Kamis, 21 Januari 2016

Apa Dampak Pahala dan Dosa Dalam Kehidupan?



Malam itu semua terdiam dan tampak hening menyimak sebuah nasihat yang sangat menyentuh hati tentang bagaimana dampak pahala dan dosa dalam kehidupan manusia. Tiba-tiba saya terbawa ke masa lalu dan melihat seolah-olah seperti film kehidupan diputar kembali. Ternyata, apa yang dikatakan oleh Ustadz itu benar adanya.

Sahabat yang dirahmati Alloh Subhanahu Wata’ala. Banyak orang yang menyakini bahwa pahala dan dosa hanya akan kita terima hanya di akhirat nanti, sehingga tidak menyadari bahwa gambaran kehidupan yang kita jalani hari ini adalah dampak dari pengaruh pahala dan dosa yang pernah kita lakukan.

Segala sesuatu yang Alloh ciptakan di dunia ini merupakan gambaran yang akan terjadi di akhirat kelak. Apa yang terjadi di dunia merupakan kilasan mengenai apa yang akan terjadi juga di akhirat. Akan tetapi, semua yang ada di dunia ini tidaklah ada yang menyerupai apa yang ada di surga, seperti yang dikatakan Ibnu Abbas, kecuali hanya nama-namanya saja yang sama. Dengan itu, Alloh bermaksud membuat manusia tertarik kepada nikmat dan membuatnya takut akan siksaan.

Yang terjadi di dunia ini adalah siksaan terhadap orang yang zalim, sebagai balasan atas kezalimannya, sebelum ia di siksa kelak di akhirat. Inilah makna firman Alloh, 

“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”
(Q.S. An-Nisa (4): 123)

Mungkin saja seorang pendosa mengira, bahwa badanya yang sehat dan hartanya yang banyak akan menyelamatkannya dari siksaan. Ia tidak menyadari sebenarnya saat ini ia justru berada dalam siksaan yang nyata. Orang-orang yang bijak berkata,
“Maksiat yang disusul dengan maksiat adalah siksaan atas maksiat itu sendiri dan kebaikan yang berbuah kebaikan merupakan balasan atas kebaikan itu pula.”
Barangkali siksaan yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat itu berbentuk siksaan maknawi, seperti yang pernah dikatakan oleh seorang pendeta Bani Israil, “Wahai Tuhanku, betapa seringnya aku berbuat maksiat, namun mengapa tidak kunjung datang azab-mu menimpa diri ini?”

Dikatakan kepadanya, “Betapa banyak azab-Ku. Tidakkah engkau merasa, telah Aku halangi dirimu untuk merasakan kenikmatan bermunajat kepada-Ku?”

Barangsiapa yang merenungi azab dan siksa seperti itu, ia akan selalu bertindak dengan sangat hati-hati dalam hidup ini. Betapa banyaknya orang yang mengumbar matanya terhadap segala kenikmatan dunia yang ditutup mata hatinya oleh Alloh, tidak sedikit pula mereka yang tidak terkendali lisannya tiada memperoleh kejernihan hatinya dan tidak terhitung berapa banyak orang yang makan makanan yang syubhat mengalami kegelapan dalam hidupnya serta tidak bisa bangun di malam hari untuk merasakan indahnya bermunjat kepada Alloh. Hal-hal hanya bisa disadari oleh orang-orang yang sering mengevaluasi, mengintropeksi, bermuhasabah terhadap dirinya sendiri.

Sebaliknya, orang yang bertakwa akan mendapatkan balasan yang baik atas ketakwaannya. Dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan Abu Umamah, “ Menatap wanita yang cantik jelita adalah busur yang diracuni oleh setan.” Barangsiapa yang berpaling karena mengharapkan ridha-Ku, akan ia nikmati manisnya iman di dalam hatinya. Itu hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak contoh yang mungkin bisa mengingatkan mereka yang lalai.

