Rabu, 10 Juli 2019

Pemimpin

Seorang pemimpin―apa pun bidang kepemimpinannya, baik politik maupun sosial, bahkan keagamaan―dituntut untuk memperhatikan kondisi yang dipimpinnya, bahkan berusaha untuk memenuhi keinginan mereka.

Demikian secara umum orang berkata. Tetapi, itu tidak selalu demikian karena yang dituntut dari pemimpin sebelum memenuhi keinginan itu adalah mengetahui kondisi mereka lalu memilihkan apa yang terbaik buat mereka.

Memang, boleh jadi pada mulanya apa yang dipilihkan oleh sang pemimpin itu tidak disambut oleh masyarakatnya, tetapi ia harus berusaha dan di sinilah salah satu fungsi kepemimpinan, yaitu memengaruhi yang dipimpin menuju yang terbaik.

Al-Qur’an tidak saja mengingatkan Nabi Muhammad shalaullohhu 'alaihi wassalam bahwa kalau beliau mengikuti kehendak banyak orang yang durhaka, maka beliau akan mereka sesatkan dari jalan Allah (QS. al-An’âm [6]: 116)


وَ اِنۡ تُطِعۡ اَکۡثَرَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ یُضِلُّوۡکَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ ؕ اِنۡ یَّتَّبِعُوۡنَ اِلَّا الظَّنَّ وَ اِنۡ ہُمۡ اِلَّا یَخۡرُصُوۡنَ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

Tidak saja itu, tetapi Allah juga mengingatkan sebagian sahabat Nabishalaullohhu 'alaihi wassalam  yang ingin agar keinginan mereka dituruti Nabi dengan firman-Nya: Seandainya Rasul mengikuti kamu dalam banyak hal, maka kamu pasti akan mengalami kesulitan (QS. al-Hujurât [49]: 7).

وَ اعۡلَمُوۡۤا اَنَّ فِیۡکُمۡ رَسُوۡلَ اللّٰہِ ؕ لَوۡ یُطِیۡعُکُمۡ فِیۡ کَثِیۡرٍ مِّنَ الۡاَمۡرِ لَعَنِتُّمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ حَبَّبَ اِلَیۡکُمُ الۡاِیۡمَانَ وَ زَیَّنَہٗ فِیۡ قُلُوۡبِکُمۡ وَ کَرَّہَ اِلَیۡکُمُ الۡکُفۡرَ وَ الۡفُسُوۡقَ وَ الۡعِصۡیَانَ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الرّٰشِدُوۡنَ

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

Jadi, seorang pemimpin tidak serta-merta harus mengikuti pandangan masyarakatnya―yang dinilainya membahayakan―tapi ia harus berusaha menjelaskan duduk soal dan memengaruhi mereka sehingga semua terhindar dari hal-hal yang negatif. Ini berlaku bagi setiap pemimpin, dari yang tertinggi hingga yang terendah. 

Demikian, wa Allâh A’lam.

Bengkulu, 7 Dzulqaidah 1440 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.