Seorang pemimpin―apa pun bidang kepemimpinannya, baik politik
maupun sosial, bahkan keagamaan―dituntut untuk memperhatikan kondisi yang
dipimpinnya, bahkan berusaha untuk memenuhi keinginan mereka.
Demikian secara umum orang berkata. Tetapi, itu tidak selalu
demikian karena yang dituntut dari pemimpin sebelum memenuhi keinginan itu
adalah mengetahui kondisi mereka lalu memilihkan apa yang terbaik buat mereka.
Memang, boleh jadi pada mulanya apa yang dipilihkan oleh sang
pemimpin itu tidak disambut oleh masyarakatnya, tetapi ia harus berusaha dan di
sinilah salah satu fungsi kepemimpinan, yaitu memengaruhi yang dipimpin menuju
yang terbaik.
Al-Qur’an tidak saja mengingatkan Nabi Muhammad shalaullohhu
'alaihi wassalam bahwa kalau beliau mengikuti kehendak banyak orang yang
durhaka, maka beliau akan mereka sesatkan dari jalan Allah (QS. al-An’âm [6]:
116)
وَ اِنۡ تُطِعۡ اَکۡثَرَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ یُضِلُّوۡکَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ ؕ اِنۡ یَّتَّبِعُوۡنَ اِلَّا الظَّنَّ وَ اِنۡ ہُمۡ اِلَّا یَخۡرُصُوۡنَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka
bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah).
Tidak saja itu, tetapi Allah juga mengingatkan sebagian
sahabat Nabishalaullohhu 'alaihi wassalam
yang ingin agar keinginan mereka dituruti Nabi dengan firman-Nya:
Seandainya Rasul mengikuti kamu dalam banyak hal, maka kamu pasti akan
mengalami kesulitan (QS. al-Hujurât [49]: 7).
وَ اعۡلَمُوۡۤا اَنَّ فِیۡکُمۡ رَسُوۡلَ اللّٰہِ ؕ لَوۡ یُطِیۡعُکُمۡ فِیۡ کَثِیۡرٍ مِّنَ الۡاَمۡرِ لَعَنِتُّمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ حَبَّبَ اِلَیۡکُمُ الۡاِیۡمَانَ وَ زَیَّنَہٗ فِیۡ قُلُوۡبِکُمۡ وَ کَرَّہَ اِلَیۡکُمُ الۡکُفۡرَ وَ الۡفُسُوۡقَ وَ الۡعِصۡیَانَ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الرّٰشِدُوۡنَ
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah.
Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat
kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan
keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada
kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti
jalan yang lurus,
Jadi, seorang pemimpin tidak serta-merta harus mengikuti
pandangan masyarakatnya―yang dinilainya membahayakan―tapi ia harus berusaha
menjelaskan duduk soal dan memengaruhi mereka sehingga semua terhindar dari
hal-hal yang negatif. Ini berlaku bagi setiap pemimpin, dari yang tertinggi
hingga yang terendah.
Demikian, wa Allâh A’lam.
Bengkulu, 7 Dzulqaidah 1440 H
Demikian, wa Allâh A’lam.
Bengkulu, 7 Dzulqaidah 1440 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.