Alloh seringkali memperlihatkan azab atas dosa-dosa yang bersifat langsung dan terang-terangan, sebagaimana yang disabdakan oleh Rosululloh Sholaullohu ‘Alaihi Wasallam, “Tidur setelah subuh dapat menghambat rezeki. Sesungguhnya rezeki seseorang hamba di tahan oleh sebab dosa yang diperbuatnya. 
Fudhail berkata, “Sesunggunya, jika aku berbuat maksiat kepada Alloh, aku melihat perubahan pada perilaku binatang tungganganku dan pembantu-pembantuku.”
Ganjaran yang sangat ajaib di dunia adalah seperti apa yang terjadi pada saudara-saudara Nabi Yusuf. Dahulu, tangan-tangan mereka menyiksa Nabi Yusuf yang kemudian dibeli oleh orang Mesir. Akan tetapi, pada masa berikutnya, tangan-tangan merekalah yang justru meminta-minta makanan, sebagaimana yang dikisahkan dalam firman Alloh Subhanahu Wata’ala di dalam AL-Qur’an,

“Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah."
(Q.S. Yusuf (12): 88)

Tatkala Yusuf digoda oleh istri pembesar saat itu yang dengan kejam memfitnah Yusuf di depan suaminya, 

“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan adzab yang pedih?"
(Q.S. Yusuf (12): 25)

Alloh lalu membuka mulutnya dan membuatnya justru mengakui sendiri perbuatannya,

“….Berkata istri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar."
(Q.S. Yusuf (12): 51)

Apa pelajaran semua ini bagi kita? sejak saya mengetahui dan memahami dampak dari dosa dan pahala dalam kehidupan saya sendiri maka pesan saya Seandainya seseorang meninggalkan maksiat karena Alloh, maka ia akan menikmati buahnya. Begitu juga jika ia melakukan ketaatan.
Rosululloh Sholaullohu ‘Alaihi Wasallam bersabda “ Jika engkau merasa miskin, berdaganglah dengan Alloh dengan cara bersedekah.”


Saya dipertontonkan oleh sosok guru yang menyakini benar hadist ini, hampir setiap malam jika kami sedang belajar, dia selalu melayani kami baik fisik maupun rohani. Memberikan ilmu dan makan serta antar jemput. Hal itu, menggedor-gedor kesadaran saya untuk menirunya. Alhamdulillah, apapun kondisinya saya berusaha melayani mereka yang belajar ke rumah.

Kita banyak melihat orang yang menghalangi dirinya untuk melaksanakan perintah agama dengan harapan mendapatkan kesenangan yang bersifat sementara. Yang terjadi justru bukan ketenangan yang mereka dapatkan, malah sebaliknya, mereka sengsara selama-lamanya.

Seorang ulama pernah menceritakan, “ ketika masih muda, aku pernah memiliki pelayan. Saat ia berada di rumahku, rasa cintaku kepadanya begitu membara. Aku menanyakan hal itu kepada ahli fikih saat itu, mungkin ada yang dapat memberi keringanan hukum bagiku.

Akan tetapi semuanya berkata, “Kau tidak boleh menatapnya dengan penuh syahwat, jangan menyentunya, apalagi mencampurinya, kecuali setelah dia haid.

Aku lalu bertanya kepadanya dan ia menjawab, bahwa saat dibeli olehku ia memang sedang haid. Aku katakan kalau begitu, telah dekat waktunya.

Aku lalu bertanya lagi kepada para fakih. Mereka mengharuskanku menunggu hingga benar-benar bersih haidnya.

Aku berkata kepada jiwaku bahwa aku sunguh mencintainya; keingingnanku begitu menggelora; kesempatan sangatlah terbuka apalagi ia sangat dekat denganku.

Akan tetapi, jiwaku malah menjawab, ‘(Sulitnya) beriman dengan penuh kesabaran, ini seperti penderitaan dipanggang di atas bara api.

Singkat cerita, akhirnya dia memilih terus bersabar hingga datang waktunya. Pada saatnya Alloh memberinya nikmat dengan hadirnya wanita yang lebih cantik dan lebih molek.

Sahabat, jika Anda sedang mencari solusi membangun kesejahteraan, kedamaian, kebahagiaan, kesuksesan Anda, Keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara serta Dunia. Kuncinya berhati-hatilah dengan dosa dan bersegeralah melakukan berbagai amal . berlakulah sopan kepada Alloh untuk mendapatkan keuntungan yang banyak dan segera.

Semoga Alloh Subhanahu Wata’ala memperbaiki kondisi bathin dan lahir kita menjadi Hamba yang di kasihi-Nya di dunia dan di akhirat. Aaamin

Rumah Pencerahan,
Bengkulu, 10 Rabiul Akhir 1437 H/ 21 Januari 2016
Hamba Alloh yang rindu ampunan dan Ridho-Mu,


Rio Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.