Jumat, 31 Januari 2025

Menjadi Pribadi yang Rendah Hati dan Berbuat Baik dalam Setiap Keadaan


Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan bertemu dengan berbagai jenis orang—ada yang baik kepada kita, ada yang tidak memperlakukan kita dengan baik, dan ada pula yang bahkan berbuat buruk kepada kita. Bagaimana kita merespons mereka adalah cerminan dari hati dan kepribadian kita.

Orang yang memiliki kerendahan hati (tawadhu') dan akhlak yang baik tidak hanya berbuat baik kepada mereka yang baik kepadanya, tetapi juga kepada mereka yang tidak menunjukkan kebaikan. Bahkan, ia tetap menebarkan kebaikan kepada mereka yang bersikap buruk.

Namun, menghadapi orang yang tidak baik bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar tetap bersikap positif dan mengambil hikmah dari setiap pertemuan:

Kamis, 30 Januari 2025

ChatGPT vs. DeepSeek-V3: AI Mana yang Lebih Cerdas dan Cocok untuk Anda?


Perkembangan kecerdasan buatan semakin pesat, dengan berbagai model AI yang berlomba-lomba menawarkan fitur terbaik. Dua model AI yang banyak digunakan saat ini adalah ChatGPT (OpenAI) dan DeepSeek-V3 (DeepSeek, Tiongkok). Kedua model ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan pengguna.

Artikel ini akan mengulas perbandingan mendalam antara ChatGPT dan DeepSeek-V3, mulai dari sejarah, fitur utama, kelebihan dan kekurangan, serta skenario penggunaan terbaik untuk masing-masing model.

Rabu, 29 Januari 2025

Solar Cell dan Energi Terbarukan: Cerita Pagi Bersama Prof. Yus


Pagi itu di Dormmy UMM, semburat matahari menyapa hangat, mengiringi pertemuan saya dengan seorang tokoh yang penuh inspirasi, Prof. Dr. Yus Mochamad Cholily. Dengan hanya segelas air putih di tangannya, beliau berbagi gagasan besar tentang energi terbarukan yang relevan bagi masa depan Indonesia

“Sebenarnya, isu energi terbarukan ini masih jauh dari kata optimal di Indonesia,” kata Prof. Yus sambil menatap ke arah taman. Beliau melanjutkan, “Padahal, negara-negara maju sudah lama menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari kurikulum mereka. Kita tertinggal, tetapi bukan berarti tidak bisa mengejar.”

Selasa, 28 Januari 2025

Pelajaran Taubat dan Pengakuan Dosa dari Doa Nabi Adam dan Hawa (Tadabbur Surah Al-A'raf: 23)


Surah Al-A'raf ayat 23 mengisahkan momen penting dalam sejarah manusia, yaitu penyesalan Nabi Adam dan Hawa setelah tergelincir oleh godaan Iblis. Ayat ini mencerminkan pengakuan atas kesalahan, kerendahan hati, dan pengharapan akan ampunan Allah.

Dalam ayat ini, Nabi Adam dan Hawa mengajarkan kepada umat manusia bagaimana menyikapi dosa dan kesalahan: bukan dengan pembenaran atau menyalahkan pihak lain, tetapi dengan mengakui dosa di hadapan Allah dan memohon rahmat-Nya. Pesan ini menunjukkan bahwa manusia tidak luput dari kesalahan, namun Allah Maha Pengampun bagi mereka yang bertaubat dengan tulus.

Melalui ayat ini, kita belajar bahwa taubat bukan hanya bentuk permohonan ampun, tetapi juga sebuah kesadaran spiritual yang mendalam akan kelemahan manusia dan kebergantungan mutlak kita kepada rahmat Allah. Ayat ini adalah pengingat bahwa betapapun besarnya kesalahan seseorang, pintu taubat Allah senantiasa terbuka.

Semoga pembahasan lebih mendalam tentang ayat ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu kembali kepada Allah dengan penuh harap dan penyesalan yang tulus.

