Sore yang cerah tiba-tiba berganti mendung. Para pedangang sayur tampak lesu karena dari pagi hingga petang berjualan di pasar. Aku mengantarkan ibuku untuk pergi ke pasar. Tiba-tiba setelah masuk ke dalam pasar yang terlihat sepi, hujan turun dengan derasnya.
Aku mulai berpikir “hujan ini tidak ada bedanya dengan mata uang, yang terakdang bisa naik bisa turun”
Ketika ibuku berbelanja di pasar, maka aku menunggu dimotor sambil memperhtikan keadaan di sekitarku. Tampak seorang ibu yang menggendong anaknya, dengan balutan kasih sayang dan pandangan yang kosong. Apakah ibu itu sedang lapar atau malah ingin segera pulang sambil menunggu hujan. Akhirnya sang ibu tidak tahan dengan kondisi yang semakin dingin, sehingga ia memutuskan untuk masuk ke sebuah kedai. Di dalam sana awalnya ia masih melamun, dan sang anak terlihat nyaman di pelukan sang ibu. Tampak kelelahan di wajahnya, wajah yang penuh dengan masalah dan harapan. Beberapa saat kemudian tiba-tiba kepala sang ibu tergeletak tertidur pulas karena beban yang ditanggungnya. Sang ibu dan dua anaknya tidur.
Perjuangan seorang ibu, kasih sayang seorang ibu mengingatkan aku untuk selalu berjuang. Sang ibu telah mengajarkan kepada kita tentang arti perjuangan, pengorbanan, kasih sayang, ketangguhan menghadapi masalah, optimis dalam hidup. Jika anak itu kehilangan ayah maka ibu bisa menjadi ayah yang merangkap perkerjaannya, memberikan perlindungan sekaligus kasih sayang, akan tetapi, jika ibu telah tiada, maka rasanya sang ayah tidak dapat menduduki posisi sebagai seorang ibu kepada anaknya.
Ibu adalah inspirasi, banyak keutamaan yang dapat kita pelajari dari seorang ibu, maka dari itu hendaknya kita selalu mengingat ibu kita di mana pun engkau berada.
Anak adalah generasi bangsa, calon pemimpin bangsa, untuk para iu yang memiliki anak. Optimislah di dalam merawat dan mendidiknya karena mereka adalah calon pemimpin bangsa. Rawat dan didiklah dengan sunguh-sunguh, dengan penuh kasih sayang. Karena mereka adalah permata bangsa. Dan Untukmu Calon Pemimpin Bangsa, tidak ada kesuksesan yang abadi kecuali Ridho Orang tua (IBU) yang selalu mengiringi langkahmu.
Untuk Seluruh Ibu di Dunia. Semoga Allah selalu memuliakanmu atas kesebaranmu dalam mendidik anak-anaknya.
Palangkaraya, 29 Dzulqaidah 1433 H/ 16 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.