Apa yang ada dalam pikiran kita ketika mendengar kata security? Ya benar
keamanan. Biasanya orang membutuhkan security untuk mengamamankan sesuatu yang
sangat berharga bukan? Bisa jadi sebuah
perusahaan, kantor, rumah membutuhkan security?
Lalu apa maksudnya personal security? Seperti yang kita ketahui hal
yang sangat penting dan yag pertama harus dilakukan pada saat Anda memutuskan
untuk mulai menempuh perjalanan Rise Above the crowd, adalah membangun ‘keamanan
pribadi’ (Personal security). Demikian pesan Pak Indrawan dalam Bukunya Rise above the Crowd (Panduan 5 Langkah
Menangkan Persaingan dan Naik Kelas Paling Tinggi).
Sahabat, sadarilah bahwa perjalanan ini merupakan sebuah perjalanan
yang menempuh jalur pendakian terjal dan berliku. Anda akan menghadapi banyak
tantangan yang tidak mudah dilalui. Anda akan sering tergelincir dan jatuh
bangun sebelum bisa mencapai puncaknya. Sebagai seorang insan kita tentu akan
sering tergelincir dan jatuh bangun sebelum bisa sampai puncaknya.
Mengapa kita perlu Personal Security?
Personal security kita perlukan untuk menjadi pelindung pertahanan
pertama ketika pada waktunya Anda berhadapan dengan berbagai kesulitan
tersebut. oleh karenanya pastikan Anda sudah terlebih dahulu memasang pelindung
terbaik yang bisa meredam pukulan realita yang datang tidak terduga. Itulah pelindung
yang bisa menjadi bantalan saat Anda terjatuh dan menjadi mengungkit yang dapat
mendorong diri Anda bangkit kembali dengan kekuatan baru.
Sebenarnya ada tiga pelindung yang dapat diandalkan sebagai pertahanan
pertama Anda. Kali ini kita akan membahas pelindung yang pertama adalah Tuhan. Tahukah
Anda bahwa para pengusaha lebih sering berdoa di bandingkan orang lain pada
umumnya? Semua orang yang bergerak di sektor swasta pasti banyak menemui
ketidakpastian baik dalam persaingan dengan dunia kerja, persaingan bisnis, dan
market.
Sandarkan Pada Tuhan
Michell J. Neubert bersama ketiga koleganya dari Baylor University menganalisa data
survey terhadap 1.741 orang dewasa di Amerika terkait kebiasaan keagamaan mereka.
Nuebert menemukan fakta, bahwa para pengusaha ternyata berdoa lebih banyak
dibandingkan kebanyakan orang. Menariknya, mereka juga yakin Tuhan merespon
doa-doa mereka.
Apa yang mendorong mereka lebih sering berdoa?
Neubert menduga, karena pada pengusaha lebih terekspos pada
ketidakpastian dan menghadapi resiko yang lebih banyak dari kebanyakan orang. Mereka
juga selalu menghadapi tekanan harus
bisa menyediakan makanan setiap hari bagi keluarganya. Tekanan tersebut yang
mendorong mereka mendekatkan diri pada Tuhan.
Apapun profesi Anda, ketika kemudian memilih untuk Rise Above the
crowd maka seperti halnya para pengusaha, Anda akan meninggalkan kenyamanan
hidup saat ini. Anda akan segera memasuki dunia yang penuh ketidak-pastian dan
beresiko. Oleh karenanya, Anda perlu memiliki sandaran yang kokoh. Itulah Allah.
Menurut Neubert, keyakinan pada Tuhan telah membuat para pengusaha memiliki
kepercayaan diri lebih tinggi dibandingkan kebanyakan orang.
Banyak penelitian lain yang mendukung pendapat Neubert. Salah satunya
adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Froma Walsh, pendiri Chicago Center
for Family Health. Walsh menemukan kenyataan, bahwa keyakinan dan spritualitas
merupakan sumber daya vital yang bisa membangun ketahanan diri seseorang untuk
bangkit di atas berbagai kesulitan hidup.
Bagaimana pendapat Anda sahabat, mengenai hasil riset tersebut? kita
semua mungkin punya pengalaman masing-masing yang unik. Tetapi yakinlah dalam
sejarah kehidupan manusia sejak zaman purbakala terdahulu semua manusia
membutuhkan sandaran yang kuat dan kokoh. Buktinya banyak ditemukan tempat
penyembahan dan tempat beribadah.
Kita semua menyaksikan bagaiamana keadaan saat ini bukan. Mulai dari
kondisi politik, ekonomi, sosial, dan seluruh bidang di Indoensia cenderung tidak memiliki
ketidakpastian. Oleh karena itu, sandaran terbaik pada saat kita mengalami
kesulitan hidup, karir, dan usaha adalah
Allah Subhanahu wata’ala. Ketika kita
senantiasa menyandarkan segalanya pada Allah-Dzat Maha Perkasa yang selalu melindungi hamba-Nya, maka apalagi
yang perlu kita takutkan?
