Keterikatan Seorang Muslim dengan Al Qur’an
Sebagai
tuntutan dari keimanan seorang muslim kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah
keimanannya kepada Kitab-kitab-Nya, termasuk Al-Qur’an Al-Karim. Kitab Allah
yang mengandung petunjuk-petunjuk dari-Nya, menguatkan keimanan bagi
orang-orang yang berinteraksi dengannya serta kelak di hari akhir akan
memberikan syafaat kepada para pencintanya.
Seorang
yang senantiasa mengikatkan diri dan kehidupannya dengan Al-Quran maka ia tidak
akan mengalami kesesatan di dunia dan kelak akan mendapatkan kebahagiaan di
akhirat.
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ
وَلَا يَشْقَى
Artinya : “Maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan
tidak akan celaka.” (QS. Thaha : 123)
Sebaliknya siapa pun yang
membelakangi Al-Qur’an atau menjauhkannya dari diri dan kehidupannya maka ia
akan mendapatkan kesempitan di kehidupan dunianya dan kesengsaraan di kehidupan
akhiratnya, naudzu billah.
وَمَنْ
أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Artinya : “Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam Keadaan buta". (Thaha
: 123)
Sabda Rasulullah Shalallahu alaihi
wa Sallam :
إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ
تَضِلُّوا بَعْدِي أَحَدُهُمَا أَعْظَمُ مِنْ الْآخَرِ كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ
مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي وَلَنْ
يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ فَانْظُرُوا كَيْفَ تَخْلُفُونِي
فِيهِمَا
Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya aku
telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang sekiranya kalian berpegang teguh
kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, salah satu dari
keduanya itu lebih agung dari yang lain, yaitu; kitabullah adalah tali yang
Allah bentangkan dari langit ke bumi, dan keturunanku dari ahli baitku, dan
keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang menemuiku di telaga, oleh
karena itu perhatikanlah, apa yang kalian perbuat terhadap keduanya
sesudahku." (HR. Tirmidzi)
Berpegang teguh dengan al Qur’an
dan as Sunnah bukan hanya mencukupkan diri dengan membacanya saja akan tetapi
juga mentadabburi, menghafalkan, mendakwahkan serta memperjuangkan penerapannya
di dalam kehidupan umat manusia.
Pengaruh al Qur’an dalam Kehidupan Mukmin
Diantara
nilai-nilai kebaikan yang akan muncul didalam diri seseorang yang senantiasa
berinteraksi dengan Al-Qur’an, adalah :
- Mendapatkan Pengajaran dan Pengetahuan dari Allah swt
Al Qur’an
adalah sumber ilmu pengetahuan yang memberikan manfaat bagi manusia baik untuk
kehidupan dunia maupun akheratnya. Dengan ilmu, manusia mampu mencapai derajat
tertingginya diantara semua makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebaliknya tanpa
ilmu maka manusia akan mencapai derajat terendahnya hingga di bawah derajat
seekor binatang. Tepatlah apa yang dikatakan al Imam al Hasan al Bashri,”Kalaulah bukan karena ilmu pastilah
manusia seperti binatang-binatang ternak.”
