Kamis, 02 Juli 2020

Berlarilah

Kebiasaan beberapa orang yang menjaga kesehatan tubuhnya dengan rutin berlari dengan jarak tertentu adalah sesuatu yang dinilai baik. Apalagi jika diniatkan agar kesehatannya tetap dijaga Allah,  sehingga dapat menjadi sebab ketaatannya pada Allah tetap bisa terjaga, maka larinya tersebut akan mendapatkan nilai pahala.
Orang yang berlari adalah orang yang menjauh dari tempat asal keberadaannya semula. Semakin dia berlari maka akan semakin jauh dari tempat asal keberadaannya semula.
Sama juga halnya seorang yang berlari dari takutnya mendapat ancaman dari binatang buas. Semakin dia menjauh dari binatang buas, maka dengan izin Allah akan semakin selamat dari binatang buas tersebut.
Kini ketahuilah saudaraku sekalian, bahwa Allah di dalam Al-Quran memerintahkan kita untuk berlari. Berlari sekuat mungkin hingga sampai sedekat mungkin. Karena siapa yang tidak berlari dalam masalah ini dia akan tersesat dan siapa yang tidak berlari dalam hal ini dia bisa terpeleset masuk ke dalam api neraka. Dalam Surat Adz-dzariyat ayat 50 Allah berfirman :
فَفِرُّوْۤا اِلَى اللّٰهِۗاِنِّيْ لَـكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌۚ
"Maka berlarilah kalian kepada Allah. Sungguh, aku yaitu Nabi Muhammad adalah seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu."

Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah
Perintah Allah berlari dalam ayat tersebut berbeda dengan lari biasanya yang dipahami banyak orang. Perintah berlari dalam ayat tersebut artinya agar setiap orang berlari menuju rahmat Allah, lari menuju ampunan Allah, lari menuju surga dan ridha Allah. 
Hendaknya setiap orang yang beriman minimal setiap harinya dia tetap berlari, karena setan tiap saat akan menggodanya dan menghalang-halanginya beribadah pada Allah. Jika tidak segera berlari menuju Allah, maka kita akan celaka dan binasa. Seorang yang beriman tidak akan pernah berhenti berlari, bahkan akan terus berusaha memperkencang larinya. Karena berlari menuju rahmat Allah, berlari menuju ampunan Allah, berlari menuju surga dan ridha Allah tidak selalu dibutuhkan kekuatan fisik yang kuat apalagi sampai menguras tenaga dan memeras keringat. 
Shalat fardhu berjamaah di masjid, taubat dan istighfar, berdiam karena tidak melakukan hal-hal yang diharamkan adalah contoh praktek lari menuju Allah dengan tanpa harus menguras tenaga dan memeras keringat. Memang dalam hal mencari nafkah yang halal itu sering dibutuhkan tenaga ekstra dan menguras keringat. Tetapi itu semua akan menjadi sebab bahagia dihari kiamat. Tentang keadaan hari kiamat dalam Surat Al-qiyamah ayat 10 sampai 13 Allah berfirman :
يَقُوْلُ الْاِ نْسَا نُ يَوْمَئِذٍ اَيْنَ الْمَفَرُّۚ
"Pada hari kiamat itu manusia berkata, Ke mana tempat lari untuk bisa kita berlindung"
Maka Allah mengatakan diayat selanjutnya :
 كَلَّا لَا وَزَرَۗ
"Tidak! Tidak mungkin kamu bisa berlari sekarang, sekarang tidak ada tempat berlari untuk berlindung!"
 Kenapa demikian, Allah berfirman di ayat selanjutnya :
اِلٰى رَبِّكَ يَوْمَئِذِ ٭ِلْمُسْتَقَرُّۗ
"Karena hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu."
 يُنَبَّؤُا الْاِ نْسَا نُ يَوْمَئِذٍ بِۢمَا قَدَّمَ وَاَ خَّرَۗ
"Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya."

Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah
Waspadalah berlari dengan rute yang salah. Katanya berlari, habis tenaga, keringat bercucuran, tapi tidak sampai tujuan. Bukan malah semakin dekat dengan rahmat, ampunan, surga dan ridha Allah, tetapi malah semakin dekat dengan azab, murka dan neraka Allah. Itulah perbuatan dosa, maksiat dan hal-hal haram yang dikerjakan. Dilakukannya sering dengan harus menguras pikiran, tenaga dan keringat, tetapi hasilnya malah dinilai orang yang lari dari rahmat, ampunan, surga dan ridha Allah.
Ingatlah selalu, bahwa kelak setiap orang akan melewati jembatan sirath. Baik yang akan masuk neraka atau akhirnya sampai dimasukkan kesurga. Dan waktu tempuh selama melewati jembatan shirat itu tergantung lari kita dalam beramal di dunia. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu hurairah, Rasulullah bersabda tentang keadaan orang-orang yang melewati jembatan shirat.
فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ
"Maka lewat gelombang pertama yang melewati jembatan shirat secepat kilat."
 ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ
"Gelombang berikutnya yang melewati jembatan shirat secepat hembusan angin, lalu secepat burung terbang, lalu secepat tergantung larinya didunia dalam beelramal menuju rahmat, ampunan, surga dan ridha Allah."

Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita untuk selalu berlari menuju Allah dan semoga Allah jadikan kita orang-orang hang melewati jembatan shirat secepat kilat dan dimasukkan kedalam surga firdaus bersama Nabi Muhammad. Amiin.

Disampaikan di Masjid At-Taufiq Bumi Ayu Bengkulu.

2 komentar:

  1. Mantap om Rio. Tulisannya selalu menginspirasi. Sukses selalu

    BalasHapus
  2. Terima kasih pencerahannya Ustadz Rio. Sangat mencerahkan

    BalasHapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.