Senin, 25 Juli 2016

Mengapa Harus Menikahi Potensi


Seperti yang sudah pernah kita bahas di (Dimanakah Jodohku?) Sekali lagi, matematika jodoh itu memang misteri dan sulit ditebak, ia tidak berjalan di atas garis ketampanan atau kecantikan, kekayaan, kedekatan geografis. 

Rumus jodoh bukan ditentukan oleh hukum kepantasan manusia. Karena manusia hanya tahu permukaannya, berpikir dalam kesempitan ilmunya, memutuskan dalam pengaruh hawa nafsunya. Semuanya telah memberikan satu titik cerah untuk melihat seseorang yang akan kita tuju sebagai pasangan hidup. 

Berinteraksi dengan orang yang berpengalaman mengarungi bahtera rumah tangga. Saya mendapatkan pelajaran berharga yang tidak pernah saya dapati di bangku kuliah sekalipun. Dari sini, saya mendapat satu perspektif baru dalam memandang manusia. Manusia yang kita lihat hari ini sejatinya tidak sebenar-benarnya, dalam artian bahwa setiap manusia memakai topeng. Sejatinya dalam diri manusia terkandung masa lalu dan masa depan.

Mengapa harus menikahi potensi?

Sahabat ingatlah pesan ini baik-baik. Bila dia cantik hari ini, jangan mudah tergoda kecantikannya. Karena kita belum pernah bertemu dia saat usia diatas 50 tahun kan? Ketika keriput memenuhi sekujur tubuhnya. Saat dia kaya hari ini, jangan mudah tergoda. Sebab kekayaan itu tidak ada yang hakiki.

Sesuatu yang melekat pada manusia dan berasal dari luar dirinya tidak ada yang hakiki. Popularitas, kecantikan/ketampanan, kekayaan, jabatan, semuanya hanyalah label yang sifatnya bisa lepas-pasang. Bahkan bisa dibangung dengan pencitraan, make-up salon, dan lain-lain.

Tulisan terkait potensi Anda bisa membacanya di (Bertumbuh Menuju Potensi)

Tapi mari, hari ini kita akan belajar melihat sesorang dari potensi. Potensi adalah sesuatu yang ada di dalam diri seseorang. Potensi itu lahir dari karakter-karakter yang melekat pada seseorang. Dan kita bisa melihat masa depan seseorang hanya dengan melihat dia hari ini. 

Ketika kita melihat seseorang, lihatlah potensinya. Apakah dia berpotensi menjadi seseorang yang berpengaruh, berpotensi menjadi ayah yang baik, berpotensi menjadi seseorang yang sukses, berpotensi menjadi ibu yang luar biasa, berpotensi menjadi kaya raya, berpotensi membangun umat, lihatlah potensi itu. Dan tentu potensi tertinggi adalah apakah dia berpotensi masuk surga dan kita bisa turut serta berjalan bersamanya?

Bila hari ini dia miskin, atau hari ini dia masih belajar. Tidak masalah. Yang terpenting ia memiliki semangat belajar yang kuat. In Syaa Allah dengan iman dan ilmu yang ia milikilah Allah akan mengangkatnya ke tempat yang mulia. Bila hari ini dia kesulitan, atau dia belum mencapai pencapaian standar-standar dunia. Jangan takut. Bukankah membersamai perjalanan seseorang dari titik nol-nya adalah sebuah hal yang menarik sekaligus menantang? 

Pelajaran ini akan saya kenang selalu. Pesan dari masa lalu, belajar sejarah kehidupan manusia yang cenderung berulang. Untukmu sahabatku. Ingat, lihatlah potensi itu. Bila kita menuntut seseorang mapan (secara materi), ingatlah bahwa itu tidak melekat. Lihatlah karakternya, sebab dalam kondisi apapun, karakterlah yang akan menolong seseorang ketika jatuh, pun ketika terbang tinggi.

Menikahlah dengan potensi seseorang. Gunakanlah mata hatimu untuk melihat seseorang hari ini dengan refleksi masa depan. Lihatlah potensi itu, ajaklah berbicara atau berdiskusi, kenalilah pikiran dan karakternya. Tentunya dengan didampingi oleh keluarga, atau sahabatnya. 

Di era digital, terkadang karakter seseorang bisa dilihat dari luapan emosi dan gejolak jiwanya yang tercermin di media sosial yang ia miliki. Karena di sana ada banyak hal yang tertutupi oleh paras, oleh harta, oleh parameter-parameter dunia.

Pertanyaannya, potensi apa yang sudah kita miliki? Sudah seberapa seriuskah kita mengasah potensi yang Allah karuniakan?

Menikahlah dengan potensinya. Sebab kamu tidak akan menikah hanya hari ini. Ketika dia masih cantik/tampan. Ketika dia masih kaya, terkenal, dan populer. Benar  kan? Bagaimana setuju?

Terima Kasih atas inspirasinya hari ini sahabat.

Gambar : Dunyabizim

Tulisan terkait kriteria pasangan : Cinta Membawa Berkah 

Jakarta, 21 Syawal 1437 H

1 komentar:

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.