Sabtu, 12 September 2015

Belajar Sholat Khusyuk

Alhamdulillah hujan yang dinanti-nantikan mengguyur bumi pagi itu. Betapa gembiranya bumi bercengkrama dengan hujan yang sudah lama tidak tampak. Jika pohon dan bunga mempunya mulut pasti mereka akan tersenyum gembira. 

Waktu menunjukkan pukul 02.45 Wib Pagi, sebagian tenggelam dengan tidurnya, sebagian kecil di belahan bumi ini waktu terbaik dan selalu ditunggu-tunggu oleh Hamba Alloh untuk berhubungan dengan Robbnya. Yang telah mendidik, menghidupkan, memberikan rezeki, dan aneka nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Manusia yang mengenal Penciptanya dengan baik, tentu malu jika sedikit sekali bersyukur. Saya pun malu atas nikmat-nikmat yang mengalir deras seperti hujan yang turun pagi ini. tapi, terkadang belum memaksimalkan rasa syukur kepada-Nya.

Akhir-akhir ini kita semua mendengar dan melihat di berbagai media kesulitan yang dialami oleh masyarakat akibat Rupiah yang terus melemah, daya beli masyarakat menurun, harga komoditas pertanian rendah, salah seorang jamaah masjid kami yang memiliki sawit pun mengeluhkan harga sawit hanya Rp. 500. 

Pertanyaannya, apa solusi yang harus kita lakukan dalam kondisi seperti ini?
Sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan dan hajat, tentu butuh sandaran, tempat meminta pertolongan. Fakta membuktikan jika kita bergantung kepada manusia, mereka juga memiliki masalah yang sama dengan kita, sama-sama butuh bantuan dan pertolongan. Masalahnya yang terjadi masyarakat, kondisi sulit belum juga membuka hati kita untuk segera berlari menuju Alloh.

Sudah beberapa hari di Masjid Abdullloh Ibnu Umar tempat saya tinggal, ada seorang jamaah yang baru saya kenal karena sudah hampir satu bulan saya berada di luar kota. Rambutnya sudah beruban, wajahnya tidak lagi muda dengan garis-garis yang tidak simetris tapi sangat cerah dan teduh.  Wajahnya putih dan bercahaya. Berdirinya sudah tidak lagi kokoh karena usianya sudah uzur. 

Selesai sholat sunnah menunggu iqomah, saya memberhatikan beliau sangat khusyuk dalam sholat dan doa-doanya. Seolah-olah itu adalah sholat terakhir yang ia lakukan.

Seusai sholat, saya berkenalan, berbincang dengan beliau sambil menuntunnya keluar masjid. Ternyata matanya sudah rabun, jalannya tertatih-tatih, tampak beliau sangat kesulitan untuk sholat berjamaah di Masjid. Timbul decak kagum dalam hati saya melihat kakek ini. memang umurnya sudah kepala 8. Tepatnya 83 tetapi masih semangat ke masjid. Saya mencoba mengorek motivasi beliau untuk tetap istiqomah ke masjid.

Apa yang membuat kakek tetap bersemangat ke masjid dengan kondisi seperti ini?” tanya saya dengan lembut sambil memegang tangannya sambil berjalan.

Saya yakin, waktu saya tidak lama lagi, sebentar lagi saya akan bertemu dengan Alloh. Memang saya sangat keletihan nak, tapi setiap kali saya ingat mati dan yakin akan bertemua dengan Alloh, semangat saya kembali muncul. “ jawab sang Kakek berdarah minang ini.


Bukankah Alloh swt menawarkan bantuan, memberikan solusi bagi yang mau membuka mata, telinga, dan hatinya, 

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, " 
(Q.S. Al-Baqoroh (2): 45)

Meminta kepada zat yang tidak terlihat memang terkadang sulit bagi yang belum memiliki keimanan yang mantap, bahkan para Nabi dan sahabatnya pun terkadang menanyakan kapankan pertolongan Alloh datang bukan karena imannya lemah, tapi untuk menguji dan semakin memperteguh keimanan mereka.

Mendengar jawaban sang kakek makanya saya teringat ayat ini, sabar dan sholat itu memang berat kecuali bagi orang yang khusyuk. Cuaca dingin, meninggalkan tumpukan pekerjaan, permainan, anak yang sedang imut-imutnya, perdagangan yang diharapkan keuntungannya, dan banyak alasan lain bagi kita untuk mengabaikan sabar dan sholat.

Tidak mungkin orang bisa tetap mendirikan sholat tanpa kesabaran, dan tidak mungkin orang menjadi sabar tanpa sholat.

Mungkin banyak orang yang bertanya, bagaimana caranya agar khusyuk dalam sholat?

Jawabannya ada di ayat berikutnya

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
(Q.S. Al-Baqoroh (2): 46)

Jika ada cara yang paling efektif dan ampuh agar kita khusyuk dalam sholat adalah ingat mati. Sang kakek  mengajarkan saya tentang ayat ini secara tidak langsung. Semoga Alloh swt selalu memberikan keselamatan, kekuatan, rahmat dan pertolongan-Nya kepada beliau. Beliau memang tidak sedang berceramah, tapi ia sudah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi saya pagi ini. 

Ya, pelajaran tentang pentingnya sabar dan sholat serta bagaimana khusyuk beribadah kepada-Nya. Saya mencoba mengevaluasi cara saya mendirikan sholat. bukankah kematian tidak memandang tua atau muda?

Sudahkah Anda Merenungkannya dan mengamalkannya?

Sahabatmu,
Rio Saputra

Rumah Pencerahan, 26 Dzulqaidah 1436 H/ 10 September 2015.

1 komentar:

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.