Jumat, 29 April 2016

Kita Rindu Ulama yang Mengayomi, Membumi, dan Berani



Kemaren  tepatnya tanggal 20 Rajab 1437/ 28 April 2016 M kita baru kehilangan seorang ulama yang dikenal berani dan tegas dalam berdakwah. Ulama yang bersuara lantang dalam menyampaikan kebenaran. Ia adalah Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA. alumni pascasarjana King Saud Riyadh Saudi Arabia. Beliau termasuk salah seorang murid ulama terkenal yang juga pakar di bidang hadits asal Saudi Abia, yaitu professor M. M. Azami. Semoga Allah menerima semua alam ibadah beliau.
 
Terakhir kali saya menyimak beliau tampil di salah satu Tv swasta tanggal  7 Jumadil Awwal 1437 16 Februari 2016 Pukul 22.48 WIB. Membahas tentang LGBT. Menurut pandangan beliau ada empat hal yang diimpor ke indonesia untuk merusak bangsa yaitu, Narkoba, Terorisme, Konflik, dan LGBT.

Dalam protokol zionisme No.7 kaum zionis akan berupaya untuk menciptakan konflik dan kekacauan di seluruh dunia dengan mengorbankan permusuhan dan pertentangan. Oleh karena itu, mari kita belajar dari sejarah jangan sampai kita bermusuhan antar sesama. Demikian nasehat Alm. Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA 

Hari ini kita melihat bagaimana kita diadu dengan sesama pribumi. Sama halnya belanda dahulu yang memiliki perpanjangan tangan di Indonesia untuk mengurusi kepentinganya di tanah air kita. Contohnya, Anda bisa lihat sendiri perkembangannya di Media masa. 

Di tengah berbagai fitnah yang mendera umat islam. Ingatlah: Islam tidak akan rusak jika difitnah, dihina dan dilecehkan. Tapi Islam akan rusak dengan perilaku umatnya sendiri yang tidak menerapkan kehidupan Islami. Terkhusus karena rusaknya ulama.

Mari memeriksa dari dalam, merenungi salah satu wasiat Imam Ghazali: rusaknya masyarakat atau peradaban karena rusaknya ulama. Kita rindu ulama yang lurus, bersih, berani, besar cintanya kepada umat ini. bukankah saat detik-detik meninggalnya Rosululloh Sholaullohhu ‘Alaihiwassalam meninggal yang diingatnya,”Ummati, Ummati, Ummati..” bukan "famili, famili, famili.".

Kamis, 28 April 2016

Kapan Waktu Terbaik Untuk Memulai?



Barangkali ada sesuatu yang selalu ingin Anda kerjakan. Hasrat untuk mengerjakan sesuatu yang Anda cita-citakan. Mengapa Anda tidak mencoba mengerjakannya sekarang juga? Tidak sedikit orang yang bertanya, kapan waktu terbaik untuk memulai, berhijrah, mewujudkan cita-cita, pekerjaan, proyek? Jawaban terbaik adalah sekarng juga. Hari ini adalah saat paling sempurna untuk memulainya.

Setiap orang memiliki pola kerja yang berbeda. Ada yang ingin selalu sempurna dalam menyelesaikan sesuatu. Ada yang terus menyempurnakan apa yang telah dimulainya. Contohnya lihat saja buku, edisi terbaru, telah disempurnakan. Jika kita selalu menunggu sempurna kapan kita akan sampai ke tujuan?

Rabu, 27 April 2016

Untukmu Pribadi Yang Unik dan Istimewa



Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Sang Pencipta menciptakan manusia dengan potensi yang berbeda-beda dengan tujuan agar kita saling melengkapi. Keunikan itulah sebenarnya yang membuat seseorang menjadi istimewa dan berbeda dari orang lain.

Unik yang saya maksud bukan unik dalam hal negatif, tentu secara fitroh manusia sangat menyukai kebaikan. Namun karena sebab pendidikan, lingkungan, tontonan, saat kita berada di dalam kerumunan, perlahan-lahan keunikan kita masing-masing memudar dan akhirnya lenyap.

Senin, 25 April 2016

Dua Tips Mendeteksi Apakah Seseorang Sedang Bermasalah?


