Fenomena tingginya angka pengangguran lulusan perguruan tinggi merupakan persoalan serius yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam perspektif Islam, kondisi ini tidak hanya dipandang sebagai persoalan ekonomi, tetapi juga sebagai indikator belum optimalnya proses pengembangan potensi manusia (insān kāmil). Islam menegaskan bahwa manusia diciptakan dengan potensi ilmu dan kemampuan untuk bekerja serta berkontribusi secara produktif dalam kehidupan (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30; Q.S. Al-‘Alaq [96]: 1–5). Ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dan kebutuhan pasar kerja menunjukkan adanya kesenjangan antara proses pendidikan dan tuntutan realitas sosial, sebagaimana juga dikemukakan dalam berbagai kajian empiris modern (Graham et al., 2019; Jamaludin et al., 2021).
Mengapa Banyak Lulusan Kampus Menganggur?
1. Kesenjangan Keterampilan
Islam menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan keterampilan praktis (‘ilm dan ‘amal). Salah satu faktor utama adalah ketidaksesuaian antara keterampilan yang diajarkan di kampus dan kebutuhan industri. Banyak lulusan lebih kuat pada aspek akademik dan teoretis, tetapi lemah dalam keterampilan lunak (soft skills) seperti komunikasi, kerja tim, kreativitas, serta kemampuan memecahkan masalah. Padahal, berbagai studi menunjukkan bahwa pemberi kerja menilai soft skills sebagai kompetensi yang sangat penting dalam proses rekrutmen (Baird & Parayitam, 2019; Hull, 2009). Padahal, Nabi Muhammad SAW menegaskan pentingnya kompetensi dan profesionalisme dalam bekerja: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, ia menyempurnakannya” (HR. al-Baihaqi).
Kampus cenderung menitikberatkan pada penguasaan materi dan keterampilan teknis, sehingga mahasiswa tidak banyak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan interpersonal, kepemimpinan, manajemen diri, dan adaptabilitas. Kesenjangan inilah yang membuat lulusan kurang kompetitif di pasar kerja modern (Linh, 2019; Sambell et al., 2023).
2. Kurangnya Pengalaman Kerja
Dalam Islam, pengalaman dan pembelajaran kontekstual memiliki nilai penting. Kisah Nabi Musa AS yang belajar langsung melalui perjalanan bersama Khidir AS (Q.S. Al-Kahfi [18]: 60–82) menunjukkan bahwa pengalaman lapangan merupakan sarana penting dalam pengembangan kompetensi. Pengalaman kerja menjadi salah satu indikator kesiapan kerja (job readiness). Sayangnya, banyak lulusan belum memiliki pengalaman magang, proyek industri, atau pekerjaan paruh waktu yang relevan. Perusahaan menginginkan tenaga kerja yang dapat langsung bekerja tanpa pelatihan panjang, sehingga lulusan yang minim pengalaman sering tersisih dalam proses seleksi (Graham et al., 2019).
3. Dampak Perubahan Metode Pembelajaran
Perubahan sistem pembelajaran akibat pandemi COVID-19 berdampak pada berkurangnya interaksi, praktik, dan pembelajaran berbasis pengalaman. Dalam Islam, proses belajar tidak hanya bersifat transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kebiasaan (ta’dīb). Ketika aspek ini melemah, kesiapan lulusan dalam menghadapi dunia kerja turut menurun (El-Sakran et al., 2022).
4. Ketidaksesuaian Harapan antara Lulusan dan Pemberi Kerja
Ada jarak ekspektasi antara apa yang dianggap lulusan sebagai kompetensi yang cukup dan apa yang dibutuhkan pemberi kerja. Lulusan sering merasa kemampuan akademik sudah memadai, tetapi perusahaan menilai mereka belum menguasai keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan problem solving. Ketidaksesuaian informasi ini memperumit proses pencarian kerja (Ho, 2015; Jamaludin et al., 2021).
5. Faktor Sosial dan Ekonomi
Penelitian juga menunjukkan bahwa latar belakang sosial ekonomi memengaruhi peluang kerja. Lulusan dari keluarga kurang mampu umumnya memiliki akses terbatas terhadap sumber daya seperti pelatihan tambahan, platform jaringan profesional, atau kesempatan magang berkualitas. Akibatnya, mereka lebih berisiko mengalami pengangguran pada awal karier (Del Bono & Morando, 2022).
Keterampilan yang Penting Dimiliki Lulusan untuk Memperkuat Daya Saing
Agar mampu bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif, lulusan perlu mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Islam mendorong umatnya untuk menjadi individu yang kompeten, amanah, dan profesional (al-qawiyy al-amīn), sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Qashash [28]: 26. Berikut adalah keterampilan yang dinilai paling penting oleh berbagai penelitian dan survei pemberi kerja:
1. Keterampilan Komunikasi
Islam menekankan komunikasi yang baik dan santun (qaulan sadīdan), yang relevan dengan kebutuhan komunikasi profesional modern (Q.S. Al-Ahzab [33]: 70). Kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, merupakan salah satu kompetensi yang paling dicari perusahaan. Lulusan harus mampu menyampaikan ide dengan jelas, menyusun laporan, mempresentasikan gagasan, serta bernegosiasi dalam berbagai situasi (Baird & Parayitam, 2019; Osmani et al., 2017).
2. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Al-Qur’an berulang kali mendorong manusia untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akal (afalā ta‘qilūn), yang sejalan dengan tuntutan berpikir kritis di dunia kerja (Q.S. Al-Baqarah [2]: 44). Perusahaan membutuhkan individu yang mampu menganalisis masalah kompleks, mengambil keputusan, dan menemukan solusi kreatif. Kemampuan ini menjadi kunci produktivitas dan inovasi dalam organisasi (Hull, 2009; Baird & Parayitam, 2019).