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu.” (QS. Yunus : 57)
Al Harits
berkata; "Aku pernah lewat masjid, sedangkan orang-orang tengah larut
dalam pembicaraan yang bathil, lalu aku menemui Ali, aku berkata; "Wahai Amirul Mukminin, apa anda tidak
melihat orang-orang tengah larut dalam pembicaraan yang bathil (dengan
mengabaikan membaca Al Qur'an -pent)?, " Ali bertanya; "Apakah mereka
telah melakukannya?" Aku menjawab; "Ya." Ali berkata;
"Ingatlah, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Ingatlah, sesungguhnya akan terjadi fitnah." Lalu aku
bertanya; "Bagaimana solusinya wahai Rasulullah?" beliau menjawab:
"Kitab Allah, di dalamnya ada kisah tentang peristiwa sebelum kalian, dan
setelah kalian, hukum perkara diantara kalian, ia adalah (firman) yang
memisahkan (antara yang hak dan yang bathil), bukan senda gurau, barangsiapa
meninggalkannya karena bersikap sombong, maka Allah akan membinasakannya, dan
barangsiapa mencari petunjuk pada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya, ia
adalah tali Allah yang kokoh, ia adalah peringatan yang bijaksana, ia adalah
jalan yang lurus, dengannya keinginan-keinginan tidak akan menyimpang dan
dengannya lisan-lisan tidak akan samar, ulama tidak pernah puas darinya, tidak
usang meski sering diulang-ulang dan keajaiban-keajaibannya tidak kunjung
habis, ia juga yang menyebabkan jin-jin tidak berhenti mendengarnya hingga
mereka berkata; "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur`an yang
menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya." (Al-Jinn: 1-2), barangsiapa berkata dengannya, maka ia benar,
barangsiapa mengamalkannya, maka ia diberi pahala, barangsiapa memutuskan
perkara dengannya, maka ia adil dan barangsiapa menyeru kepadanya, maka ia
diberi petunjuk menuju jalan yang lurus, ambillah ia untukmu, wahai
A'war."
- Memiliki hati yang senantiasa terjaga
Hati
memegang peranan di dalam mengarahkan perilaku seseorang. Karena itu kebersihan
hati seseorang menjadikan perilakunya lurus dan benar sebaliknya kekotoran hati
seseorang menjadikan prilakunya menyimpang dari aturan-aturan Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Hati ini
pula yang menjadi pusat serangan setan di dalam menundukan manusia lalu mengajak
mereka kepada jalannya yang sesat. Berbagai upaya setan terus-menerus dilakukan
dari berbagai sisi kehidupan. Dia mencoba menguasai manusia melalui bisikan
harta benda, istri, anak-anak, jabatan, kekuasaan atau kenikmatan-kenikmatan
dunia lainnya. Tidak sedikit manusia yang berhasil ditaklukan olehnya sehingga
menjadi para pengikutnya.
Hal
demikian dikarenakan ketidaksiapan hati mereka menerima serangan bertubi-tubi
yang dilalancarkan setan. Dan yang bisa menundukkan serangan-serangan setan itu
adalah kebersihan hati dengan senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebaik-baik dzikir adalah membaca Al Qur’an.
Al Qur’an
menjadikan seseorang memiliki hati yang lurus, bersih dan senantiasa tertambat
dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, meskipun jasad mereka di bumi namun hati
mereka telah berada dilangit. Al Qur’an yang dihafal di dalam hatinya akan mampu membentenginya dari berbagai
penyakit hati, ia juga obat terhadap berbagai penyakit yang menghinggapi hatinya, sebagaimana firman Allah swt.
وَشِفَاءٌ
لِمَا فِي الصُّدُورِ
Artinya : “Penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada.” (QS. Yunus : 57)
- Senantiasa Mendapatkan Arahan Allah swt
Diantara sebab ketergelinciran banyak manusia dari jalan Allah Subhanahu
wa Ta’ala adalah jauhnya mereka dari petunjuk-Nya. Mereka bagaikan orang-orang
yang berada di sebuah lautan luas tanpa mengetahui arah mana yang harus
ditempuhnya. Akibatnya… mereka tidak akan pernah sampai kepada tujuannya bahkan
hidup mereka hanya diombang-ambingkan oleh badai dan ombak di lautan tersebut
sambil menunggu akan datangnya pertolongan atau maut menjemputnya.
