Setiap orang pasti ingin merasakan kebahagiaan, tapi terkadang kebahagiaan yang ingin dicapai sulit diraih karena kebanyakan kita menginginkan kebahagiaan yang bersyarat. Saya ingin berbagi kepada sahabat tentang kebahagiaan.
“Hal paling membahagiakan
sekaligus memuaskan dalam kehidupan adalah dapat memberi sebagian besar dari
diri kita kepada orang lain”
Saya merasakan betul, bahwa
kebahagiaan didapatkan bukan dari seberapa banyak kita menerima, tapi seberapa
banyak kita telah memberi. Apakah Anda merasakan hal yang demikian? Jika selama
ini anda mendapatkan keberlimpahan nikmat dari-Nya tapi belum merasakan
kebahagiaan, cobalah untuk belajar membagi dan memberi kepada orang lain.
Setiap orang yang telah membantu
orang lain tanpa sikap egois tahu benar hal ini, tetapi tidak semua orang dapat
menerima pola pikir untuk memberi orang lain secara terus-menerus.
Dalam perjalanan hidup saya,
tidak sedikit bertemu orang yang murah hati walaupun nyaris tidak memiliki
apa-apa, tetapi masih mau membagikan dari sedikit yang mereka miliki. Walupun
hanya berupa senyuman, tenaga, pikiran saran, bahkan kehadirannya. Pada
kesempatan lain, saya juga sering bertemu dengan orang kaya yang kikir dengan
waktu, uang dan bakat mereka. Masalah sebenarnya adalah sikap mereka yang
merasa cukup.
Allah swt berfirman dalam Q.S.
Al-‘Alaq: 6-7
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
karena dia melihat dirinya serba cukup.
Oleh karena itu, kekayaan tanpa
ilmu (baca bimbingan wahyu (Al-Qur’an)) cenderung membuat orang berbuat
melampaui batas. Karena mereka merasa dirinya cukup sehingga tidak membutuhkan
pertolongan orang lain.
Orang yang mau memberi tanpa
syarat hampir selalu memiliki mentalitas berkelimpahan. Mereka murah hati
karena percaya bahwa jika mereka memberi, mereka tidak akan kehabisan
sumberdaya. Saya masih ingat pesan salah satu Guru saya H. Abdulrahman, Lc. Beliau sering
mengutip hadist Nabi Muhammad saw
“Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan malah akan
bertambah, bertambah, dan bertambah”. Beliau adalah salah satu tauladan yang
mengajarkan saya melalui tindakannya (bukan hanya perkataan) bahwa memberi
tidak pernah mengurangi rezeki.
Ketika kita menahan diri untuk
memberi dengan keyakinan akan berkurang,
sedikit yang ada pada kita akan semakin berkurang. Tetapi, ketika kita memberi
dengan murah hati dengan keyakinan pasti akan semakin berlimpah, apa yang kita
berikan akan berlipat ganda. Itulah Janji Tuhan. Sesungguhnya Dia tidak pernah
menyalahi janjinya.
Saya telah membuktikan dalam
kehidupan dan itu memang benar. Pada suatu
hari ada seseorang yang bertanya kepada saya mengapa ia harus memiliki
mentalitas keberlimpahan, dan ia terkejut mendengar jawaban saya. Saya berkata
padanya bahwa jika orang percaya pada hidup berkelimpahan, maka itulah yang
akan diberikan Alloh swt kepadanya. Sebaliknya, jika Anda pada hidup dalam kelangkaan sehingga enggan
berbagi ilmu, tenaga, pikiran, dan uang, maka itulah yang diberikan Alloh swt
kepada Anda. Saya awalnya dulu selalu bertanya kenapa bisa seperti itu? Tetapi setelah
banyak belajar, bertanya dan memperhatikan sikap manusia dan menyaksikan bahwa
Alloh swt sesuai dengan prasangkaan hambanya, demikianlah bunyi sebuah hadist
qudsi.
Jadi jika Sahabat ingin menjadi
lebih bermurah hati ubahlah keyakinan, pemikiran dan sikap sahabat. Hal itu
tidak saja akan membuat Anda lebih bermurah hati, tetapi akan mengubah
kehidupan Anda.
Keyakinan saya untuk menerapkan
prinsip ini karena saya bersyukur memiliki guru-guru yang memberikan contoh
bukan hanya teori. Kembali berbicara tentang guru saya yang di atas, hampir
setiap malam kami mengaji ketika saya selesai menamatkan pendidikan SMA dan
siap-siap masuk ke Universitas beliau selalu melayani kami bukan hanya soal
ilmu, tapi fotokopy materi, menjamu makanan, fasilitas antar jemput.
Subhanaulloh, rekaman pristiwa itu selalu terbanyang dalam benak dan pikiran
saya hingga hari ini, sehingga saya selalu terpacu untuk mentauladani beliau.
Atas perjuangan beliau yang ikhlas berbagi, sekarang murid beliau sudah ada yang menjadi Dokter, Polisi, Pengusaha, Pengacara, Penulis, dll. Walupun mereka memiliki masa lalu yang beragam. Tapi tangan halus beliau, cinta dan pengorbanannya memancing rahmat Tuhan untuk selalu turun kepada kami. Semoga Alloh swt selalu mengabulkan hajat baiknya dan memudahkan urusannya.
Sahabat, Pagi ini semoga Alloh swt mengkaruniakan kita kelembutan hati untuk senantiasa berbagi, sekecil apapun yang bisa kita lakukan untuk lingkungan di sekitar kita. In Shaa Alloh pekerjaan kecil yang kita lakukan disertai niat yang ikhlas mengharap Ridho-Nya bernilai ibadah di sisi-Nya.
Terkahir saya ingin mengutip firman Alloh swt :
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
(Q.S. Ali-Imran:
133-134)
Hari ini Belajarlah untuk Memberi
terlebih dahulu
Bagaimanapun keadaan Anda.
24 Rabiul Awal 1436 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.