Ada yang bertanya kepada seorang Ustadz. Bagaiamana caranya saya berbakti kepada orang tua di perantauan. Sedangkan orang tua menyuruh saya merantau?Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan). Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. (Imam Syafi’i)
Bagi Anda yang sedang merantau saat ini tentu
pertanyaan ini mewakili semua hamba Allah yang sedang hidup di perantauan.
Sang Ustadz Menjawab "jika orang tua yang meminta
engkau merantau. Maka bentuk kebaktiaan engkau kepada orang tua adalah engkau
merantau dan jangan berkhianat".
"Apa Tujuan orang tua mu menyuruhmu merantau?" Sang Ustadz berbalik bertanya
"Agar paling tidak engkau mendapatkan manfaat dari
perantauanmu. Baik berupa harta, ilmu yang bermanfaat, amal sholeh. Maka jangan
sampai anak merantau dan berkhianat kepada orang tuanya". Tegasnya Ustadz Menjawab pertanyaannya sendiri.
***
Bagaimana cara anak berkhianat kepada orang
tuanya?
Mungkin ia di sana hanya tidur-tiduran,
malas-malasan bekerja, tidak bekerja dengan baik. Bahkan saya pernah mendengar cerita seorang
pemuda yang merantau ke jakarta, setelah bertahun-tahun tidak pernah
melanjutkan kuliahnya. Keluarganya hanya tahu ia masih kuliah dan terus mengirimkan uang. Ada juga yang kerjanya hanya foya-foya keluar masuk
mall.
Gampang saja untuk mendeteksi apakah yang sedang kita lakukan saat ini dapat membahagiakan orang tua kita atau tidak. Sekarang pejamkan mata Anda, lihat, dengar, dan rasakan jika orang tua Anda ada dihadapan Anda lalu ia/mereka memperhatikan aktivitas yang sedang Anda lakukan saat ini. Apakah mereka bahagia atau tidak? Senang atau bersedih? Tertawa atau menangis? Apa yang Anda rasakan? Apa yang mereka rasakan saat itu?
Jika Anda bertemu dengan calon pasangan seperti ini harap ditinjau kembali sebelum melangkah lebih jauh. Jika orang tuanya saja yang melahirkan, mengasuh, mendidik, memberikan kasih dan sayangnya, menyekolahkannya, masih dikhianati, bagaimana dengan Anda? Sosok yang baru ditemuinya beberapa hari, minggu, bulan atau bilangan tahun.
Gampang saja untuk mendeteksi apakah yang sedang kita lakukan saat ini dapat membahagiakan orang tua kita atau tidak. Sekarang pejamkan mata Anda, lihat, dengar, dan rasakan jika orang tua Anda ada dihadapan Anda lalu ia/mereka memperhatikan aktivitas yang sedang Anda lakukan saat ini. Apakah mereka bahagia atau tidak? Senang atau bersedih? Tertawa atau menangis? Apa yang Anda rasakan? Apa yang mereka rasakan saat itu?
Jika Anda bertemu dengan calon pasangan seperti ini harap ditinjau kembali sebelum melangkah lebih jauh. Jika orang tuanya saja yang melahirkan, mengasuh, mendidik, memberikan kasih dan sayangnya, menyekolahkannya, masih dikhianati, bagaimana dengan Anda? Sosok yang baru ditemuinya beberapa hari, minggu, bulan atau bilangan tahun.
Maka dari itu, bekerjalah dengan baik/ belajarlah
sungguh-sungguh. Ambilah manfaat dari perantauanmu. Lalu doakan orang tuamu
sungguh-sungguh. Jika Waktunya tiba, dengan sebab perantauanmu, engkau bisa membuat mereka bahagia dengan karya dan prestasimu.
Berprestasi dalam perantuan itulah wujud syukurmu kepada Allah Sang Pencipta dan caramu membahagiakan orang tuamu.
Jaga nama baik mereka dengan menjaga akhlakmu diperantauan. Baca juga: Ibumu Merindukan Prestasimu
Bukankah nantinya setiap nikmat yang kita rasakan akan dimintai pertanggungjawabannya nanti oleh-Nya? Oleh karena itu, Bertakwalah dimana pun Kamu Berada.
Berprestasi dalam perantuan itulah wujud syukurmu kepada Allah Sang Pencipta dan caramu membahagiakan orang tuamu.
Jaga nama baik mereka dengan menjaga akhlakmu diperantauan. Baca juga: Ibumu Merindukan Prestasimu
Bukankah nantinya setiap nikmat yang kita rasakan akan dimintai pertanggungjawabannya nanti oleh-Nya? Oleh karena itu, Bertakwalah dimana pun Kamu Berada.
Photo : diambil saat training yang diselenggarakan Monash University
Jakarta, 2 Dzulhijjah 1438 H
Hamba Allah Yang selalu mengharapkan Rahmat, Ridho dan Ampunan-Nya.
Hamba Allah Yang selalu mengharapkan Rahmat, Ridho dan Ampunan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.