Bagi sebagian orang kesulitan untuk mengetahui orang dekatnya sedang bermasalah atau tidak. Jika kita bertanya kepada seseorang apakah Anda punya masalah cenderung menjawab tidak. Tetapi sikap kita lebih menunjukkan siapa diri kita sebenarnya daripada perkataan yang kita ucapkan.
 
Jangan pernah kita berpikir orang yang bermasalah itu hanya orang dewasa. Faktanya tidak sedikit anak-anak sebenarnya secara psikologis bermasalah tetapi tidak terdeteksi karena kesibukan orang tua. Adakah tips singkat untuk mengetahui seseorang sedang bermasalah atau tidak?

Pertama, sulit merasa bahagia.

Beberapa waktu yang lalu kita sudah sering membahas tentang kebahagian. Sesuatu yang sering dicari banyak orang. Mereka mencari kesana-kemari, pergi menjelajah dunia luar, padalah kebagian sesungguhnya bukanlah terletak di luar diri kita, tapi kebahagian ada di dalam diri kita sendiri.

Jumat, 22 April 2016

Enam Kriteria Orang yang Dimintai Pendapat





Manusia tentu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagian besar kehidupan manusia hasil bantuan dari orang lain. Baju yang kita kenakan, makanan yang kita makan, sendal, kendaraan, rumah, semua yang kita lihat dan kenakan hasil karya orang lain.
 
Kebutuhan kita atas bantuan orang lain, termasuk kebutuhan kita untuk bercerita dan meminta pendapat atas tantangan hidup yang sedang kita hadapi. Tetapi faktanya, banyak yang keliru mendatangi orang yang dimintai pendapat. Akhirnya salah mengambil keputusan, yang berdampak pada tindakan dan hasil yang ingin dicapai. 

Kamis, 21 April 2016

Wahai Orang Pintar, Belajarlah Mendengarkan Orang Lain



Menurut pengamatan saya, maaf mungkin ini bersifat subyektif  karena hanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman bertemu, belajar, dan berkeja dalam sebuah team. Orang yang pintar secara intelektual cenderung susah untuk mendengar. Inilah salah satu alasan kenapa orang pintar sulit sekali bekerja dalam sebuah team, karena mereka mereka cenderung enggan mendengar pendapat orang lain.

ini berlaku untuk semua kalangan. Apakah ia seorang pemimpin, pengusaha, kepala negara, kepala keluarga, guru, dosen, dan profesi yang berhubungan dengan orang banyak. 

Khususnya dalam dunia kerja, bisnis, dan organisasi. Salah satu diskusi saya dengan keluarga alumni Universitas Ternama di Negeri ini ia mengatakan bahwa alumni perguruan tinggi ini sulit sekali untuk bekerja dengan orang lain. Mereka secara tidak sadar dibentuk untuk mandiri dan ngotot dengan pendapatnya sendiri. 

Rabu, 20 April 2016

Mental Pemenang



Ada kalanya diantara kita mengalami pasang surut semangat. Ketika kita mengalami kegagalan, cara yang terbaik adalah mengintrospeksi diri sendiri daripada terus berkeluh kesah. Jika berkeluh kesah dapat menyelesaikan masalah silahkan, tetapi jika berkeluh kesah membuat kita semakin terpuruk dan kehilangan energi, segera tinggalkan. Kecuali keluh kesahnya kepada Yang Maha Kuasa.

Teruslah berprasangka baik, yakinlah penundaan Allah bukan berarti penolakan Allah. Bisa jadi jika hajat yang Anda inginkan terkabul maka itu menyebabkan Anda semakin jauh dari-Nya. Teruslah mempersiapkan diri, pantaskan diri, jangan sampai kita menjadi lupa diri karena hajat kita terpenuhi. Harus pandai menjaga diri dan kehormatan. Dan tetaplah rendah hati, semua karunia itu dari Sang Ilahi. Setuju?

Allah tahu kapan waktu yang terbaik untuk mewujudkan impianmu. Maka teruslah berbenah dan memantaskan diri untuk impianmu. Sekali lagi, Perbesar keyakinanmu kepada-Nya. Yaknilah bagi-Nya segala-galanya bisa terwujud jika Dia menghendaki. 

