Kamis, 23 April 2015

Kepribadian seorang Muslim



Hari ini kita selalu diperlihatkan bagaimana kemunduran moral manusia. Berbagai kasus asusila, korupsi, tawuran, narkoba, dan berbagai pristiwa melanda negeri ini. sebagai pribadi muslim, maka Sudah lama saya selalu mengamati dan memperhatikan bagaimana seharusnya kepribadian seorang muslim sebagaimana dikehendaki oleh islam. Bukankah Rosululloh diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia?

Saya melihat tidak sedikit umat islam yang berlebihan dalam satu sisi dan mengabaikan sisi yang lain, atau memperhatikan suatu hal dan mengabaikan hal-hal lain, sebagai contoh Anda mendapatkan mereka rajin sholat dan selalu berada di shaf pertama, akan tetapi terkadang tidak peduli terhadap bau busuk yang keluar dari mulutnya, atau keluar dari bawah ketiaknya, atau Anda mendapatkan seseorang yang taat kepada Alloh swt, patuh, dan khusyuk, akan tetapi ia kurang dalam silaturahmi.


Atau ia rajin ibadah dan menuntut ilmu akan tetapi lalai dalam mendidik anak-anaknya, tidak peduli terhadap apa yang mereka baca atau dengan siapa mereka berteman, atau ia sangat memperhatikan anak-anaknya akan tetapi ia sendiri durhaka kepada kedua orang tuanya, kasar dalam bergaul dengan keduanya.

Sebagai orang yang dari kecil hidup di tengah-tengah komplek perumahan saya memperhatikan di sisi lain, mungkin ia berbakti kepada kedua orang tuanya, akan tetapi menzalimi istrinya, dan bergaul dengan tidak baik, atau ia baik dalam bergaul dengan istri dan anak-anaknya, akan tetapi buruk dalam pergaulannya dengan tetangga.

Atau masalah klasik ia selalu disibukkan dengan urusan pribadinya atau yang bermanfaat bagi dirinya, akan tetapi lalai dalam menjalin hubungan sosial, dan perhatian terhadap urusan umat islam atau masyarakat sekitarnya, atau ia beragama dan soleh akan tetapi tidak memperhatikan etika Islam dalam mengucapkan salam, makan, minum, dan duduk serta berbicara dengan orang lain.

Yang lebih sangat disayangkan bahwa kekurangan ini terdapat pada sebagian orang-orang yang turut berkecimpung dalam dakwah islamiyah dan amal dakwah. Apakah mereka orang yang tidak paham? Tidak, biasanya orang-orang semacam ini punya jiwa keislaman yang tinggi, pemahaman yang mendalam terhadap hukum-hukum islam, serta etika dan memiliki standar yang tinggi, betul-betul berpegang teguh pada petunjuk yang lurus. Namun karena kesibukan, kelalaian, atau ketidakpedulian menyebabkan sebagaian para da’I tersebut terjatuh pada kesalahan dan kekhilafan seperti ini, baik mereka sadari maupun tidak.

Memperhatikan berbagai pristiwa yang terjadi, di sisa-sisa umur saya yang masih misteri, saya selalu bertanya, apa amal terbaik yang bisa saya tinggalkan untuk anak, cucu dan generasi mendatang.

Tentu sudah menjadi harapan bagai kita semua, menginginkan keluarga, istri, anak, cucu, masyarakat, negara yang memiliki kepribadian yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur, Lalu bagaimana kita bisa membentuk kepribadian muslim seperti yang dikehendaki oleh islam? Mendorong saya untuk membaca lebih banyak, menelisik dan meneliti nash-nash yang berkaitan dengan manusia, pengarahan, dan pembentukannya.

Saya terkadang merenung dan sangat heran terhadap apa yang saya lihat. Saya melihat dan mendengar perbedaan yang sangat jauh sekali antara apa yang diinginkan islam terhadap umat islam dan apa yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri.

