Senin, 21 Mei 2018

Tips Agar Ramadan Memiliki Daya Ubah dan Daya Gugah


Bagaimana kabarnya hari ini saudaraku?

Alhamdulillah  Allah mempertemukan kita kembali untuk memasuki bulan suci ramadhan. Kira-kira ini ramadhanmu yang ke berapa? Bagaimana pengalaman ramadanmu tahu ini?

Saudaraku, ramadhan kembali menyapa kehidupan kita semua. Mengisi seluruh dimensi ruang dan waktu untuk menjadikan kita pribadi-pribadi yang bertakwa.

Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik, saat menghadiri pengajian bulanan Aa Gym di Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia (22/4). Bertahun-tahun, bahkan ada yang puluhan tahun yang memasuki bulan suci ramadhan, Kenapa ramadhan tidak punya  daya ubah dan daya gugah?

kenapa puasa kita selama ini tendangannya kurang?

Berikut tips yang bisa kita lakukan agar ramadan kita kali ini memiliki tendangan energi yang kuat, memiliki daya ubah dan daya gugah.

Pertama, puasa mata.
Mengapa mata harus menahan pandangan? Karena banyak maksiat mudah diakses melalui mata. Zaman dulu orang susah bermaksiat karena terkait jarak. Sekarang semua bisa dibuka lewat gengaman.

Apa dampak jika mata tidak dijaga?

Kita akan kehilangan nikmat beribadah dan nikmat bermunjat kepada Allah. jika ibadah yang kita jalani terasa hambar selama ini, belum mendatangkan ketenangan bisa jadi karena pandangan mata yang belum terjaga.

Caranya?

Setiap malam kalau bisa HP kita mode flight. Saya sendiri sudah satu tahun terakhir mensetting hp agar off pukul 21.00 malam, kecuali ada kelas online yang saya ikuti di akhir pekan. Rasakan sensasinya.

Sekarang, maukah kita jujur berapa banyak waktu kita yang tidak produktif terbuang percuma. Mulai hari ini, khususnya di bulan ramadan jaga mata dan ganti banyak lihat Al-Qur’an. Baca, renungi isinya, amalkan, dan ajarkan kepada orang lain.

Apa ada orang yang bisa menjaga jarak dengan hpnya? Hari gini?

Program Dauraoh Qolbiyah  selama 100 hari di Daarut Tauhid Bandung mungkin bisa jadi alternatif untuk melatih ketergantungan dari gawai yang sering kita gunakan. selama 100 hari mereka tidak boleh memegang HP dan diganti dengan Al-Qur’an. Kecuali memang tuntutan profesi yang mengharuskan kita menggunakan gawai sebagai sarana mencari nafkah.

Lalu apa yang terjadi pada mereka setelah 100 hari? Ternyata semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja.

Kedua, puasa telinga
Makna puasa telinga adalah Tidak semua harus di dengar dan jangan kerajinan mendengar segala sesuatu yang tidak bermanfaat. Saudaraku, waktu kita terbatas, pilihlah yang menguatkan iman dan bisa mendorong kita untuk giat beramal.

Ketiga, puasa pikiran
Mengapa ada orang yang susah tidur? Bisa jadi kebanyakan mikir hingga kurang waktunya untuk berdzikir. Tapi, bukankah kita tidak mungkin hidup tanpa berpikir? Benar, oleh karena itu, apa pun yang dipikir, hendaknya mengantarkan kita ingat kepada Allah.

Keempat, puasa mulut
Ada hadist yang sangat populer dari nabi shalaullohhu ‘alaihi wassalam bahwa salah satu indikator orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir adalah berkata baik atau diam. Kapan sebaiknya kita berbicara? Sebelum ngomong pastikan niatnya baik, yang dibicarakan baik, dan mendatangkan manfaat.

Di tengah masyarakat yang mayoritas bergenetik feeling rasanya ngobrol adalah salah satu budaya yang melekat dalam keseharian kita. Dalam bulan ramadan usahakan kurangi ngobrol. Karena orang yang suka ngobrol biasanya...
1. kurang dzikir
2. kurang banyak baca Al-Qur’an
3. ada riya, sum’ah, ghibah, ingin terlihat pintar, dll.

Dalam hidup terkadang berbicara itu tidak selalu pakai mulut, tapi bicara yang paling kuat pakai akhlak. Bicara itu bukan ingin, tapi perlu. Tidak penting ingin kelihatan pintar, walaupun kenyataannya benar-benar pintar.

Biasakan untuk senyum tulus dan memiliki wajah yang ceria. Ayo tersenyum

Kelima, puasa hati
Puasa jenis kelima ini maksudnya puasa dari kemelekatan kepada selain Allah. menghilangkan ila (sesembahan) selain Allah yang selalu di hati. Coba cek lagi, siapa yang mendominasi hati kita hingga saat ini? benda, barang,  status (gelar), istri, anak?

Mari kita latih tips di atas agar ramadan kali ini memiliki daya ubah dan daya gugah di dalam diri kita.


Jakarta, 6 Ramadan 1439 H
@riosaputranew

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.