Mental pemenang selalu melihat gambar besar di masa depan, tetapi dia tidak pernah malu dan ragu untuk memulai prosesnya dari yang kecil. Mengajar anak-anak, mengembangkan sebuah komunitas, aktif menyebarkan kebaikan di masyarakat pedalaman. Intinya lakukanlah kebaikan sekecil apa pun di tempat Anda sekarang.

Yakinlah dengan mata hatimu, Yang di Langit sedang melihat karyamu. Lirikan matamu, nafasmu, kebaikan, dan semua gerak-gerikmu. Selama Dia yang engkau tuju, maka kemenangan akan datang menyambutmu.


Jakarta, 13 Rajab 1437 H/ 20 April 2016 M

Selasa, 19 April 2016

Keberanian


Orang yang ingin keluar dari lingkaran ketakutan sering kali percaya bahwa mereka harus menghilangkan (rasa takut mereka) untuk mematahkan lingkaran itu, tetapi,… Anda tidak dapat menunggu sampai Anda memiliki motivasi untuk menggerakkan diri. Untuk menaklukkan rasa takut, Anda harus merasakannya dan langsung mengambil tindakan. 
 
Anda harus merasakannya dan langsung mengambil tindakan… Anda harus memaksakan diri untuk bergerak. Satu-satunya cara untuk mematahkan lingkaran itu adalah menghadapi ketakutan Anda dan mengambil tindakan-tidak peduli betapa kecil atau tidak signifikannya tindakan itu tampaknya. Untuk mengatasi ketakutan, Anda harus segera memulainya. 

Dua musuh terbesar bagi keberhasilan adalah ketakutan dan keraguan.

Senin, 18 April 2016

Ketika Bapak dan Anak Tidak Bisa Saling Menolong

Sumber : Google
Sudah menjadi fitroh manusia, bapak mencintai anaknya dan anak mencintai bapaknya. Apalagi hubungan itu terus dipupuk dan dirawat hingga dewasa. Kita melihat begitu gembiranya bapak melihat anaknya bermain. Melihat wajah anaknya terkadang mampu menghilangkan semua kepenatan dan kelelahan setelah seharian bekerja.

Sebagai seorang anak kita tidak bisa memungkiri, perjuangan orang tua membesarkan anaknya terkadang menyebabkan sebagian besar orang tua melalaikan kewajiban mereka sebagai hamba Allah. Bisa jadi karena tuntutan hidup yang kian meningkat dan pekerjaan yang bertumpuk.

Anak pun di sisi lain memperjuangkan kehidupan terbaiknya untuk membahagian Ibu dan Bapaknya. Mereka belajar dengan giat dan bekerja dengan tekun demi membuat senyum ayah dan bundanya. Dalam senang dan duka mereka tidak pernah kehabisan tenaga berkarya. Bertekad menghasilkan uang yang banyak untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya.

Jumat, 15 April 2016

Aku Pun Mengerti


Sejalan perputaran waktu, kita akan mengerti bahwa ada satu hubungan yang abadi yang akan terus berlanjut. Di masa depan, hubungan itulah satu-satunya harapan dan kebahagian, cinta, kasih dan sayang yang tidak pernah pudar. Sudahkah kita menenun dan menjalin ikatan yang kuat padaNya?
 
Syaikh Ali Mustafa Tanthawi -rahimahullah- menuturkan: “Di awal usiaku, aku hidup bersama kedua orang tuaku, saat itu aku mengira bahwa aku takkan sanggup berpisah dan menjalani hidup tanpa mereka. Lalu keduanya pun meninggal dunia.

Kemudian aku hidup bersama saudara-saudaraku, aku kembali mengira bahwa aku takkan sanggup berpisah dengan mereka. Mereka pun menikah, semua membentuk keluarga dan pergi menjalani hidupnya masing-masing.

Begitu juga aku. Aku pun menikah dan dikaruniai putra dan putri. (Kembali) aku menyangka bahwa aku takkan sanggup berpisah dengan mereka. Lalu semuanya menikah, membentuk keluarga dan pergi menjalani hidup masing-masing.