Sabtu, 25 Januari 2025

Iman, Mentalitas, dan Keberuntungan: Kunci Perjalanan Hidup Menuju Keberhasilan


Sesungguhnya, perjalanan seorang hamba menuju Allah bukanlah perjalanan yang hanya melibatkan fisik, melainkan perjalanan hati dan mental yang dilandasi iman. Penampilan fisik—apakah itu tampan, cantik, tinggi, atau pendek—tidak menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang dalam menempuh jalan kebenaran. Orang-orang besar yang kita kagumi tidaklah dikenal karena fisiknya, melainkan karena kekuatan jiwa dan mentalitas mereka.

Dalam Islam, perjalanan hidup yang penuh ujian ini hanya dapat dijalani dengan hati yang sarat dengan iman. Hati yang beriman akan memancarkan pengaruh positif kepada seluruh anggota badan, membimbing perilaku, ucapan, dan tindakan menuju ridha Allah. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim).

Iman sebagai Kunci Keberhasilan

Jika kita ingin hidup yang penuh keberkahan dan keberhasilan, maka iman harus menjadi prioritas utama. Tambahkan iman, perbaharui iman, dan perkuat keimanan kita dalam segala situasi. Sebab iman adalah fondasi yang menopang seluruh aspek kehidupan. Jiwa yang kuat dan penuh iman akan membuat tubuh ‘keteteran’ mengikuti performa jiwa tersebut. Tidak peduli seberat apapun ujian yang dihadapi, iman yang teguh akan menjadi kompas yang memandu langkah kita menuju tujuan akhir.

Orang yang beriman tidak hanya memiliki keunggulan mental, tetapi juga diliputi keberuntungan. Keberuntungan di sini bukan sekadar kebahagiaan duniawi, melainkan keberkahan hidup yang datang dari Allah. Keimanan seseorang akan membentuk pandangan hidup yang positif, menyinari jalan mereka dengan harapan, ketenangan, dan kemudahan dalam menghadapi tantangan hidup.

Kecerdasan dan kemampuan duniawi pun tidak akan berarti tanpa iman. Orang cerdas yang tidak memiliki iman mungkin mampu memecahkan masalah dunia, tetapi ia akan kehilangan arah ketika menghadapi pertanyaan besar tentang makna hidup dan tujuan akhir. Sebaliknya, orang yang beriman memiliki kecerdasan spiritual yang membimbingnya menjalani hidup dengan bijaksana, penuh makna, dan berorientasi pada akhirat.

Jumat, 24 Januari 2025

Rektor Universitas Negeri Malang Apresiasi Program Inovatif BPI UM

Diskusi Bersama Rektor Universitas Negeri Malang

Malang
– Dalam suasana penuh semangat kolaborasi, pengurus Kelurahan BPI UM 2.0 dan anggota Majelis Musyawarah BPI UM menggelar audiensi dengan Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, Selasa (11/4). Pertemuan yang berlangsung hangat di ruang kerja rektor ini menjadi momen strategis untuk memperkenalkan struktur kepengurusan serta program kerja inovatif yang dirancang oleh komunitas BPI UM.

Rio Saputra, Lurah BPI UM 2.0, menyampaikan harapan besar agar program kerja yang diusung mampu memberikan dampak nyata terhadap pengembangan dan kemajuan kampus. “Kami ingin BPI UM menjadi motor penggerak yang berkontribusi secara konkret dalam menciptakan lingkungan akademik yang dinamis dan progresif di Universitas Negeri Malang,” ungkap Rio dengan penuh optimisme.

Sikap positif datang dari Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, yang menyambut hangat inisiatif tersebut. Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Politik, beliau memandang pentingnya peran aktif mahasiswa dalam memperkaya dinamika organisasi kampus. “Saya sangat mengapresiasi semangat teman-teman di BPI UM. Program kerja yang kalian rancang tidak hanya berdampak pada kemajuan kampus tetapi juga memiliki potensi besar untuk memperkaya dunia akademik dan ilmu pengetahuan,” tutur Rektor dengan penuh antusias.