Sadarkah kita selama ini, perintah sholat yang dimulai dari takbir ‘Allahhu
Akbar’ yang artinya Allah Maha Besar. Ketika kita menghadap kepada-Nya melalui
sholat tiba-tiba kita merasa kecil, permasalahan kita menjadi kecil
dibandingkan dengan Kebesaran Allah subhanahu
wata’ala.
Tapi kan waktu saya sangat mendesak? Saya memerlukan pertolongan
sesegera mungkin? Apa solusinya?
Saran saya, ingatlah sebuah hadist Nabi Sholaullohhu alaihi wassalam “Kenalilah Allah disaat lapang, niscaya
Allah akan mengenalimu disaat sempit.” (HR. at Tirmidzi).
Sebuah hubungan sebab akibat yang tidak hanya terjadi pada manusia,
tapi juga Allah tetapkan dalam hubungan antara hamba dengan diri-Nya. Bukankah
sulit rasanya memberikan bantuan kepada orang yang tiba-tiba datang pada kita
meminta pinjaman, padahal kita begitu kenal siapa dirinya?
Sama seperti ketika kita melihat kecelakaan di jalan misalnya. Jika si
korban orang yang tidak kita kenal, tidak jarang kita memilih berlalu dan
berhusnudzan sudah ada yang membantu. Tapi jika ternyata si korban adalah kawan
karib kita, tak hanya menolong, bahkan membawa ke rumah sakit pun akan kita
lakukan.
Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa jika ada seorang hamba shalih
yang senantiasa menginngat Allah setiap saat memohon kepada Allah, para
malaikat akan berkata, “Hadza shautun
ma’ruf” (suara ini kita kenal), lalu para malaikat akan membantu memohonkan
kepada Allah agar doanya dikabulkan. Tapi jika ada hamba yang jarang berdoa dan
hanya berdoa ketika susah saja, para malaikat akan berkata, “hadza shautun ghairu ma’ruf”dan mereka
pun enggan memberi syafaat.
Kita juga begitu, tanggapan kita akan berbeda terhadap tetangga atau
saudara yang hanya ingat pada kita saat susah saja dengan yang selalu akrab dan
ingat kepada kita di saat senang –terutama- dan susah. Karenanya, mengingat
Allah di saat lapang, beristighfar di saat bahagia, bertaqarrub di kala sehat
dan beribadah di kala muda, akan membuat seorang hamba menjadi istimewa. Sedang
berdoa dengan khusyu’ di kala sakit atau memohon-mohon di kala terkena musibah,
bukanlah hal istimewa, sangat wajar dan naluriah. Kebanyakan manusia memang
hanya ingat kepada Allah di saat susah, dan lupa saat kondisi membaik seperti
semula. Karenanya, ingatlah Allah di saat lapang, Allah akan mengingatmu di
saat kau sempit.
Inilah perbedaan manusia dengan Tuhan, Tuhan tidak akan pernah
menghianati kita. Dia akan sellau Adil dan Pemurah. Dia akan selalu hadir untuk
mereka yang membutuhkan-Nya. Ketika kita mendekat satu langkah maka Dia akan
datang kepada kita dua langkah. Dengan catatan tentu perlakukannya berbeda
dengan orang yang telah memiliki hubungan harmonis dengan Robbnya dengan orang
yang datang jika butuh.
Mereka yang beriman kepada Allah tahu, bahwa Dialah yang menentukan
takdir manusia. Tidak ada satupun yang terjadi di dunia ini tanpa seizin-Nya. Tugas
kita hanya berusaha sehebat-hebatnya dan Dialah penentu hasil akhirnya.
"Orang-orang yang beriman tidak akan pongah ketika berhasil dan tidak akan putus asa ketika gagal"
Sahabat, ketika Anda menyadari bahwa kegagalan atau keberhasilan
merupakan cara Tuhan menuntun kita naik ke kelas yang lebih tinggi, maka
apalagi yang akan menghambat kita untuk terus bergerak maju?
Sahabat, setiap manusia tentu mendambakan kasih sayang. Seringkali harapan
kita mendapatkan kasih sayang berujung dengan kekecewaan. Mengapa? Karena terlalu
sibuk dengan makhluk daripada khalik (Sang Pencipta).
Hanya Allah lah yang Maha Penyayang diantara para penyayang. Yang kasih
sayangnya tidak bertepi dan tidak mengenal musim kepada hamba-Nya. Dia akan
menguji kita sepanjang jalan sekaligus akan memberikan semua sumber daya yang kita perlukan untuk bisa melampaui semua
ujian itu. Ketika Anda menyadari bahwa kegagalan atau keberhasilan meruakan
cara Tuhan menuntun kita naik ke kelas yang lebih tinggi, maka apalagi yang
akan menghambat kita untuk terus bergerak maju?
Mulai sekarang , mari kita sandarkan perjuangan kita untuk Rise above
the Crowd pada Allah yang Maha Menentukan. Jadikan Allah sebagai pelindung
pertama sekaligus pemandu perjalan Anda. Hadirkan Dia pada setiap langkah kaki
Anda menuju puncak tertinggi.
Jakarta, 21 Jumadil Akhir 1438 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.