Kamis, 14 April 2016

Nilai Sebuah Kearifan



Sumber: Google

Ada satu pelajaran yang hilang dalam pendidikan kita hari ini. kita berlomba-lomba mendidik generasi kita memenangkan olimpiade sains, pintar dan cerdas. Tetapi kita bisa melihat hasilnya di sekitar kita. Meminjam istilah Gus Mus, banyaknya orang pintar baru (OPB) membuat orang kebablasan dalam berekspresi.
 
Mari kita belajar dari kisah yang berkaitan dengan nilai sebuah kearifan. Sebuah kisah yang saya dapatkan di Al Azhar saat milad ke 64 di jakarta.

Di tiongkok ada seorang guru yang sangat dihormati karena tegas, jujur dan adil bernama konfusius. Pada suatu hari ada dua orang murid (Pandai dan Bodoh) yang bertengkar hebat hampir beradu fisik. Karena tidak ada yang mengalah, keduanya menghadap ke Sang Guru untuk mendapatkan keadilan.

Keduanya berdebat tentang hitungan angka perkalian 2 x 8 berapa hasilnya.

Murid yang pandai menjawab bahwa hasilnya adalah 16.

Murid yang bodoh bersikukuh mengatakan bahwa 2x8 hasilnya 18. 

Murid yang bodoh menantang kepada murid yang pandai meminta menghadap kepada sang Guru sebagai juri siapa yang benar diantara mereka. Sambil bertolak pinggang murid yang bodoh berbicara di depan gurunya. 

“Guru jika saya yang benar bahwa perkalian 2 x 8 = 18, saya mau dicambuk sepuluh kali oleh Sang Guru, tetapi jika kamu yang benar bahwa (2x8 = 16) saya akan memenggal leher saya sendiri. Ha..haha.ha...” kata si bodoh.

Selasa, 12 April 2016

Terus Berkarya



Sumber Gambar: jungjawa.com
Perhatikanlah pergantian siang dan malam. Perputaran bumi dan planet di alam semesta. Awan yang bergerak, gunung yang berjalan walaupun hanya beberapa cm per tahun, pohon yang tumbuh. Tidakkah Anda perhatikan alam semesta sebenarnya sedang mengajarkan sesuatu kepada manusia untuk terus berkarya.

Jangan terlalu lama berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan Anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan kita bahwa kita tidak akan pernah bisa berhenti. Meski Anda berdiam diri tempat Anda berada saat ini. bumi tetap mengajak kita bergerak mengelilingi matahari. Anda akan terus dipaksa untuk bergerak.

Maka bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja adalah bagian dari cara kita mensyukuri kehidupan yang masih diamanahkan dari Sang Pencipta. Bekerja dan berkarya adalah cara menyenangkan pencipta yang telah memberikan karunia yang berlimpah kepada kita. Bekerja juga memberi kebahagian diri, orang-orang disekitar kita, alam, dan Sang Pencipta.

Air yang tidak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tidak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tidak dinyalakan lebih gampang berkarat. Anak panah yang tidak keluar dari busurnya maka tidak akan mencapai sasarannya. Hanya perkakas yang tidak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu. 

Alam telah mengajarkan ini, jangan berhenti berkarya, atau Anda segera menjadi tua dan tidak berguna. Masih ingat sebuah hukum yang mengatakan benda yang bergerak cenderung terus bergerak. Dan benda yang diam cenderung akan terus diam.

Mulailah dari yang terpenting, untuk apa kita diciptakan, lalu persembahkanlah karya terbaik Anda kepada Sang Pencipta. 

Luruskan niat dan berkaryalah.

Jakarta, 5 Rajab 1437 H/ 12 April 2016 M

Senin, 11 April 2016

Bagaimana Mengubah Kualitas Hidup Anda di Masa Depan?