Dari sekitar 1, 5 miliar jumlah umat muslim di dunia atau sekitar 87 % jumlah umat islam di Indonesia dari total lebih kurang 260 juta penduduk hanya sedikit sekali orang-orang yang benar akidahnya, baik islamnya, jernih hatinya, bersih jiwanya, dan tinggi semangatnya.

Mereka mengamalkan agama mereka dengan jujur, giat dan semangat, mengambil dari sumbernya yang jernih dan setiap hari mereka menambah sesuatu yang baru dari petunjuknya yang terang. Kita bangga telah membaca banyak buku karangan manusia, meneliti, mereungi isinya, tapi sedikit sekali waktu yang kita gunakan untuk membaca petunjuk ilahi, mentadabburi isinya, berusaha mengamalkannya dan mengajarkannya.

Alhamdulillah saya beryukur atas nikmat dari Alloh swt yang melapangkan dada saya, membuka hati saya untuk bergembira, bergairah, dan selalu merindukan untuk menelaah petunjuk All0h swt dan rosul-Nya bagai manusia dari sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Hadist Rosululloh saw.

Alloh kirimkan saya guru-guru yang hebat di bidangnya masing-masing, ada yang ahli hadist dari Negara Yaman, ada yang Ahli Tadabbur Al-Qur’an, Ahli mendesaian Pendidikan islam, semua ini selalu saya syukuri dan tentu terlalu ego jika saya menikmati kenikmatan ini seorang diri. Oleh karena itu, saya juga ingin mengajak sahabat semua, saudaraku di seluru penjuru dunia untuk merasakan begitu indahnya islam. Tentu Saya memulai membaginya dengan lingkaran terdekat saya, Keluarga, masyarakat, dan sahabat-sahabat saya.

Seandainya setiap muslim Alloh bukakan juga hatinya untuk bergairah dengan keislamannya dan konsisten mentadabburi Petunjuk Alloh swt dan rosul-Nya maka ia akan kagum karena nash-nash yang bersifat menyeluruh dan mencakup segala persoalan manusia, baik yang kecil maupun yang besar yang berkaitan dengan Tuhannya, dirinya dan manusia sekitarnya. Semuanya memberikan arahan, pembentukan, dan pembangunan bagi keperibadian muslim dalam segala aspeknya, yang menyiapkannya untuk hidup baik secara pribadi, maupun sosial.

Jika mereka menggali dari sumbernya yang jernih mereka akan melihat bahwa Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh saw memberikan perhatian yang besar agar insan muslim menjadi manusia yang berkepribadian tinggi, yang terbentuk dari sekumpulan akhal mulia, yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an al karim dan hadis-hadist Nabi yang suci yang menjadikannya menghiasi diri dengannya serta mengharap pahala dari Alloh swt.

Beberapa topik yang in shaa Alloh akan kita bahas : bagaimana seorang muslim dengan Tuhannya? Bagaimana seorang muslim dengan dirinya? Bagaimana seorang muslim dengan kedua orang tuanya? Bagaimana seorang muslim dengan istrinya? Bagaimana seorang muslim dengan anak-anaknya? Bagaimana seorang muslim dengan sanak kerabatnya? Bagaimana seorang muslim dengan tetangganya? Bagaimana seorang muslim dengan saudara-saudara dan kawan-kawannya? Bagaimana seorang muslim dengan masyarakatnya?

Tidak ada pengalaman yang lebih indah dan membahagiakan saya melainkan berinteraksi dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh saw, setelah menyelami nash-nash tersebut dan memperhatikan kandunganya, jelaslah bagi saya rahmat Alloh swt kepada hambanya sangat besar, Alloh swt dengan rahmatnya menyelematkan manusia dari lumpur kesesatan, dan mengangkat mereka keada petunjuk hidayah, maka Alloh mengutus rosul-Nya kepada mereka, dan menurunkan risalah dan syariatnya, agar manusia selalu berada di jalan yang terang, tidak bingung dalam kegelapan, tidak tersesat dalam ketidakjelasan, dan tidak tertutup bagi mereka jalan yang lurus.

