Hidup
Bahagia, Kaya Raya, Punya Karya, Keluarga yang Sejahtera, dan Bermanfaat bagi
orang Banyak adalah sebuah dambaan setiap manusia.
Tetapi
pertanyaannya adalah bagaimana caranya menemukan potensi di dalam diri kita?
Begitulah pertanyaan yang sering datang dalam beberapa kali ketika saya
memberikan pelatihan dan seminar. Pertanyaan itu bukan hanya ditanyakan oleh
para remaja dan pemuda yang masih sekolah atau kuliah. Tetapi, pertanyaan itu
terlontar dari seorang Ibu yang diwajahnya sudah tampak garis-garis halus yang
menandakan bahwa perjuangan yang dijalani sudah teramat panjang.
Saya terdiam
sejenak, dan memandangi wajah ibu itu yang kira-kira sudah berumur 40 tahun.
Lalu, saya
bertanya kepada sang ibu, “jadi selama ini apa yang ibu kerjakan selama ini?”
“ya, saya
hanya menjalani perkejaan saya seperti biasa, tidak ada yang special, saya
belum menemukan bakat yang cocok sampai sekarang. Ditempat saya kerja
persaingannya ketat, mana sibuk ngurus anak, suami, dan perkejaan lainnya, jadi
sulit bagi saya untuk melakukan pengembangan diri” jawabnya dengan lembut.
Tidak
sedikit anak muda malah yang sebaya dengan saya bercerita sambil meminta saran
untuk menemukan potensi dalam dirinya.
"Saya
orang miskin, tidak punya motor, tidak punya uang, dll..."
Mengeluh
adalah sifat yang manusiawi, tetapi apa jadinya jika hari-hari kita diwarnai
dengan keluhan.
Ketika
mengeluh telah menjadi kebiasaan, sesungguhnya kita hanya berfokus kepada
masalah dan kekurangan diri.
Jika kita
selama ini kita masih saja bertanya, tentang potensi diri? Kenapa sulit
menemukan potensi diri?
Jawabannya
“Mungkin dalam hidup, kita lebih sering mengeluh daripada Bersyukur”
Apa yang
patut disyukuri?
Mulailah
dari memanfaatkan seluruh yang ada di dalam diri kita, seperi Pikiran dan Hati
kita. Karena jika berbicara fisik, tidak semua orang memiliki fisik yang
sempurna. Tetapi, kenapa ada orang yang tidak mempunya tangan tetapi,
lukisannya dihargai puluhan juta rupiah? Kenapa ada orang yang tidak memiliki
kaki, bisa menjadi pengusaha sukses?
Walaupun
mereka terlahir cacat, tetapi mereka masih memiliki hal yang terpenting yaitu
hati (Qolbu) dan pikiran (Akal). dengan keduanya, mereka mencoba memfokuskan
hidupnya untuk memberikan manfaat dalam keterbatasan, mereka tidak memfokuskan
kepada kelemahan diri dan kemudian mengasihani diri sendiri. Mereka fokus untuk
memaksimalkan potensinya alias bersyukur, sehingga mereka menemukan kekuatan
dan megembangkannya untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak.
Lalu
bagaimana dengan kita yang sempurna secara fisik, tetapi terkadang cacat secara
mental. Kecacatan mental biasanya jauh lebih berbahaya daripada kecacatan
fisik.
Oleh karna
itu, belajarlah untuk selalu bersyukur setiap hari. Belajarlah hal-hal baru
dalam hidup, jangan lupa berdoa kepada Allah sebagai Robb yang Maha Tahu dan
sebaik-baiknya Pendidik dan Penjaga.
Bertemanlah dengan orang-orang baik karena
akan memberikan efek yang positif bagi pengembangan diri kita. Belajarlah dari
para pembesar, melalui buku. Dan jaga hubungan baik dengan orang tua. dengan
mensyukuri nikmat yang ada sekarang, berarti kita memancing nikmat-nikmat lain
yang akan Allah anugrahkan kepada hambaNya.
Bagaimana
pendapat sahabat? Apa yang menyebabkan kita gagal dalam menemukan potensi diri?
Bagaimana Cara Menemukan Potensi diri?