membaca tulisan ini, saya sangat bahagia jika kita saling bertukar kabar dan
cerita. Begitu juga dengan pembaca setia Always Positif and Be Happy
Mengingat saya sendiri mulai dari sekarang harus mendesain masa depan lebih
serius, dan mempersiapkan ilmunya sebelum beramal menuju bahtera rumah tangga.
Selain itu, dalam rangka mewujudkan tatanan dunia baru, baik dalam skala
global maupun lokal, kita harus memulainya dari diri sendiri, berlanjut kepada
pembentukan rumah tangga yang islami, lalu membangun masyarakat, kota, bangsa
dan negara.
seseorang yang mencintai ingin selalu memberikan surga kepada orang yang
dicintai. Tentu saja surga dalam arti sebenarnya, bahwa cita keduanya adalah
kehidupan setelah mati.
Labels:
LOVE FAMILY & RELATIONSHIPS
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Memilih Pasangan Hidup
Suatu waktu, ada
seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri yang
keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah
yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik
buat istri keempatnya ini.
Pedagang itu
juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan
selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun,
ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.
Begitu juga
dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar
dan pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta
pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan
mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.
Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia
adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan
keluarga ini. Dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang
suami. Akan tetapi, sang pedagang tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri
pertama ini begitu sayang padanya, namun pedagang ini tak begitu
mempedulikannya.
Labels:
OASE IMAN
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Selasa, 10 Maret 2015
Lelah yang dicintai Sang Pencipta
Satu minggu yang lalu,
hari yang cukup melelahkan bagi saya. Setelah pulang dari Regional Meeting
Se-Sumatera di Kota Bandar Lampung, saya harus mempersiapkan persentasi
pelatihan, rapat dengan pimpinan wilayah sebuah ormas, mengurus kakak yang
sakit, menyelesaikan tugas mandat dari orang tua, mendidik anak-anak di sekitar
rumah, mengelar rapat persiapan terjun ke daerah-daerah bersama Dai Muda
Muhammadiyah (DMM) lalu di sela rapat saya izin karena harus membina generasi muda
yang ingin belajar. Nyaris mulai pukul 09.00-23.00 WIB berusaha saya
optimalkan.
Malam itu, saya sangat
bahagia karena bisa bertemu dengan generasi muda yang memiliki tekad dan
semangat yang luar biasa untuk tetap belajar di tengah kesibukan mereka.
Sebagai anggota
keluarga, tentu saya memiliki peran untuk berbagi dengan keluarga, menelpon
orang tua, berkunjung, mengecek kondisi kakak saya yang sedang dalam perawatan.
Membantu pekerjaan yang telah dimandatariskan orang tua kepada saya.
Di tengah-tengah masyarakat,
tidak lupa sebelum keberangkatan ke luar kota, saya diminta mengisi Khutbah di
Perumahan tempat saya tinggal, membina anak-anak dan remaja, dilanjutkan
pembinaan Pemuda dan Mahasiswa Beberapa Kampus di Kota Bengkulu. Besoknya saya
dan tim DMM melakukan perjalanan yang cukup jauh ke Mukomuko, salah satu
kabupaten di Kota Bengkulu.
Perjalanan ke Mukomuko
Kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 10 Jam Perjalanan. Tapi, semua yang
saya lalui sangat membahagiakan, lelah memang, tapi nikmat karena tiada daya
dan upaya kecuali curahan rahmat dari Alloh swt dan tidak lupa dalam setiap
aktivitas saya, beberapa saat sebelum saya melakukan kegiatan di luar kota,
mengambil keputusan strategis dalam hidup, saya berkonsultasi, meminta izin dan
restu dari orang tua (khususnya Ibu). Ridho Alloh dan Orang tua cukup sebagai
sumber kebahagian dan cara untuk memancing rahmat dan kemudahan dalam hidup dari-Nya.
Saya, Anda, dan
tentunya kita semua merasakan lelah yang luar biasa, tapi yakinlah, pastikan
lelahnya kita adalah lelah yang dicintai Sang Pencipta kita, yaitu Alloh swt.
Sahabat jika Anda juga merasakan kelelahan, semoga kelelahan itu adalah kelelahan yang mendatangkan pahala. Ada beberapa lelah yang
dicintai Allah swt:
Pertama, lelah dalam
beribadah, Beribadah adalah sebuah kewajiban. “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS Adz-Dzariyaat [51]: 56). Di saat menunaikan berbagai
ibadah (seperti shalat, puasa, zakat, haji atau yang lain), kita tentu
mendapatkan rasa lelah. Tetapi, berbahagilah, sebab “Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS Al-Ankabuut [29]:
69).
