Kebiasaan beberapa orang yang menjaga kesehatan tubuhnya
dengan rutin berlari dengan jarak tertentu adalah sesuatu yang dinilai baik.
Apalagi jika diniatkan agar kesehatannya tetap dijaga Allah, sehingga dapat menjadi sebab ketaatannya pada
Allah tetap bisa terjaga, maka larinya tersebut akan mendapatkan nilai pahala.
Orang yang berlari adalah orang yang menjauh dari tempat asal
keberadaannya semula. Semakin dia berlari maka akan semakin jauh dari tempat
asal keberadaannya semula.
Sama juga halnya seorang yang berlari dari takutnya mendapat
ancaman dari binatang buas. Semakin dia menjauh dari binatang buas, maka dengan
izin Allah akan semakin selamat dari binatang buas tersebut.
Kini ketahuilah saudaraku sekalian, bahwa Allah di dalam
Al-Quran memerintahkan kita untuk berlari. Berlari sekuat mungkin hingga sampai
sedekat mungkin. Karena siapa yang tidak berlari dalam masalah ini dia akan
tersesat dan siapa yang tidak berlari dalam hal ini dia bisa terpeleset masuk
ke dalam api neraka. Dalam Surat Adz-dzariyat ayat 50 Allah berfirman :
فَفِرُّوْۤا اِلَى اللّٰهِ ۗ اِنِّيْ لَـكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۚ
"Maka berlarilah kalian kepada Allah. Sungguh, aku yaitu
Nabi Muhammad adalah seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah
untukmu."
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah
Perintah Allah berlari dalam ayat tersebut berbeda dengan
lari biasanya yang dipahami banyak orang. Perintah berlari dalam ayat tersebut
artinya agar setiap orang berlari menuju rahmat Allah, lari menuju ampunan
Allah, lari menuju surga dan ridha Allah.
Hendaknya setiap orang yang beriman
minimal setiap harinya dia tetap berlari, karena setan tiap saat akan
menggodanya dan menghalang-halanginya beribadah pada Allah. Jika tidak segera
berlari menuju Allah, maka kita akan celaka dan binasa. Seorang yang beriman
tidak akan pernah berhenti berlari, bahkan akan terus berusaha memperkencang
larinya. Karena berlari menuju rahmat Allah, berlari menuju ampunan Allah,
berlari menuju surga dan ridha Allah tidak selalu dibutuhkan kekuatan fisik
yang kuat apalagi sampai menguras tenaga dan memeras keringat.
Shalat fardhu
berjamaah di masjid, taubat dan istighfar, berdiam karena tidak melakukan
hal-hal yang diharamkan adalah contoh praktek lari menuju Allah dengan tanpa
harus menguras tenaga dan memeras keringat. Memang dalam hal mencari nafkah
yang halal itu sering dibutuhkan tenaga ekstra dan menguras keringat. Tetapi
itu semua akan menjadi sebab bahagia dihari kiamat. Tentang keadaan hari kiamat
dalam Surat Al-qiyamah ayat 10 sampai 13 Allah berfirman :
يَقُوْلُ الْاِ نْسَا نُ يَوْمَئِذٍ اَيْنَ الْمَفَرُّ ۚ
"Pada hari kiamat itu manusia berkata, Ke mana tempat
lari untuk bisa kita berlindung"
Maka Allah mengatakan diayat selanjutnya :
"Tidak! Tidak mungkin kamu bisa berlari sekarang,
sekarang tidak ada tempat berlari untuk berlindung!"
اِلٰى رَبِّكَ يَوْمَئِذِ ٭ِلْمُسْتَقَرُّ ۗ
"Karena hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu."
"Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah
dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya."
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah
Waspadalah berlari dengan rute yang salah. Katanya berlari,
habis tenaga, keringat bercucuran, tapi tidak sampai tujuan. Bukan malah
semakin dekat dengan rahmat, ampunan, surga dan ridha Allah, tetapi malah
semakin dekat dengan azab, murka dan neraka Allah. Itulah perbuatan dosa,
maksiat dan hal-hal haram yang dikerjakan. Dilakukannya sering dengan harus
menguras pikiran, tenaga dan keringat, tetapi hasilnya malah dinilai orang yang
lari dari rahmat, ampunan, surga dan ridha Allah.
Ingatlah selalu, bahwa kelak setiap orang akan melewati
jembatan sirath. Baik yang akan masuk neraka atau akhirnya sampai dimasukkan
kesurga. Dan waktu tempuh selama melewati jembatan shirat itu tergantung lari
kita dalam beramal di dunia. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu
hurairah, Rasulullah bersabda tentang keadaan orang-orang yang melewati
jembatan shirat.
فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ
"Maka lewat gelombang pertama yang melewati jembatan
shirat secepat kilat."
"Gelombang berikutnya yang melewati jembatan shirat
secepat hembusan angin, lalu secepat burung terbang, lalu secepat tergantung
larinya didunia dalam beelramal menuju rahmat, ampunan, surga dan ridha
Allah."
Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita untuk selalu
berlari menuju Allah dan semoga Allah jadikan kita orang-orang hang melewati
jembatan shirat secepat kilat dan dimasukkan kedalam surga firdaus bersama Nabi
Muhammad. Amiin.
Disampaikan di Masjid At-Taufiq Bumi Ayu Bengkulu.
Mantap om Rio. Tulisannya selalu menginspirasi. Sukses selalu
BalasHapusTerima kasih pencerahannya Ustadz Rio. Sangat mencerahkan
BalasHapus