Selasa, 20 Januari 2015

Ketika Kegagalan Menyakiti Hati Anda

Terus Bangkit dan Tetap Ceria

Sahabat saya yang dashyat, dimana pun kita berada. Kita mungkin jarang bertemu, sebagian membaca tulisan ini tanpa pernah bertemu dengan penulisnya. Tapi, di hati yang terdalam, saya meyakini bahwa kita disatukan dengan tujuan yang sama untuk membangun kehidupan yang berkualitas, damai, dan bahagia. tapi, merupakan sunnatulloh (ketetapan Alloh swt) jalan yang kita lalui tidak pernah mulus seperti yang kita harapkan. 

Banyak yang bertanya kepada saya tentang jalan menuju kesuksesan, karena Alhamdulillah atas rahmat-Nya saya bisa berbagi semangat melalui tulisan, dengan harapa bisa menjangkau sahabat-sahabat saya di seluruh belahan bumi yang belum bisa saya jumpai dan tentu sangat saya rindukan.

Ada satu hal yang ingin saya bagikan yang belum saya bahas di dalam buku kami. Saya ingin berbagi tentang kegagalan. Bagaimana sikap kita sebaiknya ketika kegagalan mulai menyakiti hati?

Kesuksesan seringkali bukanlah milik mereka yang pintar, tapi milik mereka yang berani dan mampu bertahan pada saat-saat sulit. Oleh karena itu, Hadapi kegagalan. Kegagalan dapat sangat menyakitkan, baik secara fisik dan lebih sering secara emosional. Melihat sebagian sebuah cita-cita atau harapan (visi) Anda hancur memang menyakitkan. Apalagi ditambah dengan ejekan, seseorang akan merasa lebih buruk. Apakah Anda pernah merasakan hal itu? Saya pribadi pun, pernah mengalaminya, bahkan ketika saya berkata ingin mengelilingi indonesia semua tertawa, ketika saya ceritakan akan menerbitkan sebuah buku, tidak sedikit yang meragukan dan mengejek.

Langkah penting pertama untuk berhasil melalui kegagalan adalah belajar tidak menjadikannya sebagai urusan pribadi. Pastikan Anda mengetahui bahwa kegagalan Anda tidak akan membuat Anda menjadi orang gagal. Jika kita membaca siroh (kisah) sahabat Rosululloh saw mereka adalah orang-orang yang memahami betul bahwa tidak ada kata gagal dalam hidup mereka yang ada hidup mulia (kemenangan) atau mati syahid (segera bertemu Robbnya).

Bagi banyak orang, rasa sakit itu membuat mereka takut gagal. Mereka menjadi seperti orang yang berkata “saya terlalu tua untuk menangis, tetapi hal itu terlalu menyakitkan untuk membuat saya tertawa”. Itulah yang terjadi ketika orang terjebak di dalam lingkaran ketakutan. Dan jika ketakutan berhasil mengalahkan kita, hampir tidak mungkin Anda berhasil ke depannya.

Ada sebuah nasehat yang menegaskan, “Kehidupan yang dihabiskan dengan membuat kesalahan bukan saja lebih terhormat, melainkan juga lebih berguna daripada kehidupan yang dihabiskan tanpa berbuat apa-apa”. Untuk mengalahkan ketakutan dan mematahkan lingkaran itu, Anda harus mau mengakui bahwa anda akan berbuat banyak kesalahan dalam hidup. Kabar buruknya, jika anda sudah lama tidak aktif, sangat sulit untuk memulai lagi. Dan itu pernah saya alami, baik dalam menulis maupun dalam kehidupan. Kabar baiknya, begitu anda mulai bergerak, anda merasa lebih mudah menjalaninya.

Jika anda dapat mulai bertindak dan tetap melakukan kesalahan, paling tidak anda memperoleh pengalaman. Itulah sebabnya Presiden Theodore Roosevelt berkata, “Orang yang tidak pernah membuat kesalahan tidak akan membuat kemajuan”.

Pada akhirnya pengalaman itu membawa kepada kompetensi dan memampukan anda membuat lebih sedikit kesalahan. Akibatnya, ketakutan anda menjadi bosan menemui anda, ketakutan menjadi kurang melumpuhkan, tetapi seluruh proses mematahkan lingkaran ketakutan dimulai dengan TINDAKAN. Anda harus menangani perasaan anda, jangan menunggu emosi positif untuk membuat Anda bergerak maju.

Terakhir, saya ingin membagikan sebuah jurus jitu agar anda tidak terlalu lama dalam melakukan kesalahan. Sebenarnya kita bisa melipat waktu, berjalan lebih cepak menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Jurus jitu itu adalah Belajar. Ya, hanya dengan belajarlah kita bisa memotong kesalahan yang seharusnya kita lakukan. Kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan orang-orang (kaum-kaum) terdahulu. Sehingga kita lebih cepat sampai menuju tujuan yang kita harapkan.

Tapi anehnya, manusia hari ini secara keseluruhan cenderung menutup mata, menyumbat telinga, sehingga hati kita menjadi keras untuk menerima pelajaran dari sejarah masa lalu. Oleh karena itu, Al-Qur’an adalah solusinya. Ia merupakan kita petunjuk (huda) bagi manusia. Ia berbicara tentang kejadian masa lalu agar kita bisa belajar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, ia juga berbicara tentang masa kini (tentang apa yang harus kita lakukan, siapa diri kita sebenarnya? Apa tujuan hidup kita? ), Al-Quran juga dapat mengenalkan kita kepada diri kita sendiri sehingga kita bisa memaksilamkan potensi yang Alloh swt anugrahkan. Terakhir Al-Qur’an juga berbicara tentang masa depan (baik di dunia maupun akhirat).

Makanya ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca (Iqro) (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Bayarlah harga dari melakukan kesalahan dengan mengembangkan pengalaman dan keyakinan diri.

Kepercayaan diri itu timbul dari kedisiplinan dan sering melakukan latihan. Semoga Ujian kesulitan dan jalan yang berliku yang kita jalani saat ini adalah cara Alloh swt mengajarkan kita agar menjadi kuat dan selalu dekat dengan-Nya. 

Pertanyaannya, maukah kita menempuh jalan yang lurus, jelas, bersih, dan terjamin kebenarannya?

Semoga Alloh swt membukakan hati kita untuk menerimanya

29 Rabiul Awal 1436 H/ 06.20 WIB
Di Bumi Raflessia (Bengkulu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.