Kamis, 09 Maret 2017

Mau Sampai Kapan, Segera Putuskan Benang Itu

Mon, December 14, 2009 3:46:28 PM

Surat-surat itu masih saya simpan dengan rapi, 1 bulan setelah kepulangan kami menjadi relawan gempa di Sumatera Barat. Salah satu surat yang menghembuskan semangat dikala terik matahari sedang bersinar terang. Baca juga: Catatan Relawan 1 dan Catatan Relawan 2

Sahabat, setiap kita pasti memiliki masa saat-saat kebimbangan dan keraguan dalam melangkah datang menghampiri. Ia tidak mau pergi dan selalu menghantui kemana kemana pun kita pergi.

Apakah Anda pernah menjumpai moment yang mengharuskan Anda mengambil keputusan? Bisa seputar karir, study, pindahan, atau mungkin pernikahan. Saya pernah mengalami masa-masa berat dalam mengambil keputusan dalam hidup.

Baca Juga: Rahasia Agara Karir Anda Semakin Berkembang dan Tiga Hal Yang Menghambat Karir

Saat itulah datang surat-surat yang menyemangati untuk memutus rantai yang membelenggu.

Rio,
"Seutas benang itu sesungguhnya hanya ada dalam pikiran Anda!"

Ada kisah nyata tentang seekor gajah. Sejak kecil ia sudah dirantai kakinya dengan seutas rantai sepanjang 4 meter.

Apa yang terjadi ketika rantai itu diganti dengan seutas benang?

Gajah itu tetap saja berkeliling & tidak berani melangkah keluar dari area lingkaran 4 meter tersebut!

Dari kisah ini, pelajaran apa yang  bisa kita ambil?  Maaf, saya tidak bermaksud menyamakan  diri kita dengan seekor gajah. :-)

Namun bisa jadi, kita pun memiliki  'keterbelengguan' dengan seutas tali yang mengikat diri kita!

Kita tidak berani keluar dari zona yang dianggap nyaman. Meski sesungguhnya, kita bisa melakukan banyak hal hebat dari perkiraan kita!
Mari kita jujur pada diri sendiri,  berapa banyak kesempatan yang sebenarnya hadir, melintas di depan Rio, namun Rio tidak mempedulikannya?

Rio mungkin menganggap peluang itu 'terlalu tinggi' untuk Rio, dan merasa tidak pantas berada disana.

Atau mungkin Rio malah merasa tidak  mampu untuk melakukan hal itu padahal  sama sekali belum pernah mencobanya?

Kita semua tahu, segala hal yang menurut kita 'begitu hebat', seringkali tidak selalu seperti yang kita bayangkan.

Atau hal yang kita anggap sulit,  kadang sebenarnya sangat gampang!

Ada dua kunci dalam hal ini :
1. Rio akan bisa jika Rio berpikir bisa
2. Rio akan gagal jika Rio berpikir gagal

So, jangan menyalahkan siapapun jika kesuksesan belum menghampiri diri kita. Sebab, faktor utamanya terletak pada diri kita sendiri.

Oleh sebab itu, perhatikan dengan seksama, dan tanya pada diri sendiri, adakah seutas benang yang telah membelenggu diri kita selama ini?

Jika ya, maka segeralah untuk putuskan benang itu!

Cobalah bergerak maju dari lingkaran yang selama ini kita buat dan telah membelenggu diri kita sendiri!

Peluang itu sebenarnya selalu hadir kapan saja. Namun, karena kita selalu saja menutup mata, telinga, dan pikiran kita, maka peluang itu akan terlewat begitu saja!

Jika Rio masih saja ragu untuk melangkah, cobalah untuk melatihnya sedikit demi sedikit. Dan jika Rio sudah yakin, maka segeralah berlari cepat, keluar dari keterbelengguan
Rio.

Jika sudah seperti ini, maka siapa lagi yang diuntungkan, jika bukan Rio sendiri? :-)

Demikianlah kurang lebih isi pesan yang masih tersimpan rapi di folder laptop saya 7 tahun yang lalu. Alhamdulillah Allah tuntun saya hingga saat ini setelah saya banyak memutuskan benang-benang yang menghambat itu.

Sahabat, Ketakutan itu terkadang hanya riak-riak kecil yang menguji kesungguhan. Saya pernah diberikan nasehat oleh salah seorang guru, “Dimana ada keberanian di sana ada harapan”. Kita harus membulatkan tekad untuk menanggulangi setiap tantangan yang datang.

Sahabat, Segera putuskan benang itu yuk. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

Baca Juga :Jalan Menuju Kebahagiaan

Gambar: Flickr

Jakarta, 11 Jumadil Akhir 1438 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.