Kamis, 26 April 2018

Mengambil Keputusan


Tidak dipungkiri salah satu pelajaran yang penting yang penting dalam hidup adalah pelajaran mengambil keputusan. Kenapa? Karena hampir dalam setiap kesempatan kita mengambil keputusan. Mulai dari hal-hal kecil, seperti Kapan kita bangun tidur? Mau berangkat jam berapa?  Jam berapa tidur? Yang lebih besar mungkin, keputusan tentang peluang bisnis? Memilih pasangan? Tempat tinggal? Partner? Sayangnya ilmu ini tidak diajarkan di sekolah-sekolah secara umum. Akibatnya banyak generasi muda yang terbawa arus mengikuti  arus budaya yang belum tentu mendatangkan kebaikan dalam kehidupannya.

Ada satu rintangan terakhir ketika benar-benar menggunakan kekuatan dari keputusan. Kita harus mengatasi rasa takut mengambil keputusan yang salah. Tidak diragukan lagi, dalam hidup terkadang seseorang pernah mengambil keputusan yang salah. Lalu hidupnya berantakan!

Saya juga menyadari dengan jelas,  saya tidak mengambil keputusan semuanya dengan benar sepanjang hidup saya. Tentu ini hal yang tidak saya harapkan. Saya juga tidak selalu mengambil keputusan yang benar di masa depan. Saya telah bertekad bahwa apa pun keputusan yang saya ambil, saya akan luwes, melihat akibatnya, belajar dari akibat tersebut, dan menggunakannya sebagai pelajaran untuk mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.

Ingatlah bahwa keberhasilan sebenarnya adalah hasil dari keputusan yang baik. Keputusan yang baik adalah hasil dari pengalaman, dan pengalaman sering kali merupakan hasil dari keputusan yang buruk.

Pengalaman yang tampaknya buruk dan menyakitkan terkadang merupakan pengalaman yang paling penting. Kenapa? Karena, ketika orang-orang berhasil, mereka cenderung berpesta, ketika mereka gagal, mereka cenderung merenung dan mereka mulai membuat perbedaan baru yang akan meningkatkan kualitas hidup mereka.

kita harus bertekad untuk terus belajar dari kesalahan kita, bukannya menyalahkan diri kita sendiri, atau  kita ditakdirkan untuk membuat kesalahan yang sama lagi di masa depan.

Dalam kesempatan lain, saya juga pernah menuliskan bahwa salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan belajar dari pengalaman hidup orang lain. ya, belajar bisa menghemat waktu Anda untuk daripada terus mencoba-coba sesuatu yang sudah berpola.

Sama pentingnya dengan pengalaman pribadi, bayangkan betapa berharganya memiliki seorang panutan-seseorang yang mengarungi sungai di depan Anda dan memiliki peta yang bagus untuk Anda ikuti. Anda dapat memiliki panutan untuk keuangan Anda, panutan untuk hubungan Anda, panutan untuk kesehatan Anda, panutan untuk pekerjaan Anda, atau panutan untuk semua aspek hidup yang sedang Anda pelajari. Mereka bisa menyelamatkan Anda dari penderitaan selama bertahun-tahun dan mencegah Anda dari kegagalan.

Siapa kira-kira yang bisa menjadi contoh terbaik itu?

Sebaik-baik tauladan adalah Rasulullah shalaullahhu 'alaihi wassalam dan generasi sahabat. Maka conteklah habis-habisan cara Rasulullah  dalam menjalani dan menyikapi kehidupan, maka hidup kita akan bahagia dan diridhoi-Nya.
Saudaraku, dibalik orang-orang yang tampak berhasil, mereka mengelilingi dan dikelilingi oleh orang-orang hebat. Kehebatan dan pengalaman yang dimiliki oleh orang-orang inilah yang menjadikannya tambah hebat di mata orang lain.

Tentu saja, ada kalanya Anda berada di sungai sendirian dan Anda harus mengambil keputusan sendiri. kabar baiknya adalah jika Anda bersedia belajar dari pengalaman Anda, maka masa-masa yang mungkin Anda anggap sulit menjadi menyenangkan karena memberikan informasi yang berharga-perbedaan penting- yang akan Anda gunakan untuk mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.

Sebenarnya, orang yang sangat berhasil yang Anda temui akan mengatakan kepada Anda. Jika mereka jujur kepada Anda- bahwa alasan mereka lebih berhasil adalah karena mereka mengambil keputusan yang salah jauh lebih banyak dari Anda.

Terlepas dari semua itu, sebagai seorang muslim, saya meyakini satu hadis dari Nabi shalaullahhu ‘alaihi wassalam.

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma , ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda,

‘Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat:

‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.

Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.

Jika engkau memohon (meminta), mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah.

Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu.

Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.’” [HR. at-Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini hasan shahîh.”]

Oleh karena itu, penting sekali kita untuk melibatkan Allah dalam setiap keputusan dan desah nafas kehidupan kita.  (RSP)

Baca juga: Kekutan Keputusan dan Komitmen

Photo Credit: aeofficial.com

Jakarta, 10 Sya’ban 1439 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.