Apakah aset perusahaan yang paling
berharga? Menurut Harvard Busniss School, aset perusahaan yang paling berharga
adalah reputasinya. Aset perusahaan yang paling berharga adalah apa yang dikatakan orang-orang tentang
perusahaan itu, serta produk dan jasanya, kepada pelanggan lain dan pelanggan
potensial.
Lebih cepat lebih baik, jika perlu sejak muda. Demikianlah yang dilakukan Nabi Muhammad shalaullohhu ‘alaihi wassalam yang memiliki reputasi yang baik sejak muda. Lahir dalam yatim, karena ditinggal oleh ayahnya sejak rasul dalam kandungan, tetapi tidak menghalanginya memiliki nama yang harum di tengah masyarakat. bahkan diberi gelar Al Amin : orang yang terpercaya.
Baca juga: Reputasimu adalah Pribadimu
Karena teknologi, informasi, dan
selera pelanggan berubah dengan cepat, produk, dan jasa berubah lebih cepat
daripada sebelumnya. Namun, reputasi tidak berubah. Bayangkan perusahaan Apple
dan google. Reputasi mereka sangat baik sehingga mereka menjadi perusahaan
terkemuka dalam produk dan jasa yang mereka tawarkan.
Jadi, apakah aset Anda yang paling
berharga? Aset Anda yang paling berharga adalah reputasi Anda. Yaitu apa yang
dipikirkan dan dikatakan orang lain tentang Anda ketika Anda tidak ada.
Kata-kata yang digunakan orang untuk menggambarkan Anda dan terutama seberapa
baik Anda melakukan pekerjaan Anda.
Kapan
mulai membangun reputasi Anda? Lebih cepat lebih baik, jika perlu sejak muda. Demikianlah yang dilakukan Nabi Muhammad shalaullohhu ‘alaihi wassalam yang memiliki reputasi yang baik sejak muda. Lahir dalam yatim, karena ditinggal oleh ayahnya sejak rasul dalam kandungan, tetapi tidak menghalanginya memiliki nama yang harum di tengah masyarakat. bahkan diberi gelar Al Amin : orang yang terpercaya.
Memang butuh waktu yang lama
membangun reputasi, tapi bisa hancur dalam waktu semalam. Jika sudah hancur
butuh waktu lama lagi untuk menatanya kembali. Saya pernah mendengar keluhan
dari salah seseorang yang saya kenal dekat, memiliki pendidikan yang tinggi,
kedudukan yang terhormat di masyarakat, tetapi bertanya kenapa karirnya sulit
naik. Ternyata dalam riwayat pekerjaannya ia memiliki reputasi yang kurang baik
di tengah rekan kerjanya. Padahal itu terjadi puluhan tahun yang lalu.
Sahabat, bisakah Anda membayangkan
prestasi yang sudah Anda bangun, gelar kehormatan dari kampus, ternyata tidak
mampu menghapus reputasinya buruk di masa lalu. Tiba-tiba, ketika menceritakan
perasaannya. Butir-butir air mulai meluncur dari Bola matanya, langsung
terdiam.
Manusia memang beragam, ada yang
gampang melupakan, mudah memaafkan, dan ada juga yang mendendam hingga sulit
memaafkan. Oleh karena itu, membangun reputasi di hadapan manusia tidak cukup. Karena
kita cenderung digiring membangun topeng untuk tampil baik, dermawan, terlihat
modis, cerdas, dsb.
Membangun reputasi di hadapan manusia
memang baik, tapi lebih baik lagi jika reputasi itu diakui oleh Rabb yang Maha
Melihat dan Maha Mendengar setiap gerak gerik, tatapan mata, bisikan hati,
ayunan langkah dan tangan kita.
Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Hendaklah kalian senantiasa berlaku
jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan
sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa
berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena
sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan
mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk
berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. HR. Muslim
no. 2607)
Apapun yang sudah terjadi di masa
lalu kita itu tidak penting, jika hari ini kita bertekad untuk menjadi pribadi
yang baru, berusaha jujur kepada diri sendiri. Ketika semua kondisi yang kita
hadapi mungkin belum membaik, usaha yang dirintis belum membuahkan hasil, jalan
pintas banyak ditempuh pelajar/ mahasiswa dengan melalui berbagai cara, rekan kerja
yang berusaha menghancurkan nama baik. Yakinlah, reputasi adalah aset yang
berharga.
Tetap positif, tetaplah berlaku
jujur, tetap memperlakukan orang dengan sebaik mungkin, lakukan semuanya karena
Allah yang memerintahkan kita untuk berbuat baik. Kepada siapa pun, etnis apa
pun, apa pun warna kulit mereka, latar belakang pendidikan dan kedudukan
sosialnya.
Suatu saat, jika engkau mendapatkan kesempitan, maka banyak orang yang akan memberikan kesaksian baik, pertolongan. Jika tidak, cukuplah Allah yang membalas kebaikanmu dan sebaik-baik yang memberi balasan di dunia dan di akhirat.
“Character is what God and the angels know of us; reputation is what men and women think of us.”
Suatu saat, jika engkau mendapatkan kesempitan, maka banyak orang yang akan memberikan kesaksian baik, pertolongan. Jika tidak, cukuplah Allah yang membalas kebaikanmu dan sebaik-baik yang memberi balasan di dunia dan di akhirat.
Baca juga: Reputasimu adalah Pribadimu
Jakarta, 17 Rabiul Akhir 1439 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.