Orang yang menjadikan al Qur’an dihadapannya dengan membaca, mentadabburi
dan menghafalnya maka sungguh ia telah memiliki petunjuk dan arahan yang dapat
membawanya sampai kepada tujuan yang diharapkan, yaitu kebahagiaan di dunia dan
akherat, sebagaimana firman Allah swt :
وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya : “(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang beriman.” (QS. Yunus : 57)
Orang yang berpegangan kuat dengan al Qur’an maka bagaikan seorang yang
memiliki cahaya ditengah kegelapan yang pekat, sebagaimana firman-Nya :
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا
يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ
مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya : “Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian
Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan
cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa
dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak
dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu
memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am “ 122)
Makna
cahaya didalam ayat tersebut adalah al Qur’an sebagaimana disebutkan Ibnu
Katsir didalam tafsirnya. Dengan cahaya itu, ia mengetahui bagaimana melintasi
jalanan yang gelap itu agar tidak mendapatkan kecelakaan dan selamat sampai di tujuan.
- Bekal Perubahan diri dan Masyarakat
Kita menyaksikan didalam sejarah perjalanan umat ini orang-orang mulia
dan para pejuang perubah dunia yang telah menorehkan sebuah peradaban paling
unggul dari semua peradaban yang pernah ada di muka bumi ini. Mereka adalah
para sahabat radhiyallahu anhum, suatu generasi terbaik yang tidak akan pernah
bisa disamai oleh umat manusia lainnya hingga hari kiamat.
Allah dan Rasul-Nya secara tegas dan terang menyebutkan mereka sebagai
umat terbaik “khairu ummah” didalam surat ali Imran : 110
خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ
الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Artinya : "Sebaik-baik generasi adalah generasi
saat aku diutus di dalamnya, kemudian generasi setelah mereka, kemudian
generasi setelah mereka.” (HR. Abu Daud)
Mereka
adalah pribadi-pribadi Qurani yang senantiasa mengucurkan air mata tatkala
membaca al Qur’an di shalat-shalat malam mereka dan tatkala bermunajat dan
beristighfar di ujung-ujung malam mereka. Namun sifat-sifat itu semua tidaklah
menjadikan mereka lemah di siang hari didalam mencari karunia Allah yang telah
disebarkan di sekitar mereka.
Tatkala
datang waktu-waktu jihad di jalan Allah maka mereka adalah orang-orang yang
sangat antusias menyambutnya karena disitulah ditanamkan puncak cita-cita
mereka yaitu mendapatkan syahid di jalan-Nya. Mereka menerjang musuh-musuh dan
para penentang Allah bak singa-singa lapar yang siap menerkam mangsanya.
إِنَّ
اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
Artinya : “'Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu
kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan yang lain dengannya.'"
(HR. Muslim)
Demikianlah
beberapa pengaruh al Qur’an didalam membentuk diri setiap mukmin yang antusias
didalam berinteraksi dengannya. Mereka menjadi orang-orang yang paling
berbahagia di dunia diantara semua makhluknya sebagaimana mereka pun kelak akan
mendapatkan kebahagiaan di akirat berupa derajat yang tinggi dan surga Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam :
يقال لقارئ القرآن: اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن
منزلتك عند آخر آية تقرؤها”.
Artinya,”Dikatakan kepada para pembaca al Qur’an,”Baca, naik dan tartilkanlah
sebagaimana engkau telah mentartilkannya di dunia. Maka sesungguhnya kedudukan
kamu pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Tirmidzi)
عن عائشة رضي الله عنها أن )فَمَن دَخَلَ الجَنَّةَ مِن أَهلِ القُرآنِ فَلَيسَ
فَوقَهُ دَرَجَةٌ) قال الحاكم: إسناده صحيح .
Artinya : ”Dari Aisyah,Dan barangsiapa yang masuk surga dari kalangan ahli al
Qur’an maka tidaklah ada satu derajat pun diatasnya.” Al Hakim mengatakan
bahwa sanadnya shahih
Semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita orang-orang yang senantiasa
memelihara dan menjaga al Qur’an dan bersabar terhadapnya sehingga kelak Dia
memilih kita menjadi orang-orang yang diangkat derajatnya di dunia dan akhirat.
Amin
Wallahu A’lam
Disampaikan pada Pengajian Malam Kamis di Masjid Al-Farabi Unmuh Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.