Selasa, 14 Januari 2025

Keajaiban Keikhlasan: Merajut Cinta yang Tulus dalam Setiap Hubungan

Syukuran Peresmian Sekretarian Kelurahan BPI UM di Ruang Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UM

Salah satu pelajaran terpenting dalam hidup adalah memahami betapa berharganya keikhlasan dalam setiap ucapan dan perbuatan kita. Salah satu tanda seseorang dapat merasakan manisnya iman adalah mencintai saudaranya karena Allah Ta'ala. Allah sendiri berfirman: "Pasti akan Aku limpahkan cinta-Ku kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku dengan penuh keikhlasan."

Saat mendidik anak, merawat keluarga, atau menjalin hubungan dengan orang tua, mertua, sahabat, dan orang-orang di sekitar kita, keikhlasan menjadi fondasi yang tak tergantikan. Seringkali, ketidakharmonisan dan rasa sakit hati muncul bukan karena perbedaan besar, tetapi karena hati kita tidak tulus dalam menjalin relasi tersebut.

Kita perlu menyadari bahwa manusia, secara fitrah, memiliki kelemahan. Allah menggambarkan manusia sebagai "zhaliman jahula"—mudah berlaku zalim dan sering bertindak bodoh. Maka, bayangkan jika kita tidak ikhlas, seberapa sering kita akan terluka dan kecewa? Mungkin sehari sekali, atau bahkan berkali-kali dalam sepekan. Kita akan mudah mengeluh, marah, dan merasa dunia tidak adil.

Manusia memang memiliki keterbatasan—mudah lupa, terburu-buru, berkeluh kesah, kikir, dan terkadang sulit bersyukur. Ketika diberikan cobaan, kita mengeluh. Ketika diberi nikmat, sering lupa berterima kasih. Bahkan kebaikan orang lain pun acap kali terlupakan. Jika kepada Allah saja manusia sering lalai, apalagi kepada sesama manusia. Maka, sudah selayaknya kita bertanya pada diri sendiri: “Apakah aku sudah sadar dengan siapa aku berinteraksi?”

Keikhlasan mengajarkan kita untuk bersyukur saat menerima nikmat dan bersabar saat menghadapi musibah. Dalam konteks sosial, keikhlasan mengingatkan kita untuk menghargai kebaikan orang lain. Tanpa keikhlasan, hidup kita akan penuh tekanan, amarah, dan rasa kecewa yang tak berkesudahan.

Kita akan terus terjebak dalam siklus stres dan keinginan untuk menyalahkan orang lain. Namun, orang yang dirahmati Allah akan memahami bahwa setiap interaksi adalah ujian kesabaran yang memperkokoh keimanan.

Allah, Sang Pencipta, mengetahui dengan sempurna apa yang membuat manusia sukses dalam hidup. Oleh karena itu, keikhlasan adalah kunci keberhasilan dalam keluarga, masyarakat, persahabatan, dan hubungan antara guru dan murid. Tanpa keikhlasan, semua akan berantakan.

Allah berfirman bahwa interaksi antar manusia adalah ujian—sebuah pengukur sejauh mana kesabaran dan ketulusan kita. Allah Maha Melihat dan mengetahui setiap niat dalam hati. Maka, keikhlasan tidak boleh dinomorduakan. Hanya dengan keikhlasan, seseorang dapat merasakan manisnya iman. Ia tidak akan mudah kecewa atau emosi dalam mendidik dan membina orang lain, karena hatinya dipenuhi cinta yang tulus karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang ikhlas dalam mencintai sesama, demi meraih ridha dan cinta Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.