Tidak dipungkiri salah satu pelajaran
yang penting yang penting dalam hidup adalah pelajaran mengambil keputusan. Kenapa?
Karena hampir dalam setiap kesempatan kita mengambil keputusan. Mulai dari
hal-hal kecil, seperti Kapan kita bangun tidur? Mau berangkat jam berapa? Jam berapa tidur? Yang lebih besar mungkin,
keputusan tentang peluang bisnis? Memilih pasangan? Tempat tinggal? Partner? Sayangnya
ilmu ini tidak diajarkan di sekolah-sekolah secara umum. Akibatnya banyak
generasi muda yang terbawa arus mengikuti
arus budaya yang belum tentu mendatangkan kebaikan dalam kehidupannya.
Ada satu rintangan terakhir ketika
benar-benar menggunakan kekuatan dari keputusan. Kita harus mengatasi rasa
takut mengambil keputusan yang salah. Tidak diragukan lagi, dalam hidup
terkadang seseorang pernah mengambil keputusan yang salah. Lalu hidupnya
berantakan!
Saya juga menyadari dengan jelas, saya tidak mengambil keputusan semuanya dengan
benar sepanjang hidup saya. Tentu ini hal yang tidak saya harapkan. Saya juga
tidak selalu mengambil keputusan yang benar di masa depan. Saya telah bertekad
bahwa apa pun keputusan yang saya ambil, saya akan luwes, melihat akibatnya,
belajar dari akibat tersebut, dan menggunakannya sebagai pelajaran untuk
mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.
Ingatlah bahwa keberhasilan
sebenarnya adalah hasil dari keputusan yang baik. Keputusan yang baik adalah hasil
dari pengalaman, dan pengalaman sering kali merupakan hasil dari keputusan yang
buruk.
Pengalaman yang tampaknya buruk dan
menyakitkan terkadang merupakan pengalaman yang paling penting. Kenapa? Karena,
ketika orang-orang berhasil, mereka cenderung berpesta, ketika mereka gagal,
mereka cenderung merenung dan mereka mulai membuat perbedaan baru yang akan
meningkatkan kualitas hidup mereka.
kita harus bertekad untuk terus
belajar dari kesalahan kita, bukannya menyalahkan diri kita sendiri, atau kita ditakdirkan untuk membuat kesalahan yang
sama lagi di masa depan.
Dalam kesempatan lain, saya juga
pernah menuliskan bahwa salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan belajar
dari pengalaman hidup orang lain. ya, belajar bisa menghemat waktu Anda untuk
daripada terus mencoba-coba sesuatu yang sudah berpola.
Sama pentingnya dengan pengalaman
pribadi, bayangkan betapa berharganya memiliki seorang panutan-seseorang yang
mengarungi sungai di depan Anda dan memiliki peta yang bagus untuk Anda ikuti.
Anda dapat memiliki panutan untuk keuangan Anda, panutan untuk hubungan Anda,
panutan untuk kesehatan Anda, panutan untuk pekerjaan Anda, atau panutan untuk
semua aspek hidup yang sedang Anda pelajari. Mereka bisa menyelamatkan Anda
dari penderitaan selama bertahun-tahun dan mencegah Anda dari kegagalan.
Siapa kira-kira yang bisa menjadi contoh terbaik itu?
Sebaik-baik tauladan adalah Rasulullah shalaullahhu 'alaihi wassalam dan generasi sahabat. Maka conteklah habis-habisan cara Rasulullah dalam menjalani dan menyikapi kehidupan, maka hidup kita akan bahagia dan diridhoi-Nya.
Siapa kira-kira yang bisa menjadi contoh terbaik itu?
Sebaik-baik tauladan adalah Rasulullah shalaullahhu 'alaihi wassalam dan generasi sahabat. Maka conteklah habis-habisan cara Rasulullah dalam menjalani dan menyikapi kehidupan, maka hidup kita akan bahagia dan diridhoi-Nya.
Saudaraku, dibalik orang-orang yang tampak
berhasil, mereka mengelilingi dan dikelilingi oleh orang-orang hebat. Kehebatan
dan pengalaman yang dimiliki oleh orang-orang inilah yang menjadikannya tambah
hebat di mata orang lain.
Tentu saja, ada kalanya Anda berada
di sungai sendirian dan Anda harus mengambil keputusan sendiri. kabar baiknya
adalah jika Anda bersedia belajar dari pengalaman Anda, maka masa-masa yang
mungkin Anda anggap sulit menjadi menyenangkan karena memberikan informasi yang
berharga-perbedaan penting- yang akan Anda gunakan untuk mengambil keputusan
yang lebih baik di masa depan.
Sebenarnya, orang yang sangat
berhasil yang Anda temui akan mengatakan kepada Anda. Jika mereka jujur kepada
Anda- bahwa alasan mereka lebih berhasil adalah karena mereka mengambil
keputusan yang salah jauh lebih banyak dari Anda.
Terlepas dari semua itu, sebagai
seorang muslim, saya meyakini satu hadis dari Nabi shalaullahhu ‘alaihi
wassalam.
Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbâs
Radhiyallahu anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di
belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda,
‘Wahai anak muda, aku akan
mengajarkan kepadamu beberapa kalimat:
‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu.
Jagalah Allah, maka engkau akan
mendapati-Nya di hadapanmu.
Jika engkau memohon (meminta),
mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah
pertolongan kepada Allah.
Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh
umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan
dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan
Allah untukmu.
Sebaliknya, jika mereka berkumpul
untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan
dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang
telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah
kering.’” [HR. at-Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini hasan shahîh.”]
Oleh karena itu, penting sekali kita
untuk melibatkan Allah dalam setiap keputusan dan desah nafas kehidupan kita. (RSP)
Baca juga: Kekutan Keputusan dan Komitmen
Photo Credit: aeofficial.com
Baca juga: Kekutan Keputusan dan Komitmen
Photo Credit: aeofficial.com
Jakarta, 10 Sya’ban 1439 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.