3. Kerja Tim dan Kolaborasi
Dunia kerja modern menuntut kemampuan bekerja dalam tim lintas disiplin. Lulusan perlu terampil membangun kerja sama, beradaptasi dengan dinamika kelompok, dan menyelesaikan tugas secara kolektif (El-Sakran et al., 2022; Sambell et al., 2023).
4. Keterampilan Manajemen Diri
Manajemen waktu, kemampuan mengatur prioritas, kedisiplinan, dan tanggung jawab personal merupakan aspek penting dalam dunia kerja profesional. Lulusan yang memiliki self-management baik dianggap lebih siap dan mandiri dalam melaksanakan tugas (Osmani et al., 2017; Moriña & Martins, 2024). Islam mengajarkan disiplin dan tanggung jawab personal, sebagaimana setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas amalnya (Q.S. Al-Muddaththir [74]: 38)
5. Keterampilan Teknis dan Literasi Digital
Penguasaan teknologi informasi menjadi kebutuhan dasar di hampir semua sektor pekerjaan. Lulusan yang mampu mengoperasikan perangkat digital, memahami software relevan, atau memiliki kemampuan analisis data akan lebih mudah terserap oleh industri (Zaitseva & Goncharova, 2023). Hal ini selarang dengan perintah Islam untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri (Q.S. Al-Mujādilah [58]: 11).
6. Keterampilan Interpersonal
Kemampuan berinteraksi secara empatik, membangun hubungan positif, dan memahami perspektif orang lain sangat diperlukan dalam lingkungan kerja yang kolaboratif. Keterampilan interpersonal juga mendukung efektivitas komunikasi dan kerja tim (Linh, 2019; Sambell et al., 2023). Akhlak mulia (ḥusn al-khuluq) menjadi fondasi utama dalam interaksi sosial dan profesional, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW (HR. Ahmad).
Penutup
Dalam perspektif Islam, pengangguran lulusan perguruan tinggi bukan semata persoalan ekonomi, melainkan cerminan belum optimalnya integrasi antara ilmu, keterampilan, dan akhlak. Oleh karena itu, pendidikan tinggi perlu mengembangkan kurikulum yang tidak hanya berorientasi pada penguasaan ilmu, tetapi juga pada pembentukan karakter, keterampilan praktis, dan etos kerja Islami. Dengan keseimbangan antara hard skills, soft skills, dan nilai-nilai keislaman, lulusan diharapkan mampu menjadi insan profesional yang kompeten, berdaya saing, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Referensi:
Al-Qur’an al-Karim.
Al-Baihaqi. (2003). Syu‘ab al-Imān. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Al-Ghazali. (2005). Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn. Beirut: Dar al-Fikr.
Baird, A. M., & Parayitam, S. (2019). Employers’ ratings of importance of skills and competencies college graduates need to get hired: Evidence from the New England region of USA. Education and Training, 61(5), 622–634. https://www.scopus.com/pages/publications/85063598757
Del Bono, E., & Morando, G. (2022). For some, luck matters more: The impact of the great recession on the early careers of graduates from different socio-economic backgrounds. Oxford Economic Papers, 74(1), 1–27. https://www.scopus.com/pages/publications/85133489607
El-Sakran, A., El-Sakran, T., & Alzaatreh, A. (2022). Emergency remote teaching during COVID-19 pandemic: Students' perceptions on their labour market requisite skills. In Advances in Science and Engineering Technology International Conferences (ASET 2022). IEEE. https://www.scopus.com/pages/publications/85128406490
Graham, L., Williams, L., & Chisoro, C. (2019). Barriers to the labour market for unemployed graduates in South Africa. Journal of Education and Work, 32(3), 193–204. https://www.scopus.com/pages/publications/85068108694
Ho, H.-F. (2015). Matching university graduates' competences with employers' needs in Taiwan. International Education Studies, 8(4), 122–132. https://www.scopus.com/pages/publications/84928674865
Hull, R. N. (2009). Transition from student to employee: The necessary science and skills. In NATO Science for Peace and Security Series C: Environmental Security. Springer. https://www.scopus.com/pages/publications/105003846165
Jamaludin, S., Said, R., Ismail, N. W., & Nor, N. M. (2021). Are jobs available in the market? A perspective from the supply side. Sustainability, 13(4), 1–15. https://www.scopus.com/pages/publications/85100895245
Linh, N. D. (2019). Language students' perceptions of soft skills. Asian EFL Journal, 21(2), 134–156. https://www.scopus.com/pages/publications/85063664857
Moriña, A., & Martins, M. H. (2024). Success and self-determination: A systematic review of the narratives of students and graduates with disabilities. Higher Education Research & Development. Advance online publication. https://www.scopus.com/pages/publications/85183885369
Osmani, M. W., Hindi, N., Al-Esmail, R., & Weerakkody, V. (2017). Examining graduate skills in accounting and finance: The perception of Middle Eastern students. Industry and Higher Education, 31(5), 307–318. https://www.scopus.com/pages/publications/85032363135
Sambell, R., Andrew, L., Devine, A., Godrich, S., & lainnya. (2023). Opportunities to identify and develop people skills: What university students need early in their degree journey. Journal of Teaching and Learning for Graduate Employability, 14(1), 1–18. https://www.scopus.com/pages/publications/85147515803
Zaitseva, E. V., & Goncharova, N. V. (2023). Assessment of student satisfaction with technology and organization of the learning process at the university. In Lecture Notes in Networks and Systems. Springer. https://www.scopus.com/pages/publications/85151063442
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Semoga langkah Anda hari ini membawa semangat baru untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak. Saya menghargai setiap dedikasi dan perjalanan Anda. Sampai kita berjumpa kembali, dalam tulisan atau kehidupan nyata.