Kamis, 23 Januari 2025

Pengharapan Tanpa Tindakan Hanyalah Angan-Angan: Mengubah Mimpi Menjadi Realita


Dalam hidup, kita sering mendengar ungkapan bahwa harapan adalah bahan bakar kehidupan. Harapan membuat kita terus melangkah meskipun jalan yang kita lalui penuh dengan tantangan. Namun, apakah harapan itu cukup? Apakah sekadar berharap bisa membawa kita mencapai tujuan? Seperti yang diungkapkan dalam kutipan bijak ini, “Pengharapan yang sesungguhnya ialah yang disertai tindakan. Kalau tidak, itu hanya angan-angan.”

Kutipan ini menyiratkan pesan mendalam tentang pentingnya tindakan dalam mewujudkan harapan. Harapan tanpa tindakan adalah seperti berlayar tanpa arah, berangan-angan tanpa rencana, atau menanam benih tanpa menyiramnya. Berikut ini adalah beberapa refleksi penting tentang bagaimana kita dapat menghidupkan harapan melalui tindakan nyata.

1. Mengidentifikasi Harapan yang Realistis

Langkah pertama dalam menjadikan harapan lebih dari sekadar angan-angan adalah memastikan bahwa harapan tersebut realistis. Harapan yang terlalu abstrak atau tidak spesifik sering kali membuat kita bingung harus mulai dari mana. Misalnya, jika Anda berharap menjadi lebih sehat, jangan berhenti hanya pada keinginan tersebut. Tetapkan tujuan yang spesifik, seperti berolahraga 30 menit sehari atau mengganti makanan ringan dengan buah-buahan.

Harapan yang realistis memberikan kita arah yang jelas. Ketika kita tahu apa yang ingin dicapai, langkah selanjutnya adalah merancang tindakan untuk mencapainya.

2. Membangun Kebiasaan Kecil yang Konsisten

Sering kali, orang merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu yang besar untuk mewujudkan harapan. Padahal, tindakan kecil yang konsisten jauh lebih efektif daripada usaha besar yang hanya dilakukan sekali. Sebagai contoh, jika Anda ingin menulis sebuah buku, mulailah dengan menulis satu halaman setiap hari. Dalam satu tahun, Anda akan memiliki ratusan halaman.

Konsistensi adalah kunci untuk mengubah tindakan kecil menjadi hasil besar. Seperti pepatah mengatakan, “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Dengan langkah kecil yang terus dilakukan, harapan Anda akan semakin mendekati kenyataan.

Jumat, 17 Januari 2025

Refleksi Surah Al-Fath Ayat 4: Hikmah Ketenangan Hati dan Pertumbuhan Keimanan

Setiap manusia pasti menghadapi tantangan dan ujian dalam kehidupannya, baik berupa kesulitan finansial, ujian kesehatan, maupun konflik batin. Dalam situasi seperti ini, ketenangan hati adalah karunia yang sangat dirindukan. Allah memberikan petunjuk kepada kita melalui Surah Al-Fath ayat 4, bahwa sumber ketenangan sejati hanya berasal dari-Nya. Ayat ini menegaskan bahwa Allah menurunkan sakīnah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang beriman agar keimanan mereka semakin kuat:

هُوَ الَّذِيْ اَنْزَلَ الْسَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوا إِيْمَانًا مَعَ إِيْمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”

Artikel ini akan mengajak kita mendalami makna sakīnah dari perspektif tafsir, ilmu pengetahuan, dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Tafsir Ayat

1. Tafsir Ibnu Katsir

Menurut Ibnu Katsir, sakīnah dalam ayat ini merujuk pada ketenangan jiwa dan hati yang Allah anugerahkan kepada kaum mukmin agar mereka tetap teguh menghadapi ujian. Dalam konteks Perjanjian Hudaibiyah, ketenangan ini sangat penting untuk menjaga stabilitas emosi kaum muslimin meskipun situasi terlihat tidak menguntungkan.

2. Tafsir Al-Qurthubi

Al-Qurthubi menjelaskan bahwa sakīnah adalah ketenangan yang memberikan keyakinan kuat dan rasa aman dalam keimanan. Dengan ini, seorang mukmin mampu berpikir jernih dan tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sulit.

