Senin, 26 Maret 2018

Ghost Fleet Dalam Pandangan Dahlan Iskan


Oleh : Dahlan Iskan

Sebenarnya cerita seru dalam sebuah novel itu biasa saja. Tapi karena penulisnya seorang ilmuwan bidang strategi kemiliteran novel Ghost Fleet ini dianggap bukan hanya fiksi.

Apalagi Peter Warren Singer ini, penulis novel itu, meraih doktornya di Harvard. Dia juga analis di lembaga think thank terkemuka di Amerika: Brookings Institute.

Disiplin ilmunya bidang militer dan politik hubungan internasional. Maka novel Ghost Fleet ini dianggap karya ilmiah.

Tentang ramalan masa depan yang dekat yang pasti terjadi: tahun 2030 Indonesia jadi negara gagal. Akan ada perang lagi di Timor.

Penguasa di Tiongkok akan diambil alih satu tim aneh: gabungan antara pengusaha dan militer. disebut Direktorate. Pengendali negara bukan lagi politbiro partai. Tapi direktorate itu.

Inilah novel tentang gambaran perang dunia ke 3 nanti. Perang dengan menggunakan teknologi baru: penuh unsur artificial intelligence. Kecerdasan buatan.

5 Pola Pikir Utama yang Diperlukan di Masa yang Akan Datang


Sahabat yang budiman, semoga pagi ini Allah mudahkan kita dalam menjalani aktivitas demi merajut masa depan yang gemilang.

Salah satu anugrah yang Allah berikan kepada manusia adalah akal. Allah menganugrahkan akal agar manusia memikirkan setiap proses penciptaan di alam semesta ini pasti ada yang Maha Mengatur, Maha Menciptakan, dan Maha Segalanya.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sumber: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-jalla.html
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sumber: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-jalla.html
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sumber: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-jalla.html
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sumber: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-jalla.htm
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sumber: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-jalla.html
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sumber: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-jalla.html
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. [Ali ‘Imran(3):190-191].

Adi Gunawan berpandangan, Pola Pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya. Gunawan meyakini bahwa, belief menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan bertindak seseorang.  Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir, yang harus diubah adalah belief atau kumpulan belief. 

Jumat, 23 Maret 2018

Manfaat Melahirkan Secara Normal


Ada tiga peristiwa bersejarah manusia yang paling berkesan dan menjadi ajang untuk bertemu antar keluarga, saudara, dan teman. Pernikahan, melahirkan anak, dan kematian. Satu di antara ketiganya memiliki potensi besar untuk menyatukan beragam jenis manusia, sesibuk apapun mereka.

Faktanya yang terjadi di masyarakat, saat seseorang akan melahirkan, kita akan menemukan dua jalan yang akan ditempuh oleh sang Ibu. Pertama, ia akan melahirkan secara normal. Kedua, ia akan melahirkan secara sesar.

Terkait dengan hal di atas, ada ilmu yang menarik yang saya dapatkan dari Ns. Windi S.Kep. (Doula dan Child Birth Educator) dan dr. Arifianto Apin, Sp.A. Menarik untuk anda sebagai orang tua, calon Ibu/ Ayah, atau bisa juga sebagai tambahan ilmu untuk keluarga.

Pernahkah Anda merenung, mengapa bayi dilahirkan dengan cara yang Anda ketahui seperti saat ini? Ya, melalui vagina yang kita pahami penuh dengan kolonisasi berbagai bakteri, kadang ditambah dengan kotoran (baca: feses) dari usus besar Ibu. Mengapa bayi harus lahir dengan cara “tidak bersih” seperti ini? Sang Pencipta pasti punya maksud.

Rabu, 21 Maret 2018

IME 2018 Yang Tidak Sukses


Rentetan Islamic Medicine Expo (IME) 2018 yang dimulai sejak Jumat kemarin (16/3) hingga hari ini(18/3) di Hall Masjid Pondok indah jauh dari ideal, tidak berhasil, mengecewakan, banyak kelemahan kekurangannya, tidak memuaskan.

Padahal ma syaa Allah. Yang hadir berasal dari berbagai kota dan propinsi, para praktisi, bidan, perawat, dokter, akademisi, dosen, pemerhati Islamic medicine, termasuk Emma dari Amerika yg kuliah di UGM dan ngluruk ke Jakarta untuk mengikuti IME dari awal hingga akhir. Padahal peserta sangat antusias. Dan padahal-padahal lain.

