Hari berganti,
musim berubah, perhitungan matahari dan bulan akan berganti dan bertambah,
begitu juga dengan usia, semakin berkurang. Maka, mari kita merenung sejenak,
apa sebenarnya yang diambil dari usia dan umur.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Bukankah Kaki anak
Adam tidak akan pernah bergeser ketika bangkit menghadap Allah SWT pada hari
kiamat sampai anak Adam ditanya. Semua nikmat Allah akan ditanya, bahkan
sekecil biji sawi pun nikmat itu. Lalu bagaimana kita menggunakan waktu?
‘’Berapa banyak
nikmat Allah? Nikmat Allah tidak dapat dihitung. Tapi, yang jelas, nikmat
pertama yang akan ditanya nanti di hadapan Allah adalah umur, ke mana engkau
habiskan?"
Mungkin sebagian
kita bertanya, mengapa umur yang pertama kali ditanyakan oleh Allah. Mengapa
bukan harta, puasa, anak, dan istri? Sebab
semua itu datang belakangan setelah umur.
Baca juga: Umur dan Waktu
Baca juga: Umur dan Waktu
Imam Al-Ghazali
menasihatkan agar setiap hari kita meluangkan waktu sesaat—misalnya selesai
shalat Subuh—untuk menetapkan syarat-syarat terhadap jiwa (musyârathah).
“Aku tidak
mempunyai barang dagangan kecuali umur. Apabila ia habis, maka habislah modalku
sehingga putuslah harapan untuk berniaga dan mencari keuntungan lagi. Allah
telah memberiku tempo pada hari yang baru ini, memperpanjang usiaku dan memberi
nikmat.”
Allah juga
mengingatkan dalam Al Quran Surat al ‘Ashr 1-3:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Baca juga:Pentingnya Waktu dalam Islam
Semoga semakin hari
kita semakin bijak mempergunakan waktu.
Foto: Kota Bunga
Foto: Kota Bunga
Jakarta, 14 Rabiul
Akhir 1439 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.