Senin, 01 Januari 2018

Kemana Engkau Habiskan?

Hari berganti, musim berubah, perhitungan matahari dan bulan akan berganti dan bertambah, begitu juga dengan usia, semakin berkurang. Maka, mari kita merenung sejenak, apa sebenarnya yang diambil dari usia dan umur.

Bukankah Kaki anak Adam tidak akan pernah bergeser ketika bangkit menghadap Allah SWT pada hari kiamat sampai anak Adam ditanya. Semua nikmat Allah akan ditanya, bahkan sekecil biji sawi pun nikmat itu. Lalu bagaimana kita menggunakan waktu?

‘’Berapa banyak nikmat Allah? Nikmat Allah tidak dapat dihitung. Tapi, yang jelas, nikmat pertama yang akan ditanya nanti di hadapan Allah adalah umur, ke mana engkau habiskan?"

Mungkin sebagian kita bertanya, mengapa umur yang pertama kali ditanyakan oleh Allah. Mengapa bukan harta, puasa, anak, dan istri? Sebab  semua itu datang belakangan setelah umur. 

      Baca juga: Umur dan Waktu

Imam Al-Ghazali menasihatkan agar setiap hari kita meluangkan waktu sesaat—misalnya selesai shalat Subuh—untuk menetapkan syarat-syarat terhadap jiwa (musyârathah).

“Aku tidak mempunyai barang dagangan kecuali umur. Apabila ia habis, maka habislah modalku sehingga putuslah harapan untuk berniaga dan mencari keuntungan lagi. Allah telah memberiku tempo pada hari yang baru ini, memperpanjang usiaku dan memberi nikmat.”

Allah juga mengingatkan dalam Al Quran Surat al ‘Ashr 1-3:

 “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Semoga semakin hari kita semakin bijak mempergunakan waktu.

Foto: Kota Bunga

Jakarta, 14 Rabiul Akhir 1439 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.