Biasakanlah
berniat dan bercita-cita yang baik, dengan begitu kamu akan meraih kesuksesan
dalam setiap usahamu.
Gambar: diambil di Kantor LPDP
Ada sebuah
ungkapan yang menyatakan niatnya seorang mukmin itu terkadang lebih baik dari
amalnya. Karena dengan niat yang kuat walaupun seseorang belum jadi/ terhalang
beramal bisa jadi ia mendapatkan pahala atas niatnya. Tetapi orang yang beramal
tanpa niat yang baik/ benar maka sia-sialah amalnya.
Membaca,
menghafal, dan mendengar setoran hadist pertama di kitab Arbain Imam Nawawi
selalu memberikan perspektif baru tentang kehidupan yang kita jalani. Jika kita
sedang lemah dan lesu menjalani aktifitas coba tanya apa niat kita
melakukannya? Jika kebaikan kita tidak dianggap orang, coba tanyakan kepada
diri sendiri, apa niat saya?
Sahabat,
tahukah kita. Bisa jadi penolakan, tidak dianggapnya kebaikan yang kita lakukan
di mata orang lain adalah salah satu sarana latihan untuk menjadikan kita
beramal/ bekerja semata-mata untuk Allah ta’ala.
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى
اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ
امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.
Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena
wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Beruntunglah
karena Allah sudah menjanjikan kepada kita, bahwa setiap niat baik, baru
niatnya saja, sudah akan diberi ganjaran kebaikan.
Tapi untuk
setiap niat jahat, tidak akan ditulis sebagai kejahatan sebelum benar-benar
dilakukan. Inilah salah satu kasih sayang Allah kepada hambaNya.
Sahabat, aktifitas
meluruskan niat adalah pekerjaan seumur hidup yang tidak akan kunjung usai. Sekuat
apapun kita, sehebat apapun kita, akan ada titik dimana hati kita akan menjadi
kotor dan berkarat karena rusaknya niat, walaupun kelihatannya perbuatan kita
benar.
Amalan
sebaik apapun, sekelas sholat, puasa, zakat, bahkan haji sekalipun bisa menjadi
rusak, karena salah niatnya.
Mungkin
tidak salah niatnya, niat awalnya sudah benar. Tapi di tengah jalan, akan ada
godaan dari setan maupun manusia yang bisa melencengkan niat kita. Maka
amalan-amalan tadi itu, walaupun itu semua luar biasa, menjadi tidak bernilai.
Karena terkikis oleh niat-niat jahat di sepanjang pengerjaannya.
Beruntung
kalau kita sempat menyadari dan sempat meluruskan kembali niat kita.
Dialah yang
mengetahui apa yang lalu dan apa yang ada di depan. Dia juga mengetahui apa
yang tersembunyi dan apa yang nyata.
Maka
niatkanlah segala sesuatu yang kita lakukan hanya karena Allah.
Yuk
perbanyak niat dan cita-cita baik kita untuk menyenangkan Allah.
Mudah-mudahan
Allah menjaga niat baik kita hanya untukNya, dan memberikan petunjuk kepada
kita untuk tetap teguh dijalanNya. Aaamin
Gambar: diambil di Kantor LPDP
Jakarta, 15
Dzulqoidah 1438 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.