Perasaan bahwa IME 2018 ini tidak sukses dan mengecewakan terus menggelayuti pikiran, mengetuk-ngetuk dinding otak. Sampai sabtu sore kemaren. Pasalnya, target peserta seminar dan workshop  hanya tercapai 70%. Ruangan seminar terisi 3/4 dari kapasitas awal yg direncanakan.

Sampai akhirnya, sabtu sore ada seorang EO yang biasa menyelenggarakan expo di Jakarta. Dia bertanya di arena seminar IME dan expo, "Ini pameran yang keberapa kalinya?"

Ustadz Avif selaku ketua panitia dan president Internasional Islamic Medicine Foundation (IIMF)  menjawab, "Ini baru yang pertama kali."

Senin, 19 Maret 2018

Keistimewaan Bulan Rajab

Saudaraku, waktu terasa begitu cepat, hari ini kita sudah memasuki bulan baru dalam kelender islam. Artinya kita juga sebentar lagi akan memasuki bulan yang mulia, yaitu Bulan Suci Ramadhan.

Ia bernama Rajab,  1 dari 4 bulan haram (mulia) yang termaktub dalam QS. At Taubah: 36.

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Al Muharrom, Rojab). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu....”

Di hari-harinya keberkahan meliputi setiap insan yang beribadah dan mendekat kepada Rabb-nya.

Ibnu 'Abbas radhiyallahu ‘anhu -pakar tafsir nomor wahid sekaligus sepupu Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-  saat menjelaskan tafsir QS. At Taubah: 36 menyatakan:

Dan ALLAH menjadikan amal shalih dan pahala di 4 bulan ini lebih besar (dibanding bulan-bulan biasanya). (Tafsir Ath Thobari QS. At Taubah: 36)

Allah melarang berbuat zalim di bulan-bulan tersebut bukan berarti diperbolehkan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya. Namun karena perbuatan zalim di bulan itu DI LIPAT GANDAKAN DOSANYA.

Sama halnya dengan tanah haram Makkah dan Madinah. Perbuatan dosa yang dilakukan di sana lebih besar dosanya dibandingkan di negeri lainnya. Ini menunjukkan bahwa bulan-bulan haram adalah bulan bulan yang mulia.

Saudaraku, Kaidah yang perlu kita ketahui bersama adalah bahwa AMALAN BILA BERTEPATAN DENGAN WAKTU YANG MULIA MAKA IA AKAN DI LIPAT GANDAKAN PAHALANYA.

Senin, 12 Maret 2018

Surga Dunia

Adakah orang yang tidak menginginkan masuk ke dalam surga? Semua orang yang beriman kepada Allah subhanahu wata’ala, mengenal-Nya dengan baik, senentiasa merindukanNya, ingin selalu mendekat kepada-Nya, sengsara jika jauh dari-Nya, tentu berharap di akhirat nanti akan dimasukkan ke Surga-Nya.

Pertanyaanya, apakah surga itu hanya ada di akhirat? Adakah surga di dunia ini? sudahkah Anda mendapatkannya? Apa tanda-tandanya? Mari kisa resapi pelajaran dari Ustadz Najmi Umar Bakkar yang sempat saya catat dalam kajian the Rabbanians Masjid Al Azhar.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَر أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِن فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاة طَيِّبَة وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa beramal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami berikan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS. An-Nahl [16]: 97)

Kehidupan yang baik itu dengan "KEBAHAGIAAN", yaitu bagi seorang mukmin yang akan meraih Surga dunia sebelum Surga di akhirat...

Kamis, 08 Maret 2018

Sakit, Gejala Sakit dan Kesembuhan

Ada pertanyaan yang menarik dari dr. Zen ahad lalu di ruang diklat Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta (4/3). Mengenai apa itu sakit? Mengapa seseorang bisa sakit? Kenapa ada orang yang sehat? Pada pembahasan kali ini, kita akan fokus membahas tentang sakit, gejala sakit, dan kesembuhan.

Ustadz Rosyad memberikan pendangan yang menarik tentang penyakit.  Dalam grup diskusi Internasional Islamic Medicine Foundation (IIMF) selasa yang lalu (6/3) menjelaskan, yang disebut penyakit dalam kehidupan manusia sehari-hari itu sebetulnya adalah gejala sakitnya (simtoma). Jika berlangsung lama maka terjadi penumpukan di bagian sakitnya itu dan atau menyebar ke area/sektor lainnya. Adapun sakit yang sesungguhnya adalah akar dari segala penyebabnya itu.