Sumber: Google

Ada sebuah ungkapan :

Hati-hatilah dengan pikiranmu karena ia akan berubah menjadi perkataan
Hati-hatilah dengan perkataanmu karena ia akan berubah menjadi tindakan
Hati-hatilah dengan tindakanmu karena ia akan berubah menjadi kebiasaan
Hati-hatilah dengan kebiasaanmu karena ia akan berubah menjadi karakter
Hati-hatilah dengan karaktermu karena ia akan berubah menjadi masa depanmu

Jika kita mencermati kata-kata di atas maka kita memahami bahwa kehidupan kita hari ini merupakan hasil pemikiran kita di masa lalu. Pertanyaannya? Dari mana datangnya pemikiran yang baik (Baca: yang memberdayakan) atau jelek (Baca: Yang tidak memberdayakan)? Ya, dari sesuatu yang sering kita dengar, lihat, lalu rasakan, dan akhirnya berubah menjadi tindakan kita.

Pertanyaannya, apa saja yang sering Anda lihat, Anda dengar, tontonan yang anda sukai, apa yang Anda baca? Semuanya itu pasti mempengaruhi perasaan Anda dan akhirnya mempengaruhi keputusan yang melahirkan tindakan.

Banyak hari ini orang menginginkan hidup yang berkualitas tetapi tidak merubah apa yang ia lihat, dengar, rasakan sesuatu yang berkualitas. Sebagian banyak orang sibuk menonton sesuatu yang tidak bermanfaat, mendengar gosip murahan, membaca tranding topic di sosial media yang tidak memberdayakan diri dan menyuburkan batinnya. Saya yakin jika kita terus menerus seperti ini, maka hidup kita lebih banyak wacananya, indah dibicarakan namun minim karya.

Jumat, 08 April 2016

Berpikir Melingkar



Sumber: Google
Ada sebuah hasil survey yang sangat membahayakan di Amerika Serikat tentang IQ, kita semua hari ini mungkin melihat, mendegar, dan merasakan bagaimana anak-anak lebih cepat menguasai teknologi dibandingkan kaum tua. IQ anak-anak makin tinggi, tetapi kecerdasan emosi mereka justru turun. 

Walaupun data ini cukup lama tapi patut kita renungkan hasil survei besar-besaran tahun 80-an terhadap para orang tua dan guru menunjukkan, “anak-anak generasi sekarang lebih sering mengalami masalah emosi ketimbang generasi terdahulunya. Coba Anda survei kecil-kecilan di sekitar Anda, Keluarga, Masyarakat, dan sekolah. Apa yang Anda lihat? 

Mereka tumbuh dalam kesepian dan depresi, mudah marah dan sulit diatur, lebih gugup dan cenderung cemas, impulsif dan agresif. Apalagi kehidupan di kota besar yang hyper competitive.

Survey itu terus berlanjut bukan hanya untuk anak-anak tetapi penelitian juga ditujukan terhadap ratusan ribu pekerja, dari level bawah hingga eksekutif puncak, mencakup perusahaan besar sampai perusahaan kecil. Apa hasil penemuannya?

Kamis, 07 April 2016

Jagalah Nama Baik



Apa yang diperlukan agar kita bisa terus tumbuh di era yang super cepat sekarang ini. apakah benar hanya karena kita tidak punya modal kita tidak bisa memulai bisnis? Apakah benar sebab itu juga kita sulit mencari patner kerja?

Ada kisah menarik tentang angin, air dan nama baik. Suatu ketika mereka sedang mengadakan perjalanan bersama. Angin biasanya datang terburu-buru seperti orang yang sedang marah. Bisa melompat di sini dan menendang debu si sana. 

Air berjalan dalam bentuk sorang putri. Ia selalu membawa kendi ditangannya, meneteskan beberapa air di atas tanah sekitarnya. Nama baik berwujud dalam seseorang pemuda yang tampan dengan sikap-sikap yang baik, namun sedikit pemalu.

Mereka saling menyukai, meskipun sangat berbeda satu sama lain. Keadaan berkata lain, suatu ketika mereka harus berpisah, mereka saling bertanya, “Kapan kita bisa bertemu untuk mengadakan perjalanan lagi?”

Rabu, 06 April 2016

Lima Pelajaran Berharga Dari Nabi Yusuf



Pernahkah Anda mendengar cerita Nabi Yusuf? Apa yang terbayang dalam pikiran Anda ketika mendengar nama Nabi Yusuf? Tampan, apa lagi? Allah menyebutnya di dalam Al-Qur’an sebagai kisah yang paling baik. 