3. Tafsir Sayyid Qutb

Sayyid Qutb memandang sakīnah sebagai kekuatan batin yang tidak hanya menenangkan, tetapi juga mendorong keimanan seseorang untuk terus bertumbuh. Sakīnah adalah energi spiritual yang memampukan seseorang untuk tetap istiqamah.

Perspektif Ilmu Pengetahuan tentang Ketenangan Hati

1. Psikologi Ketenangan (Calmness Psychology)

Dalam psikologi, ketenangan hati dikenal sebagai inner peace. Penelitian menunjukkan bahwa keyakinan spiritual membantu mengurangi stres, menurunkan kecemasan, dan meningkatkan ketahanan mental. Praktik keagamaan seperti zikir dan doa terbukti meningkatkan produksi hormon serotonin dan menurunkan kadar kortisol, yang berperan dalam mengurangi stres.

2. Neurosains Keimanan

Studi neurosains mengungkap bahwa aktivitas seperti membaca Al-Qur'an dan doa memengaruhi area otak yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan. Aktivitas ini menstabilkan korteks prefrontal dan amigdala, yang berkontribusi pada perasaan damai dan aman.

3. Growth Mindset dalam Keimanan

Seperti konsep growth mindset dalam psikologi, keimanan juga dapat bertumbuh melalui pengalaman hidup. Ayat ini mengajarkan bahwa ujian hidup tidak hanya memperkuat mental, tetapi juga mengasah keimanan.

Pelajaran yang Dapat Dipetik

  1. Allah sebagai Sumber Ketenangan: Hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang. (QS Ar-Ra’d: 28)
  2. Keimanan Dinamis: Keimanan bisa bertambah atau berkurang tergantung bagaimana kita merespons ujian hidup.
  3. Kekuasaan Allah Meliputi Segala: Kesadaran bahwa Allah mengatur langit dan bumi menumbuhkan rasa tenang dalam menghadapi hidup.
  4. Ketenangan Menguatkan Jiwa: Hati yang dipenuhi sakīnah akan mampu menghadapi segala ujian dengan tegar.

Cara Mengamalkan Ayat Ini dalam Kehidupan

  1. Perbanyak Zikir dan Doa: Jadikan zikir sebagai rutinitas harian untuk menenangkan hati.
  2. Tingkatkan Keimanan dengan Ilmu: Pelajari tafsir Al-Qur’an dan hadis untuk memperkuat keyakinan.
  3. Berserah Diri kepada Allah: Yakinlah bahwa segala sesuatu ada dalam rencana terbaik-Nya.
  4. Menghayati Kebesaran Allah: Renungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta.
  5. Tenang dalam Ujian: Latih diri untuk tidak panik dan jadikan ujian sebagai ladang pahala.


Surah Al-Fath ayat 4 mengingatkan bahwa ketenangan hati adalah anugerah ilahi yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Dengan memahami dan mengamalkan ayat ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, penuh keikhlasan, dan keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong.

Malang, 16 Rajab 1446 H/ 16 Januari 2025

Rabu, 15 Januari 2025

Kebahagiaan Ibu, Kunci Harmoni Keluarga: Seminar Happy Mom, Happy Life

Pada Selasa pagi yang cerah, 14 Januari 2025, Aula Lantai 3 BPK RI Perwakilan Bengkulu dipenuhi suasana hangat dan penuh semangat. Dalam rangka memperingati HUT Dharma Wanita Persatuan dan HUT BPK, Dharma Wanita Persatuan BPK Bengkulu menggelar seminar kesehatan mental bertema "Happy Mom, Happy Life". Acara ini menjadi momen istimewa bagi para ibu untuk sejenak berhenti dari kesibukan sehari-hari dan fokus pada kesejahteraan diri mereka sendiri.

Seminar ini menghadirkan Deta Nurfianti, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog klinis dengan spesialisasi menangani isu kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan parenting. Beliau juga merupakan pendiri layanan kesehatan mental Psikologi Ceria. Dengan gaya pembawaan yang ramah namun mendalam, Deta sukses menarik perhatian para peserta sejak awal hingga akhir acara.

