Selasa, 10 April 2018

Membangun Kebesaran Hidup (2)


Bagaimana kabarnya hari ini sahabat?

Baiklah, sahabat. Mari kita lanjutkan pembahasan kita kemarin. Masih ingat? Ya, yang berlalu biarkan berlalu, ambil pelajaran dari setiap episode kehidupan yang pernah kita lewati.

Simak dan perhatikan pesan ini baik-baik, tidak ada satu pun kejadian yang terjadi, melainkan semua atas izin Allah dan tidak ada satu pun yang terjadi menimpa kita, melainkan pasti untuk membuat kita menjadi lebih baik, lebih kuat, lebih sabar, lebih halus perasaan kita, dan semuanya bermuara agar kita semakin dekat dan kembali kepada-Nya.

Mengapa ini penting? Agar ringan langkahmu, ringan rezekimu, dan sehat badanmu. Karena banyak orang yang sakit hari ini karena memendam dendam, kebencian, ketidakterimaan atas takdir yang telah berlalu.

    Baca juga: Membulatkan Tekad

Sejauh apa pun engkau melangkah dan berpetualang, jika perasaanmu masih berada di tempat yang sama. Maka seindah apa pun pemandangan yang engkau nikmati, maka Anda akan tetap merasakan hal yang sama. Oleh karena itu, tidak ada cara terbaik kecuali mengiklaskan dan menerima ketentuan dari-Nya. Lalu, kita akan siap memasuki langkah selanjutnya,


Kedua, Ikhlas hidup sepenuhnya hari ini.

Satu pelajaran penting dalam hidup jika kita menginginkan pertumbuhan pribadi adalah bagaimana kita menentukan dan mengarahkan fokus dalam hidup. Jika kita ingin mencapai hasil yang luar biasa dan pemenuhan dalam pekerjaan , karir , atau misi kita, kita perlu untuk mendapatkan laser yang difokuskan pada apa yang kita inginkan, dan menciptakan visi yang jelas kristal di mana kita ingin pergi .

Kemana Fokus kita menuju dalam hidup, disanalah energi kita akan mengalir. Bukan pristiwa atau kejadiannya yang terpenting, tetapi bagaimana cara kita mengarahkan fokus untuk melihatnya dari sisi yang berbeda.


Saya ingin berbagi cerita sedikit tentang poin kedua ini, ketika akan melanjutkan studi S1 dulu, Allah takdirkan saya masuk ke dalam salah satu perguruan tinggi swasta terbaik. Bagi sebagian orang, tetap saja masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) itu lebih bergengsi.

Sebagian orang, mungkin akan memutuskan menunda perkuliahan, ikut bimbel untuk tetap ngotot masuk PTN. Walaupun harus menunggu beberapa tahun.

Akhirnya saya sadar, bahwa saya mendapatkan limpahan karunia yang berlimpah dari kampus hijau itu. Kampus itu, menjadi jalan untuk menstimulus seluruh potensi dan sisi kemanusiaan saya. Sejak saat itu, saya mengambil tanggung jawab penuh untuk  memberikan yang terbaik di mana pun saya berada.

Kisah ini sangat panjang, Alhamdulillah sekelumit kisah ini telah kami bukukan di dalam sebuah buku yang Alhamdulillah sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Buku itu berjudul “Setiap Orang Berhak Sukses”.

Satu pesan yang sampai hari ini saya masih ingat adalah “Mutiara dimana pun ia berada tetaplah mutiara”

Pertanyaannya, bagaimana agar kita bersabar, gigih, dan memiliki daya tahan menjalani hari demi hari untuk membangun kebesaran hidup?

insyaaAllah kita akan bahas di lain waktu ya, bisa besok, ahad depan, bulan depan. Atau kapan-kapan.  (RSP)

Jakarta, 23 Rajab 1439 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.