Ada penyebab utama, ada pula penyebab ikutan (tambahan).
Ketelitian dan ketekunan membedakan dan memilah, memposisikan masing-masing sebab, serta upaya memperbaikinya itu menjadi "seni" dalam proses terapi. Adapun kesembuhan, itu adalah wilayah mutlak Allah subhanahu wata’ala.

Kesembuhan itu bukan berasal dari makhluk.
Bagi makhluk, kesembuhan itu hanya sampai pada batas harapan bersamaan saat awal dilakukannya proses terapi, pada saat proses itu dijalankan dan di saat akhir prosesnya.

Sebab utama sakit dan kerusakan lainnya itu adalah buruk-jahatnya jiwa (syarrun nafs شر النفس ) dan kesalahan dari perbuatan demi perbuatan (suu-ul 'amal سوء العمل ). Baik secara sepihak berasal dari dirinya sendiri, atau murni berasal orang lain atau secara bersamaan dari andil keduanya. Yang jelas, syarrun nafs dan suu-ul 'amal itu pilar dari segala penyebabnya.

Rabu, 07 Maret 2018

Mengapa Kemapanan Karakter Penting?


“Character is what God and the angels know of us; reputation is what men and women think of us.”

Sesuai dengan judul tulisan ini, mengapa kemapanan karakter itu penting dimiliki?

Sesuai dengan kata-kata bijak di atas, bahwa karakter adalah sesuatu yang Allah dan para malaikat ketahui tentang kita, sedangkan reputasi adalah apa yang laki-laki dan perempuan pikirkan tentang kita.

Sahabat, sebagian kita mungkin sering mendapatkan pujian dan sanjungan atas prestasi yang kita raih. Tentu ini adalah atas karunia Allah dan semua pujian hanyalah bagi Allah. Sebagian lagi, mendapatkan sindiran, dicemooh oleh orang lain. Tentu ini juga atas izin Allah.

Karakter kita yang sesungguhnya bukan hanya sesuatu yang tampak di hadapan manusia, akan tetapi apa yang Allah ketahui tentang diri kita. Mengapa?

Bisa saja seseorang itu, berbeda cara berpikir, bertutur, dan tingkah lakunya dalam keramaian atau saat sendiri.

Membangun sesuatu yang ada di dalam dirimu, jauh lebih penting daripada membangun sesuatu yang berada di luar sana. Karena, segala sesuatu yang kita lihat, dengar, rasakan, dan miliki saat ini adalah gambaran/ pantulan dari dalam diri kita.
Layaknya proyektor yang menampilkan sesuatu yang ada di dalam notebook. Begitu juga, diri kita. Maka, jika ingin mengubah apa yang kita lihat, dengar, rasakan, dan miliki. Belajarlah untuk bersungguh-sungguh mengubah sesuatu yang ada di dalam diri kita terlebih dahulu. Ini sangat penting, dalam membangun kemapanan karakter.

Mari kita kembali ke judul tulisan ini,

Teman baik saya justru memberikan sudut pandang baru yang mungkin selama ini jarang dipedulikan dan tidak mendapat perhatian oleh banyak laki-laki ditengah upaya mengejar kemapanannya.

Ada hal yang jauh lebih penting daripada kemapanan itu sendiri. Teman baikku menyebutnya sebagai modal kemapanan. Sesuatu yang tidak berubah dari jaman dulu hingga ribuan tahun mendatang. Modal kemapanan itu adalah karakter. Tentu saja karakter yang baik. Kemapanan berupa kekuatan finansial akan berubah seiring waktu, dia tidak melekat secara utuh. Bisa tiba-tiba hilang begitu saja.

Selasa, 06 Maret 2018

The Magic of One Step

“Ribuan Mil dimulai dari satu langkah sederhana”

Ada satu ungkapan yang masih saya ingat dalam acara malam bina iman dan takwa di masjid Ukhuwah Islamiah Universitas Indonesia beberapa bulan yang lalu. Mereka yang hadir tentu, rata-rata merupakan alumni UI yang saat ini memiliki latar belakang profesi yang berbeda.

“Seperti yang kita ketahui generasi milenial hari ini rata-rata memiliki impian ingin menginspirasi dunia. Akan tetapi, kelemahan generasi milenial ini tidak banyak yang mau memulai sesuatu dari hal yang kecil.  Syafa  tidak mengajarkan hal-hal besar. Mereka yang bergabung di dalamnya diajarkan profesional, hidup adalah memilih (jangan buru-buru). Akan tetapi, jika sudah memilih sesuatu. Maka kita harus all out di sana.” Tegas Dr. Arief Munandar.