Labels:
OASE IMAN
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Sabtu, 07 Maret 2015
Penghuni Surga
Setiap manusia (yang beriman) pasti mendambakan surga. Ada kisah
menarik yang masih saya ingat dan pernah saya baca tentang penghuni surga. Semoga
kita bisa meneladaninya, Begini ceritanya:
Suatu ketika Nabi Muhammad saw. Duduk di masjid dan
berbincang-bincang dengan sehabatnya. Tiba-tiba beliau bersabda: “sebentar lagi
seseorang penghuni surga akan masuk kemari.” Semua mata tertuju ke pintu masjid
dan pikiran para hadirin membayangkan seseorang yang luar biasa. “Penghuni
surga, penghuni surga,” demikian gumam mereka.
Beberapa saat kemudian masuklah seorang dengan air wudhu
yang membasahi wajahnya dan dengan tangan menjinjing sepasang alas kaki. Apa gerangan
keistimewaan orang itu sehingga mendapat jaminan surga? Tidak seorang pun yang
berani bertanya walau seluruh hadirin merindukan jawabannya.
Keesokan harinya peristiwa di atas terulang kembali. Ucapan Nabi
dan “si penghuni” surga dengan keadaan yang sama semuanya terulang, bahkan pada
hari ketiga pun terjadi hal yang demikian.
Abdullah Ibnu ‘Amr tidak tahan lagi, meskipun ia tidak
berani bertanya dan khawatir jangan sampai ia mendapat jawaban yang tidak
memuaskannya. Maka timbullah sesuatu dalam benaknya. Dia mendatangi si penghuni
surga sambil berkata: “Saudara, telah terjadi kesalahpahaman antara aku dan
orangtuaku, dapatkan aku menumpang di rumah Anda selama tiga hari?”
Labels:
WISDOM & STORY
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Jumat, 06 Maret 2015
Berpikir Positif
Sesungguhnya Allah berkata:
"Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia
memohon kepada-Ku" (HR.Muslim)
Menurut para pakar
pengembangan pribadi, “You are what you think”. Mungkin ungkapan ini sangat
populer di telinga dan pikiran sahabat untuk menjelaskan bahwa diri kita
terganntung pikiran kita. seandainya pikiran kita negatif, maka kita akan
menjadi pribadi yang negatif. Sebaliknya, apabila pikiran kita selalu positif,
maka kita pun menjadi individu yang berkepribadian positif.
Ibnu Atha'illah dalam kitab
Hikam mengungkapkan bahwa siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi
Allah, maka lihatlah seberapa tinggi kedudukan Allah dalam hatinya. Demikian
pula, siapa yang ingin mengetahui seberapa dekat Allah dengan dirinya, maka
lihatlah seberapa dekat Allah dengan hatinya.
berdasarkan hadis qudsi yang
diterimanya, Rasulullah SAW memotivasi umatnya agar kita berusaha selalu dekat
dengan Allah SWT, berbaik sangka (husnudzan) dan tidak berburuk sangka
(su'udzhan) kepada-Nya. Karena Allah SWT "berbuat" sesuai prasangka
hamba-Nya. Bila seorang hamba berprasan]gka bahwa Allah itu jauh, maka Allah
pun akan "menjauh", sebaliknya bila ia berprasangka bahwa Allah itu
dekat, maka Allah pun akan "mendekat" kepadanya.
Labels:
MIND & MEANING
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Kamis, 05 Maret 2015
Belajar dari Layang-Layang
Bagaimana kabar sahabat hari ini? semoga selalu dalam
keadaan yang prima untuk beraktivitas. Apapun kondisi kita, yakinlah bahwa
segala sesuatu terjadi atas izin Tuhan. Oleh karena itu, mari kita optimalkan
potensi yang Alloh karuniakan, karena tiada talenta yang diciptakan secara
sia-sia.
Belakangan ini ada yang menarik perhatian saya, di
lingkungan tempat saya tinggal. Hampir disetiap sudut gang anak-anak asyik
bermain layang-layang, tidak sedikit orang tuanya pun ikut bermain.
Ada yang menarik dari permainan ini, saya berpikir alangkah
nikmatnya dulu ketika saya bisa menerbangkan layang-layang ke langit yang biru.
Saya bisa merasakan dari raut wajah mereka bahwa ada kepuasan tersendiri ketika
kita bisa menerbangkan layang-layang.
Tapi pertanyaannya? Kenapa layang-layang bisa terbang?
Layang-layang bisa terbang tinggi karena melawan angin bukan
terbawa angin. Oleh karena itu, jika Anda ingin terbang tinggi, kita jangan sampai
larut dalam masalah, tapi bagaimana kita sekuat tenaga mampu berkembang dalam
tantangan dengan melawan arus. Karena akar keberhasilan adalah kemauan untuk
berubah, berjuang, dan sukses di jalur kita masing-masing.
Labels:
MOTIVATION
Motivator, Penulis, Inspirator, Dosen UM Bengkulu ini memiliki moto hidup Constant And Never-ending Improvment (CANI)
Langganan:
Postingan (Atom)