Acara diawali dengan sambutan penuh semangat dari Ketua Dharma Wanita Persatuan BPK Bengkulu. Dalam pidatonya, beliau menggarisbawahi pentingnya kesehatan mental para ibu sebagai fondasi utama keharmonisan keluarga. "Ibu yang bahagia bukan hanya menciptakan keluarga yang harmonis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk tumbuh dengan baik secara emosional," ungkapnya.

Selasa, 14 Januari 2025

Seminar Kesehatan Mental "Happy Mom, Happy Life" Bersama Psikolog Deta Nurfianti, M.Psi., Psi

Seminar Kesehatan Mental Dharma Wanita dan HUT BPK

Dalam rangka memperingati HUT Dharma Wanita dan HUT BPK, DWP BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu menggelar sebuah kegiatan istimewa berupa seminar kesehatan mental dengan tema yang sangat relevan bagi para ibu, yaitu "Happy Mom, Happy Life". Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan dukungan kepada para ibu agar tetap bahagia dan sehat secara mental di tengah berbagai tantangan peran yang mereka jalani setiap harinya.

Seminar ini akan dipandu oleh Deta Nurfianti, M.Psi., Psi, seorang psikolog yang telah berpengalaman dan memiliki spesialisasi dalam berbagai bidang, seperti:

  • Depresi dan Kecemasan
  • Parenting dan Pengasuhan Anak
  • Gratitude dan Perjalanan Spiritual
  • Psikologis Remaja dan Dewasa

Detail Kegiatan:
📅 Tanggal: Selasa, 14 Januari 2025
Waktu: 09.00 - 10.00 WIB
📍 Lokasi: Auditorium BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu

Seminar ini menjadi momen yang tepat bagi para ibu untuk saling berbagi pengalaman, mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, dan mendiskusikan solusi dari berbagai permasalahan psikologis yang kerap dialami.

Mengapa Harus Menghadiri Seminar Ini?

Keajaiban Keikhlasan: Merajut Cinta yang Tulus dalam Setiap Hubungan

Syukuran Peresmian Sekretarian Kelurahan BPI UM di Ruang Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UM

Salah satu pelajaran terpenting dalam hidup adalah memahami betapa berharganya keikhlasan dalam setiap ucapan dan perbuatan kita. Salah satu tanda seseorang dapat merasakan manisnya iman adalah mencintai saudaranya karena Allah Ta'ala. Allah sendiri berfirman: "Pasti akan Aku limpahkan cinta-Ku kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku dengan penuh keikhlasan."

Saat mendidik anak, merawat keluarga, atau menjalin hubungan dengan orang tua, mertua, sahabat, dan orang-orang di sekitar kita, keikhlasan menjadi fondasi yang tak tergantikan. Seringkali, ketidakharmonisan dan rasa sakit hati muncul bukan karena perbedaan besar, tetapi karena hati kita tidak tulus dalam menjalin relasi tersebut.

Jumat, 03 Januari 2025

10 Kiat Menjaga Cinta dan Kedekatan kepada Allah: Panduan Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Hidup


Kemana Fokus Kita Tertuju, Di Sana Energi Kita Akan Mengalir

Ketika seseorang memusatkan perhatian pada Tuhannya, Rabb Semesta Alam, seluruh energi dan usaha akan diarahkan ke sana. Inilah yang Allah gambarkan dalam firman-Nya:

"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165)

Cinta kepada Allah adalah kekuatan utama yang membimbing langkah seseorang untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya. Namun, bagaimana cara mencapainya? Berikut langkah-langkah yang dapat membantu kita untuk memusatkan cinta dan fokus kepada Allah.

Kamis, 02 Januari 2025

Meneladani Karakter Orang Bertakwa: Tadabbur Surah Ali 'Imran Ayat 134


Surah Ali 'Imran ayat 134 adalah salah satu ayat yang memuat nilai-nilai penting dalam membangun karakter individu yang bertakwa. Ayat ini menyoroti tiga sifat utama: kedermawanan, pengendalian diri, dan kelapangan hati. Ketiganya adalah pondasi kehidupan sosial yang harmonis dan juga menjadi indikator keimanan seseorang kepada Allah. Selain itu, ayat ini menggambarkan bagaimana sifat-sifat tersebut berkontribusi dalam menciptakan hubungan yang baik, baik secara vertikal dengan Allah maupun horizontal dengan sesama manusia.