Saya yakin kita semua diciptakan untuk menjalankan misi yang besar dan menjadi orang besar serta hebat dalam kehidupan ini. sering terlintas dalam pikiran dan hati saya bahwa kebutuhan menusia kepada curahan hidayah dan pendidikan sangatlah besar yaitu agar manusia bisa menjalankan tugas kemanusiannya dan melaksanakan peranan penting yang dipercayakan oleh Alloh swt kepadanya dalam kehidupan ini.

Tanpa islam dan iman, apabila kita melihat perkembangan masyarakat global saat ini, terjadi kesenjangan sosial yang sangat tinggi, apabila bukan karena curahan hidyah yang suci niscaya menusia lebih terwarnai dengan sifat tamak, egois, merugikan orang lain, dan tenggelam dalam lumpur iri hati, dengki, ambisi, aniaya, serta adat-adat yang jelek dan akhlak yang buruk lainnya.

Sebagai contoh sederhana dalam prilaku anak kecil ketika berada di hadapan kedua orang tuanya. Ia berusaha untuk menampakkan prilaku yang baik, dan kelebihannya atas saudaranya, dengan tujuan ingin menampilkan dirinya dan membuktikan kecenderungannya mengalahkan saudaranya dan mengunggulinya dalam segala hal.

Tabiat ini adalah suatu yang fitri dalam diri manusia dan merupakan jati diri manusia dalam urusan dunia selama hal itu dalam batas wajar, karena sifat tersebut mendorong manusia untuk mengeluarkan yang terbaik dalam dirinya, ia merasa puas, dan dengan demikian ia akan selalu terdorong untuk banyak berbuat kebaikan.

Akan tetapi apabila sifat ini berlebihan, maka akan berubah menjadi penyakit, karena orang yang terkena penyakit tersebut akan tertipu dengan dirinya sendiri. Ia akan sombong pada teman-temannya, padahal ia sangat jauh dari kelebihan-kelebihan yang ia klaim untuk dirinya. Saya mengamati ini tidak hanya terjadi untuk anak kecil, mahasiswa, bahkan tingkat Profesor sekalipun tidak sedikit yang saling menjegal karir sesama rekannya agar tidak tersaingi, begitu pun di birokrasi, legislatif dan yudikatif.

Saya melihat Negeri ini tidak kekurangan orang pintar, begitu banyak sarjana yang dilahirkan dari rahim univeristas. Begitu banyak orang-orang cerdas dan hebat asli Indonesia yang berkarir dan menorehkan sejarah yang mengagumkan di luar negeri. Mereka lebih memilih berkarir di luar daripada di dalam negeri karena, persaingan yang tidak sehat.

Di sinilah tampak pentingnya agama, pendidikan dan akhlak dalam menekak parahnya penyakit, dan menghadang rasa angkuh, dan meluruskan langkahnya memakai akalnya dan bersikap rendah hati.  Oleh karena itu, pintar saja tidak cukup.

Saya akhirnya sadar ketika melihat perjalanan hidup saya yang telah lewat. Rasanya seperti mimpi dan tidak mungkin saya bisa melakukan hal-hal yang diluar perkiraan orang banyak. Jika saya hanya mengandalkan ilmu akademik yang saya dapatkan di kampus dulu, tentu akan beda ceritanya.

Sekarang saya sadar, agamalah sebagai sumbu pemicu ledakan potensi yang menggiring saya menuju tingkatan standar kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Dengan agama islam yang saya instal dan terus berusaha mengupdatenya setiap hari, maka saya bisa menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan berbagai kalangan dan tingkatan manusia. Mulai dari pejabat negara hingga rakyat jelata, mulai dari orang yang paling pintar hingga orang yang kurang terdidik. Mulai dari yang paling tua hingga anak-anak, dan yang terpenting saya mengenal Sang Pencipta dan bisa berhubungan denganNya dalam rangka mengakses energi yang saya gunakan untuk berbagai cahaya kepada seluruh alam. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Alloh swt.

