Sumber : Google |
Salah satu
ilmu yang super penting dalam hidup adalah Ilmu Prioritas. Seseorang dapat
mendahulukan sesuatu yang lebih penting diantara yang penting. Tentu banyak hal
yang kita anggap penting, tetapi sudah tahukah kita diantara yang penting itu
ada hal yang terbesar dan terpenting yang harus kita dahulukan?
Tidak sedikit
manusia hari ini mengalami kekosongan dalam jiwanya karena tidak mengetahui apa
yang sebenarnya yang ia inginkan? Jika sudah mendapatkan sesuatu pun ia masih
bingung, kelihatannya ada yang kurang dalam hidupku.
Kata kuncinya
semuanya butuh ilmu. Contoh sederhana saja banyak orang yang melakukan perkara
sunnah tetapi mengabaikan kewajiban. Ilustrasinya ada orang yang berpuasa
sunnah tetapi ketika belajar ia tampak lesu dan loyo akhirnya tidur-tiduran
seharian, padahal menuntut ilmu adalah wajib.
Oleh karena
itu, jika kita mau puasa sunnah persiapkanlah dengan baik agar tidak
menyebabkan kita kehilangan semangat dalam belajar, bekerja, dan beribadah. Kalaupun
fisik dan stamina kita kuat, Alhamdulillah.
Begitu juga,
hari ini banyak orang yang mendahulukan teman-temannya daripada orang tuanya. Padahal
surga dan kebahagiaan kita ada di rumah. Kunci keberhasilan yang dapat
memuluskan jalan kita ada di rumah. Kesuksesan di luar, pasti selalu di mulai
dari rumah.
Apalah artinya
kita menjadi orang yang terkenal, populer, hebat di luar, tetapi asing di
keluarga sendiri. Tentu akan terjadi jurang yang sangat dalam. Akibatnya,
keluarga menjadi kehilangan jati diri, khususnya anak-anak. Makanya timbulah
penyakit LGBT.
Satu-satunya
harapan kita untuk menjaga generasi ke depan adalah memperkuat institusi
keluarga sebagai garda terdepan.
Seorang guru
besar di depan audiens nya memulai materi kuliah dengan menaruh toples yang
bening & besar di atas meja.
Lalu sang
guru mengisinya dengan bola tenis hingga tidak muat lagi. Beliau bertanya:
"Sudah penuh?"
Audiens
menjawab: "Sudah penuh".
Lalu sang
guru mengeluarkan kelereng dari kotaknya & memasukkannya ke dalam toples
tadi. Kelereng mengisi sela-sela bola tenis hingga tidak muat lagi. Beliau
bertanya: "Sudah penuh?"
Audiens menjawab:
"Sudah penuh".
Setelah itu sang guru mengeluarkan pasir pantai
& memasukkannya ke dalam topless yang sama. Pasir pun mengisi sela-sela
bola & kelereng hingga tidak bisa muat lagi. Semua sepakat kalau topless sudah
penuh & tidak ada yang bisa dimasukkan lagi ke dalamnya.
Tetapi
terakhir sang guru menuangkan secangkir air kopi ke dalam toples yang sudah
penuh dengan bola, kelereng & pasir itu.
Sang Guru
kemudian menjelaskan bahwa:
"Hidup
kita kapasitasnya terbatas seperti topless. Masing-masing dari kita berbeda
ukuran toplesnya:
Bola tenis adalah hal-hal besar dalam hidup
kita, yakni tanggung-jawab terhadap Tuhan, orang tua, istri/suami, anak-anak,
serta makan, tempat tinggal & kesehatan.
Kelereng
adalah hal-hal yang penting, seperti pekerjaan, kendaraan, sekolah anak, gelar
sarjana, dll.
Pasir adalah yang lain-lain dalam hidup kita, seperti olah raga, bersyair, rekreasi, Facebook, BBM, WA, nonton film, model baju, model kendaraan dll.
Jika kita
isi hidup kita dengan mendahulukan pasir hingga penuh, maka kelereng & bola
tennis tidak akan bisa masuk. Berarti, hidup kita hanya berisikan hal-hal
kecil. Hidup kita habis dengan rekreasi dan hobby, sementara Tuhan dan keluarga
terabaikan.
Jika kita isi dengan mendahulukan bola tenis,
lalu kelereng dan seterusnya seperti tadi, maka hidup kita akan lengkap,
berisikan mulai dr hal-hal yang besar dan penting hingga hal-hal yang menjadi
pelengkap.
Karenanya,
kita harus mampu mengelola hidup secara cerdas & bijak. Tahu menempatkan
mana yang prioritas dan mana yang menjadi pelengkap.
Jika tidak,
maka hidup bukan saja tidak lengkap, bahkan bisa tidak berarti sama
sekali".
Lalu sang
guru bertanya: "Adakah di antara kalian yang mau bertanya?"
Semua
audiens terdiam, karena sangat mengerti apa inti pesan dalam pelajaran tadi.
Namun,
tiba2 seseorang nyeletuk bertanya: "Apa arti secangkir air kopi yang
dituangkan tadi .....?"
Sang guru
besar menjawab sebagai penutup: "Sepenuh dan sesibuk apa pun hidup kita, jangan
lupa masih bisa disempurnakan dengan bersilaturahim sambil "minum
kopi" (teh juga boleh, jus buah apalagi sangat menyehatkan) dengan tetangga, teman, sahabat yang hebat. Jangan lupa sahabat
lama.
Saling
bertegur sapa, saling senyum bila berpapasan ..... betapa indahnya hidup ini !
Sahabat, dalam hidup kita perlu keseimbangan. Jangan hanya sibuk memperjuangkan banyak orang, tetapi keluarga sendiri ditelantarkan. atau sebaliknya, memperhatikan keluarga saja, tanpa peduli dengan orang lain juga kurang tepat. Tetapi yang paling sering, para pejuang mengabaikan keluarga.
Yang terpenting dari semua itu, Prioritaskan Alloh dalam hidup, maka Alloh Akan prioritaskan kita dalam setiap desah nafas kita hingga akhir kehidupan sampai kita bertemu dengan-Nya di Jannah-Nya nanti.
Mulai sekarang, lakukanlah sesuatu dari yang terpenting baru yang penting. semoga hidup kita semakin bahagia, sukses, mulia di dunia dan di surga. Aaamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.