Hidup dalam Harmoni: Belajar dari Surah Ali 'Imran: 134


Di sebuah sore, Fatimah duduk di depan rumahnya, memikirkan apa yang baru saja terjadi di pasar. Seorang pedagang muda tanpa sengaja menumpahkan minyak goreng ke pakaian Fatimah. Wajah Fatimah memerah, ingin sekali ia meluapkan amarahnya. Tapi ia teringat ayat yang pernah ia hafal:

"Orang-orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarah serta memaafkan kesalahan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (Ali 'Imran: 134)

Fatimah menarik napas dalam-dalam. Ia menahan amarahnya, meskipun hatinya masih bergolak. Dengan senyuman, ia berkata kepada pedagang itu, "Tidak apa-apa, Nak. Lain kali lebih hati-hati, ya."

Rabu, 01 Januari 2025

Cinta yang Menggerakkan Hati: Mencintai Karena Allah


Di dalam setiap jiwa, ada kerinduan akan cinta yang sejati, yang datang bukan hanya dari kata-kata, tetapi dari tindakan yang penuh makna. Cinta sejati adalah cinta yang mengarahkan hati kepada Allah, cinta yang berlandaskan niat suci untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita melalui setiap ucapan dan tindakan, bahwa cinta sejati adalah cinta yang mengingatkan kita untuk selalu bergantung pada Allah, bukan pada manusia.

"Wahai Mu'adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu. Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz, 'Jangan sekali-kali kamu meninggalkan doa di belakang setiap shalat, ‘Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik.’”

(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i)

Cinta yang nyata bukan hanya cinta yang diucapkan, tetapi juga cinta yang diwujudkan melalui tindakan. Rasulullah ﷺ mengingatkan kita bahwa salah satu cara terbaik untuk menunjukkan cinta adalah dengan mendoakan orang yang kita cintai. Doa adalah salah satu kebutuhan setiap jiwa, dan setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah adalah bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada-Nya. Cinta yang sejati adalah ketika kita membantu orang yang kita cintai untuk selalu mengingat Allah, untuk selalu memohon petunjuk dan pertolongan-Nya.

Mengapa Kita Harus Berlomba Meraih Surga? Jawaban dari Surah Ali 'Imran 133

Surah Ali 'Imran dikenal sebagai salah satu surah yang mengandung banyak pelajaran berharga bagi kehidupan seorang mukmin. Salah satu ayat yang penuh inspirasi adalah ayat 133, yang mengingatkan umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan mengejar surga yang luar biasa luasnya. Melalui ayat ini, kita diajak untuk memahami urgensi dalam mengejar ampunan Allah dan rahmat-Nya yang tak terbatas.


وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ  

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (Surah Ali 'Imran : 133)

Surga Seluas Langit dan Bumi: Ajak Dirimu Berlari Menuju Ampunan Allah


Di sebuah pagi yang tenang, Ali termenung di teras rumahnya. Ia baru saja membaca sebuah ayat dari Surah Ali 'Imran: 133:

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."

Ali terpaku. Surga yang luasnya seperti langit dan bumi? Ia mencoba membayangkan, namun semakin ia berpikir, semakin ia sadar betapa kecil dirinya di tengah kebesaran ciptaan Allah.

Namun, satu hal menggugah hati Ali: kata “bersegera”. Mengapa Allah menyuruh kita untuk bergegas? Apakah karena waktu terlalu singkat? Atau karena kesempatan bisa hilang kapan saja?

Ali mengingat kebiasaannya selama ini. Menunda taubat, mengabaikan sedekah kecil, melewatkan shalat sunnah. "Nanti saja," pikirnya. Tapi kini, ayat itu seolah mengetuk hatinya.

Ia berbisik pada dirinya sendiri, “Apa yang kutunggu? Surga yang luasnya tak terbayangkan itu menanti. Tapi aku harus melangkah, sekarang.”