Agama adalah sumber yang penuh dengan keutamaan dan kemuliaan dalam kehidupan ini. Dasar-dasar tarbiyah yang dikandungnya dan dasar-dasar akhlak, norma yang tinggi, adat yang baik, prilaku yang lurus yang mengalir kepada kemanusiaan dari masa ke masa tidak lain berasal dari sumber ilahi.

Yang jelas dalam kehidupan manusia bahwa mereka lebih cepat turun ke bawah daripada meningkat dan bertambah baik, karena sudah menjadi pemandangan umum menurun lebih mudah daripada naik, dan yang tidak baik lebih menarik daripada yang baik, jadi harus ada yang mengontrol setiap kali hati mulai lalai, dan kaki mulai tergelincir dari jalan yang lurus.

Untuk itu kita butuh komunitas, sahabat-sahabat yang sholeh untuk saling mengingatkan. Orang-orang seperti ini tentu sangat langkah di zaman ini. jika Anda telah memilikinya, syukurilah, rawat dan pupuklah persahabatan itu hingga Alloh pertemukan kalian di Surga-Nya nanti.

Oleh karena itu, maka orang-orang yang punya pemikiran dan kemampuan menulis sangat perlu untuk lebih giat dalam memperjelas norma-norma agama yang tinggi, dan dipaparkan dengan mudah dan jelas bagi manusia, sehingga mereka mendapat gambaran yang terang dan sederhana tentang apa yang diinginkan Alloh swt agar hamba-Nya berakhlak, dan agar hidup ini menjadi indah dan menyenangkan.

Alloh swt tidak menurunkan agama ini dari atas tujuh langit untuk menjadi teori-teori yang hanya dinikmati sebagai objek pembicaraan. Tidak juga untuk menjadi kata-kata suci yang dipakai untuk mencari berkah dengan membacanya tanpa memahami isinya dan mengerti maknanya.

Alloh swt menurunkannya untuk menjadi pedoman bagi kehidupan seseorang, mengatur kehidupan keluarga, memimpin kehidupan masyarakat, dan untuk menjadi cahaya yang menerangi jalan manusia, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya :
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Alloh, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitap itulah Alloh menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitap itu pula) Alloh mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus” 
(Q.S. Al-Maidah:15-16)

Di bawah naungan Al-Qur’an, dengan hidayah ini kehidupan menjadi cerah, hidup jadi baik, dan makhluk hidup menjadi senang. Langkah pertama untuk mencapai kehidupan yang sejahtera ini adalah menciptakan pribadi muslim yang jujur, dari dalam dirinya tercermin potret Islam yang terang dan bercahaya, bila orang melihatnya. Mereka melihat islam dan mengikutinya, sehingga mereka bertambah yakin dan menerima.

Inilah yang dilakukan oleh Rosululloh saw di awal dakwah. Langkah pertama yang beliau tempuh dalam perjalanan islam yang panjang adalah mencetak orang-orang yang mencerminkan islam, seakan-akan mereka Al-Qur’an yang berjalan di muka bumi.

Ketika mereka menyebar di seantero dunia. Semua mata tertuju kepada mereka, orang-orang melihat pada diri mereka contoh manusia teladan, dimana mereka mencerminkan manhaj (Pedoman atau konsep) yang istimewa. Tatkala mereka melihat manhaj istimewa tercermin pada diri seseorang mukmin sejati, mereka berbondong-bondang memeluk agama Alloh swt.

Dunia hari ini dan di masa yang akan datang, termasuk manusianya, dan umat islam khususnya, sangat perlu mencetak manusia teladan seperti ini dimana kehidupan tidak nyaman kecuali dengan kehadirannya, norma kemanusiaan yang tinggi tidak tegak kecuali dengan adanya mereka dan tidak terlihat hakikat islam yang kemilau kecuali padanya. Kehadirannya selalu ditunggu, nasehatnya selalu dinantikan, ketiadaannya membuat orang rindu.

Menjelang Fajar, 3 Rajab 1436 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.