Sahabat saya yang dashyat, dimana pun kita berada. Kita mungkin
jarang bertemu, sebagian membaca tulisan ini tanpa pernah bertemu dengan
penulisnya. Tapi, di hati yang terdalam, saya meyakini bahwa kita disatukan
dengan tujuan yang sama untuk membangun kehidupan yang berkualitas, damai, dan
bahagia. tapi, merupakan sunnatulloh (ketetapan Alloh swt) jalan yang kita
lalui tidak pernah mulus seperti yang kita harapkan.
Banyak yang bertanya kepada saya tentang jalan menuju
kesuksesan, karena Alhamdulillah atas rahmat-Nya saya bisa berbagi semangat
melalui tulisan, dengan harapa bisa menjangkau sahabat-sahabat saya di seluruh
belahan bumi yang belum bisa saya jumpai dan tentu sangat saya rindukan.
Ada satu hal yang ingin saya bagikan yang belum saya bahas
di dalam buku kami. Saya ingin berbagi tentang kegagalan. Bagaimana sikap kita
sebaiknya ketika kegagalan mulai menyakiti hati?
Kesuksesan seringkali bukanlah milik mereka yang pintar,
tapi milik mereka yang berani dan mampu bertahan pada saat-saat sulit. Oleh karena
itu, Hadapi kegagalan. Kegagalan dapat sangat menyakitkan, baik secara fisik
dan lebih sering secara emosional. Melihat sebagian sebuah cita-cita atau
harapan (visi) Anda hancur memang menyakitkan. Apalagi ditambah dengan ejekan,
seseorang akan merasa lebih buruk. Apakah Anda pernah merasakan hal itu? Saya pribadi
pun, pernah mengalaminya, bahkan ketika saya berkata ingin mengelilingi
indonesia semua tertawa, ketika saya ceritakan akan menerbitkan sebuah buku, tidak
sedikit yang meragukan dan mengejek.
Langkah penting pertama untuk berhasil melalui kegagalan
adalah belajar tidak menjadikannya sebagai urusan pribadi. Pastikan Anda
mengetahui bahwa kegagalan Anda tidak akan membuat Anda menjadi orang gagal. Jika
kita membaca siroh (kisah) sahabat Rosululloh saw mereka adalah orang-orang
yang memahami betul bahwa tidak ada kata gagal dalam hidup mereka yang ada
hidup mulia (kemenangan) atau mati syahid (segera bertemu Robbnya).
Bagi banyak orang, rasa sakit itu membuat mereka takut
gagal. Mereka menjadi seperti orang yang berkata “saya terlalu tua untuk
menangis, tetapi hal itu terlalu menyakitkan untuk membuat saya tertawa”. Itulah
yang terjadi ketika orang terjebak di dalam lingkaran ketakutan. Dan jika
ketakutan berhasil mengalahkan kita, hampir tidak mungkin Anda berhasil ke
depannya.
Ada sebuah nasehat yang menegaskan, “Kehidupan yang
dihabiskan dengan membuat kesalahan bukan saja lebih terhormat, melainkan juga
lebih berguna daripada kehidupan yang dihabiskan tanpa berbuat apa-apa”. Untuk mengalahkan
ketakutan dan mematahkan lingkaran itu, Anda harus mau mengakui bahwa anda akan
berbuat banyak kesalahan dalam hidup. Kabar buruknya, jika anda sudah lama
tidak aktif, sangat sulit untuk memulai lagi. Dan itu pernah saya alami, baik
dalam menulis maupun dalam kehidupan. Kabar baiknya, begitu anda mulai
bergerak, anda merasa lebih mudah menjalaninya.
Jika anda dapat mulai bertindak dan tetap melakukan
kesalahan, paling tidak anda memperoleh pengalaman. Itulah sebabnya Presiden
Theodore Roosevelt berkata, “Orang yang tidak pernah membuat kesalahan tidak
akan membuat kemajuan”.
Pada akhirnya pengalaman itu membawa kepada kompetensi dan
memampukan anda membuat lebih sedikit kesalahan. Akibatnya, ketakutan anda
menjadi bosan menemui anda, ketakutan menjadi kurang melumpuhkan, tetapi
seluruh proses mematahkan lingkaran ketakutan dimulai dengan TINDAKAN. Anda harus
menangani perasaan anda, jangan menunggu emosi positif untuk membuat Anda
bergerak maju.
Terakhir, saya ingin membagikan sebuah jurus jitu agar anda
tidak terlalu lama dalam melakukan kesalahan. Sebenarnya kita bisa melipat
waktu, berjalan lebih cepak menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Jurus jitu itu
adalah Belajar. Ya, hanya dengan belajarlah kita bisa memotong kesalahan yang
seharusnya kita lakukan. Kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan orang-orang
(kaum-kaum) terdahulu. Sehingga kita lebih cepat sampai menuju tujuan yang kita
harapkan.
Tapi anehnya, manusia hari ini secara keseluruhan cenderung
menutup mata, menyumbat telinga, sehingga hati kita menjadi keras untuk
menerima pelajaran dari sejarah masa lalu. Oleh karena itu, Al-Qur’an adalah
solusinya. Ia merupakan kita petunjuk (huda) bagi manusia. Ia berbicara tentang
kejadian masa lalu agar kita bisa belajar dan tidak mengulangi kesalahan yang
sama, ia juga berbicara tentang masa kini (tentang apa yang harus kita lakukan,
siapa diri kita sebenarnya? Apa tujuan hidup kita? ), Al-Quran juga dapat
mengenalkan kita kepada diri kita sendiri sehingga kita bisa memaksilamkan
potensi yang Alloh swt anugrahkan. Terakhir Al-Qur’an juga berbicara tentang
masa depan (baik di dunia maupun akhirat).
Makanya ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca
(Iqro) (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Bayarlah harga dari melakukan kesalahan dengan mengembangkan
pengalaman dan keyakinan diri.
Kepercayaan diri itu timbul dari kedisiplinan dan sering
melakukan latihan. Semoga Ujian kesulitan dan jalan yang berliku yang kita
jalani saat ini adalah cara Alloh swt mengajarkan kita agar menjadi kuat dan
selalu dekat dengan-Nya.
Pertanyaannya, maukah kita menempuh jalan yang lurus, jelas,
bersih, dan terjamin kebenarannya?
Semoga Alloh swt membukakan hati kita untuk menerimanya
29 Rabiul Awal 1436 H/ 06.20 WIB
Di Bumi Raflessia (Bengkulu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.