Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillah, di tengah kemarau melanda beberapa daerah di
Indonesia. Bumi Raflesia kembali di guyur hujan malam dan dini hari. Ketika saya
dan para mutiara cendikia sedang belajar dan menonton tentang fakta Pencipataan
dan Kebesaraan Alloh swt. Ketika kami sampai pada ayat “…Allohlah yang
menurunkan hujan..” Maka mereka segera berucap Alhamdulillah.
Semoga Hujan ini juga Alloh kirimkan di tempat
saudara-saudara kita yang kekurangan air dan terkena bencana asap. Yang menyita
banyak perhatian seantero negeri ini bahkan negara tetangga. Manusia terus
berusaha mengatasi masalah ini, tapi ada pesan yang sering kali terabaikan
yaitu, ketika musibah datang melanda hendaknya kita segera kembali kepada Alloh
swt.
Terkadang jiwa seorang mukmin terkena sifat lalai, sehingga
kakinya tergelincir, atau terjatuh dalam kealpaan. Sikap-sikap seperti ini
tidak pantas bagi seorang mukmin yang cerdas, taat, dan khusyuk. Akan tetapi,
tidak lama setelah itu ia kembali ingat dan sadar dari kealpaannya,
meninggalkan kesalahannya, mohon ampun atas kelalaiannya, kembali kepada
Tuhannya, merendahkan diri kepada Tuhannya dan menyesal serta istighfar:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa
was-was dari setan, mereka ingat kepada Alloh, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya” (Q.S. Al-A’raf: 201)
Kelalaian tidak hinggap pada hati yang dipenuhi kecintaan
dan ketakwaan kepada Alloh swt, akan tetapi ia hinggap di hati yang berpaling
dari perintah dan petunjuk-Nya. Hati seorang muslim yang sejati selalu terbuka
untuk istighfar, tobat dan kembali kepada Alloh swt.
Sahabat, manusia yang baik bukanlah manusia yang terbebas
dari dosa, karena tidak ada orang yang tidak pernah berbuat dosa, akan tetapi
seorang mukmin yang baik adalah mereka yang segera menyesali dirinya dan segera
kembali meminta ampun dan perlindungan kepada Alloh swt.
Bengkulu, 14 Dzulhijjah 1436 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.