Alhamdulillah Allah mempertemukan kita kembali untuk
memasuki bulan suci ramadhan. Kira-kira ini ramadhanmu yang ke berapa? Bagaimana
pengalaman ramadanmu tahu ini?
Saudaraku,
ramadhan kembali menyapa kehidupan kita semua. Mengisi seluruh dimensi ruang
dan waktu untuk menjadikan kita pribadi-pribadi yang bertakwa.
Sebuah
pertanyaan yang cukup menggelitik, saat menghadiri pengajian bulanan Aa Gym di
Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia (22/4). Bertahun-tahun, bahkan ada yang
puluhan tahun yang memasuki bulan suci ramadhan, Kenapa ramadhan tidak
punya daya ubah dan daya gugah?
kenapa
puasa kita selama ini tendangannya kurang?
Berikut
tips yang bisa kita lakukan agar ramadan kita kali ini memiliki tendangan
energi yang kuat, memiliki daya ubah dan daya gugah.
Pertama,
puasa mata.
Mengapa
mata harus menahan pandangan? Karena banyak maksiat mudah diakses melalui mata.
Zaman dulu orang susah bermaksiat karena terkait jarak. Sekarang semua bisa
dibuka lewat gengaman.
Apa
dampak jika mata tidak dijaga?
Kita
akan kehilangan nikmat beribadah dan nikmat bermunjat kepada Allah. jika ibadah
yang kita jalani terasa hambar selama ini, belum mendatangkan ketenangan bisa
jadi karena pandangan mata yang belum terjaga.
Caranya?
Setiap
malam kalau bisa HP kita mode flight. Saya sendiri sudah satu tahun terakhir
mensetting hp agar off pukul 21.00 malam, kecuali ada kelas online yang saya
ikuti di akhir pekan. Rasakan sensasinya.
Sekarang,
maukah kita jujur berapa banyak waktu kita yang tidak produktif terbuang
percuma. Mulai hari ini, khususnya di bulan ramadan jaga mata dan ganti banyak
lihat Al-Qur’an. Baca, renungi isinya, amalkan, dan ajarkan kepada orang lain.
Apa ada
orang yang bisa menjaga jarak dengan hpnya? Hari gini?
Program
Dauraoh Qolbiyah selama 100 hari di
Daarut Tauhid Bandung mungkin bisa jadi alternatif untuk melatih ketergantungan
dari gawai yang sering kita gunakan. selama 100 hari mereka tidak boleh
memegang HP dan diganti dengan Al-Qur’an. Kecuali memang tuntutan profesi yang
mengharuskan kita menggunakan gawai sebagai sarana mencari nafkah.
Lalu apa
yang terjadi pada mereka setelah 100 hari? Ternyata semuanya berjalan lancar
dan baik-baik saja.
Kedua,
puasa telinga
Makna
puasa telinga adalah Tidak semua harus di dengar dan jangan kerajinan mendengar
segala sesuatu yang tidak bermanfaat. Saudaraku, waktu kita terbatas, pilihlah
yang menguatkan iman dan bisa mendorong kita untuk giat beramal.
Ketiga,
puasa pikiran
Mengapa
ada orang yang susah tidur? Bisa jadi kebanyakan mikir hingga kurang waktunya
untuk berdzikir. Tapi, bukankah kita tidak mungkin hidup tanpa berpikir? Benar,
oleh karena itu, apa pun yang dipikir, hendaknya mengantarkan kita ingat kepada
Allah.
Keempat,
puasa mulut
Ada hadist
yang sangat populer dari nabi shalaullohhu ‘alaihi wassalam bahwa salah
satu indikator orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir adalah berkata
baik atau diam. Kapan sebaiknya kita berbicara? Sebelum ngomong pastikan
niatnya baik, yang dibicarakan baik, dan mendatangkan manfaat.
Di
tengah masyarakat yang mayoritas bergenetik feeling rasanya ngobrol
adalah salah satu budaya yang melekat dalam keseharian kita. Dalam bulan
ramadan usahakan kurangi ngobrol. Karena orang yang suka ngobrol biasanya...
1.
kurang dzikir
2.
kurang banyak baca Al-Qur’an
3. ada
riya, sum’ah, ghibah, ingin terlihat pintar, dll.
Dalam
hidup terkadang berbicara itu tidak selalu pakai mulut, tapi bicara yang paling
kuat pakai akhlak. Bicara itu bukan ingin, tapi perlu. Tidak penting ingin
kelihatan pintar, walaupun kenyataannya benar-benar pintar.
Biasakan
untuk senyum tulus dan memiliki wajah yang ceria. Ayo tersenyum
Kelima,
puasa hati
Puasa
jenis kelima ini maksudnya puasa dari kemelekatan kepada selain Allah. menghilangkan
ila (sesembahan) selain Allah yang selalu di hati. Coba cek lagi, siapa yang
mendominasi hati kita hingga saat ini? benda, barang, status (gelar), istri, anak?
Mari
kita latih tips di atas agar ramadan kali ini memiliki daya ubah dan daya gugah
di dalam diri kita.
Jakarta,
6 Ramadan 1439 H
@riosaputranew
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.