Kamis, 18 Januari 2018

Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas (3 As)

Setiap manusia tanpa terkecuali terikat pada hukum alam. Tidak peduli, apakah dia seseorang yang percaya pada Tuhan ataupun tidak. Sebagai contoh, setiap manusia pasti terikat hukum gravitasi bumi. Ketika melompat, dia pasti akan jatuh kembali ke bumi. Hukum alam ini bersifat pasti dan teratur serta tidak akan menyimpang sedikit pun. Ia merupakan bentuk kepastuan Tuhan untuk setiap makhluk, sekaligus sistem yang merupakan wujud dari Kemahaadilan-Nya.

     Baca juga: Hukum Kekekalan Energi.

Jika badan kita kurang gerak maka badan kita akan merusak dengan sendirinya. Bergerak dan berkeringat memang diperlukan oleh tubuh. Berdasarkan beberapa jurnal yang saya baca, ternyata peningkatan latihan fisik akan menyebabkan penurunan terhadap risiko penyakit jantung. Di samping itu, latihan fisik secara teratur dan terprogram juga dapat meningkatkan konsumsi oksigen maksimum (VO2Maks). Tentu durasinya harus diperhatikan, agar tidak terlalu overdosis sehingga membawa dampak negatif bagi tubuh.


Setiap pagi, ketika berangkat ke masjid, sekitar pukul 04.00. ada pemandangan menarik, tetangga-tetanga kami (mayoritas orang cina) selalu lari pagi. Tentu kita sebagai muslim, melakukan olahraga setelah sholat, membaca al-Qur’an dan  membaca dzikir pagi.

Banting tulang bekerja mencari nafkah adalah kewajiban. Setiap rupiah datang dari tetesan keringat kita. Makin banyak tetesan keringat makin banyak penghasilan kita. No pain no gain. Itulah kerja keras.

Kesehatan bagi sebagian orang ditempatkan pada prioritas nomor 1, tapi bagi sebagian yang lain mungkin sering diabaikan hingga rumah sakit tidak pernah sepi. Bahkan salah satu teman saya pernah bercerita, ada salah satu rumah sakit di Singapura yang isinya kebanyakan orang indonesia. Mereka memiliki uang banyak, tapi sakit-sakitan.

Sahabat, pernakah anda `merenung tentang kerja keras? Mulai dari tukang parkir, pegawai kantoran,  warung makan di tempat kita dulu bersekolah (SD, SMP, SMA), semuanya kerja keras. Bahkan ada yang dari pukul 02.00 pagi sudah bangun untuk mempersiapkan barang dagangannya, tetapi setelah berpuluh-puluh tahun kehidupan mereka tidak berubah. Kenapa?



Mencari rezeki tentunya ada seni tersendiri. Ada kelompok yang orang yang lebih mudah mencari rezekinya. Karena mereka mengubah minset/ sudut pandangnya. Beda kecerdasan akan beda sudut pandang. Kecerdasan istimewa setiap orang menjadi panduan dalam bekerja. Hasilnya menjadi jauh lebih baik karena keringat plus kecerdasan disinergikan. Inilah kerja cerdas.

Untuk itu kemauan untuk senatiasa memperbaharui sudut pandang, ilmu adalah harga mati bagi orang yang ingin selalu berkembang. Bukankah, membaca adalah perintah Allah yang pertama kali turun? Ketika kita disibukkan oleh rutinitas, maka kemampuan kita semakin meredup. Saat itulah, cepat atau lambat dunia akan terasa keras dan kejam bagi sebagian orang. Sebenarnya ini adalah ayat-ayat Allah. Sunatulloh yang berlaku sepanjang zaman.

Apakah cukup sampai disini? Kita memiliki pendidikan tinggi, S1, S2, S3, bahkan bergelar Guru Besar? Ternyata tidak. Karena pendidikan akademik yang kita jalani memiliki kecenderungan hanya mengasak kecerasan intelektual, logika berpikir. Tapi lemah, dalam membangun kesadaran dan kecerdasan emosi dan spritual.

Hasil penelitian di Forum Harvard Business School yang berjudul Does Sprituality Drive Success? Intinya adalah riset ini menggambarkan para pemimpin dunia membawa nilai-nilai sprituality ke dalam dunia kerja mereka. Ada yang membaca kitab suci, ada berdoa di sela-sela kerja, mereka juga memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan.  Hasil penelitian di Hardvard University Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa faktor pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) hanya berperan 20%, sedangkan 80% ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).


Faktanya, dalam dunia kerja kita akan selalu dihadapkan dengan sikap pimpinan yang kurang menyenangkan hati, rekan kerja yang saling menelikung dan cari muka. Dan aneka gesekan harizontal dengan orang-orang yang berada disekitar kita.

Disinilah tahapan terpenting justru dalam bekerja, kita melibatkan hati yang bersih. Maka hasilnya jauh lebih fantastis. Inilah kerja ikhlas. Karena Allah memberikan lebih banyak rezeki yang tidak disangka-sangka. Ini bukan saya yang jamin loh, tapi Allah langsung yang menjamin melalui firmanNya dalam Al-Qur’an surah At-Talaq ayat 2-3,

“...Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya...”

Maka kesehatan lahir batin itu rumusnya adalah berkeringat-berpikir-berhati bersih. Resep jitu agar hidup kita selalu diliputi kemenangan dan keberkahan, baik di dunia maupun diakhirat. Akhirnya, kita merasa puas dan bahagia.

Selamat menikmati, semoga hari ini indah dan kita semua selalu dalam naungan rahmat dan cinta-Nya.

Foto: Persiapan Seminar Nasional ICT yang diselenggarakan Prodi Bahasa Indonesia SPs UHAMKA.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1439 H
@riosaputranew

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.