Rabu, 03 Januari 2018

Aset Paling Berharga

Apakah aset perusahaan yang paling berharga? Menurut Harvard Busniss School, aset perusahaan yang paling berharga adalah reputasinya. Aset perusahaan yang paling berharga  adalah apa yang dikatakan orang-orang tentang perusahaan itu, serta produk dan jasanya, kepada pelanggan lain dan pelanggan potensial.

Karena teknologi, informasi, dan selera pelanggan berubah dengan cepat, produk, dan jasa berubah lebih cepat daripada sebelumnya. Namun, reputasi tidak berubah. Bayangkan perusahaan Apple dan google. Reputasi mereka sangat baik sehingga mereka menjadi perusahaan terkemuka dalam produk dan jasa yang mereka tawarkan.

Jadi, apakah aset Anda yang paling berharga? Aset Anda yang paling berharga adalah reputasi Anda. Yaitu apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tentang Anda ketika Anda tidak ada. Kata-kata yang digunakan orang untuk menggambarkan Anda dan terutama seberapa baik Anda melakukan pekerjaan Anda.
Kapan mulai membangun reputasi Anda?

Lebih cepat lebih baik, jika perlu sejak muda. Demikianlah yang dilakukan Nabi Muhammad shalaullohhu ‘alaihi wassalam yang memiliki reputasi yang baik sejak muda. Lahir dalam yatim, karena ditinggal oleh ayahnya sejak rasul dalam kandungan, tetapi tidak menghalanginya memiliki nama yang harum di tengah masyarakat. bahkan diberi gelar Al Amin : orang yang terpercaya.

Memang butuh waktu yang lama membangun reputasi, tapi bisa hancur dalam waktu semalam. Jika sudah hancur butuh waktu lama lagi untuk menatanya kembali. Saya pernah mendengar keluhan dari salah seseorang yang saya kenal dekat, memiliki pendidikan yang tinggi, kedudukan yang terhormat di masyarakat, tetapi bertanya kenapa karirnya sulit naik. Ternyata dalam riwayat pekerjaannya ia memiliki reputasi yang kurang baik di tengah rekan kerjanya. Padahal itu terjadi puluhan tahun yang lalu.

Sahabat, bisakah Anda membayangkan prestasi yang sudah Anda bangun, gelar kehormatan dari kampus, ternyata tidak mampu menghapus reputasinya buruk di masa lalu. Tiba-tiba, ketika menceritakan perasaannya. Butir-butir air mulai meluncur dari Bola matanya, langsung terdiam.

Manusia memang beragam, ada yang gampang melupakan, mudah memaafkan, dan ada juga yang mendendam hingga sulit memaafkan. Oleh karena itu, membangun reputasi di hadapan manusia tidak cukup. Karena kita cenderung digiring membangun topeng untuk tampil baik, dermawan, terlihat modis, cerdas, dsb.

Membangun reputasi di hadapan manusia memang baik, tapi lebih baik lagi jika reputasi itu diakui oleh Rabb yang Maha Melihat dan Maha Mendengar setiap gerak gerik, tatapan mata, bisikan hati, ayunan langkah dan tangan kita.

Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. HR. Muslim no. 2607)

Apapun yang sudah terjadi di masa lalu kita itu tidak penting, jika hari ini kita bertekad untuk menjadi pribadi yang baru, berusaha jujur kepada diri sendiri. Ketika semua kondisi yang kita hadapi mungkin belum membaik, usaha yang dirintis belum membuahkan hasil, jalan pintas banyak ditempuh pelajar/ mahasiswa dengan melalui berbagai cara, rekan kerja yang berusaha menghancurkan nama baik. Yakinlah, reputasi adalah aset yang berharga.

Tetap positif, tetaplah berlaku jujur, tetap memperlakukan orang dengan sebaik mungkin, lakukan semuanya karena Allah yang memerintahkan kita untuk berbuat baik. Kepada siapa pun, etnis apa pun, apa pun warna kulit mereka, latar belakang pendidikan dan kedudukan sosialnya. 


“Character is what God and the angels know of us; reputation is what men and women think of us.”

  Suatu saat, jika engkau mendapatkan kesempitan, maka banyak orang yang akan memberikan kesaksian baik, pertolongan. Jika tidak, cukuplah Allah yang membalas kebaikanmu dan sebaik-baik yang memberi balasan di dunia dan di akhirat.

Jakarta, 17 Rabiul Akhir 1439 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.