Suroh ini turun ketika Nabi mengalami Kesedihan yang cukup mendalam. Turunnya suroh ini membawa kembali semangat perjuangan Nabi Muhammad Sholaullohhu ‘Alaihi Wassalam tentang kesabaran, akhir kisah yang mengembirakan setelah melewati berbagi lika-liku kehidupan.

Pelajaran ini penting bagi Anda seorang anak, seorang ayah, siapa pun yang ingin mengambil pelajaran hidup yang berharga dalam hidup.

Pertama: Pentingnya sebuah komunikasi yang terjalin antara seorang anak dengan ayahnya. 

Seorang ayah yang menyediakan waktunya untuk mendengar keluhan, kebimbangan, kebahagian dan cerita anak-anaknya. Sebuah keluarga yang baik tentunya menyediakan waktu bersama untuk berdikusi dan menyelesaikan permasalahan yang mungkin dihadapai sehari-hari. Komunikasi inipun dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. dengan anaknya Nabi Ismail a.s..

Selasa, 05 April 2016

Berani Jujur itu Hebat



Jujur adalah suatu yang langkah saat ini. kehadirannya selalu ditunggu, dicari, dan diusahakan. Setiap manusia, perusahaan, selalu mencari orang-orang yang jujur. Kita membutuhkan banyak orang jujur untuk membangun bangsa ini agar lebih bermartabat, mandiri, dan sejahtera.

Orang pintar hari ini sudah banyak, tidak sedikit anak-anak kita yang memenangkan lomba olimpiade, sains, dan perlombaan lainnya di tingkat nasional dan internasional. Akan tetapi, tetap saja masih sedikit lembaga pendidikan kita yang mampu mencetak orang-orang yang jujur.

Senin, 04 April 2016

Naik Kelas



Adakah orang yang tidak ingin naik kelas? Ada, orang yang tidak sekolah. Tapi maksud saya, bukan hanya naik kelas sekolah, tetapi naik kelas dalam kehidupan. Apa yang diperlukan agar kita bisa naik kelas? 

Jalan keberhasilan ini adalah milik Anda. Pada saat Anda menyadari bahwa Anda bertanggung jawab penuh atas segala sesuatunya, dan Anda tidak menemukan alasan apa pun untuk menyalahkan orang lain, di saat itulah Anda menemukan Jalan Anda sendiri. Di saat itulah Anda menyadari kebebasan dan hilangnya ketakutan. 

Jumat, 01 April 2016

Enam Manfaat Meminta Pendapat



Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Pernahkah anda merasakan penyesalan setelah mengambil keputusan? Atau mungkin kita pernah dinasehati tetapi tetap tidak menerima dan ngotot dengan pendapat kita sendiri. Apa yang menyebabkan kita tidak ingin mendengar pendapat orang lain? Bisa jadi karena ego. Merasa lebih pintar, lebih hebat, lebih cerdas, dan lebih apa lagi? Lebih kaya, boleh, lebih berkuasa, lebih.....?

Bahasa kerennya meminta pendapat adalah Istisyarah. Syura Menurut Bahasa diambil dari kata syaara al ‘asal syuuran wa syayarotan wa misyaaran wa misyaratan artinya mengeluarkan madu dari tempatnya.

Sedang menurut istilah : Ar Raghib berkata,”Ia (syura) adalah mengeluarkan pendapat yang disertai pengujian oleh sebagian terhadap sebagian lainnya. Dari sini dipahami bahwa makna syura adalah menghasilkan kebenaran setelah mengenal berbagai pendapat orang lain dan menerangkan pandangan di dalamnya.”

Apa saja manfaat meminta pendapat?

Pertama, Terlindung dari penyesalan.

Kita semua tentu memiliki pengalaman terbatas pada bidang-bidang tertentu, baik dalam skala pribadi, keluarga, masyarakat, apalagi menyangkut urusan hajat orang banyak (negara). Jika dalam sebuah organisasi atau negara mengabaikan pendapat para ulama dan para ahli di bidangnya pasti di masa yang akan datang bisa mendatangkan penyesalan.