Sumber : Google |
Seorang
pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain
sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai
malatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya. Setelah ular itu
menjadi besar dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya,
diantaranya membelit tubuh pelatihnya.
Sesudah
berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan
pertunjukan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang
yang diterimanya semakin besar.
Suatu hari,
permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton
tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukan. Akhirnya,
tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular.
Pemain
sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu
melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi
sedikit pada tubuh tuannya. Main lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan.
Oleh karena
itu, ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak
taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton
menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus
itu, dan akhirnya ia meninggal dunia.
Pelajaran
apa yang bisa kita ambil dari kisah di atas?
Kadang-kadang
dosa terlihat tidak membahayakan. Kita merasa tidak terganggu dan dapat
mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya.
Tetapi pada kenyatannya, apabila dosa itu telah mulai melilit hidup kita, sukar
dapat melepaskan diri lagi.
Itulah salah
satu alasan kenapa kita sulit sekali dinasehati, sulit melakukan amal
kebajikan, sulit melakukan sesuatu yang kita anggap benar. Jika dosa telah
bertumpuk, berkarat, dan banyak maka tentu memerlukan taubat yang
sungguh-sungguh untuk membersihkannya.
Hati yang
bersih, bukanlah hati yang tidak pernah kotor, tetapi hati yang setiap kali
kotor segera dibersihkan. Layaknya Anda memiliki pakaian atau baju kotor maka
kita akan segera membersihkannya.
Ketika jiwa
saya mulai merayu untuk meninggalkan perintah Sang Pencipta-Nya, maka saya
selalu ingat tiga hal, Alloh Maha Melihat apa yang saya lakukan, jika itu tidak
mampu mengingatkan saya, saya yakin ada malaikat yang siap mencatat setiap
gerak-gerik kita, yang terakhir kematian bisa datang kapan saja. Selengkapnya silahkan
baca di : Bertakwalah dimana pun kamu berada.
Bengkulu, 9
Jumadil Awal 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.