
Hari ini
kita selalu diperlihatkan bagaimana kemunduran moral manusia. Berbagai kasus
asusila, korupsi, tawuran, narkoba, dan berbagai pristiwa melanda negeri ini.
sebagai pribadi muslim, maka Sudah lama saya selalu mengamati dan memperhatikan
bagaimana seharusnya kepribadian seorang muslim sebagaimana dikehendaki oleh
islam. Bukankah Rosululloh diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia?
Saya melihat
tidak sedikit umat islam yang berlebihan dalam satu sisi dan mengabaikan sisi
yang lain, atau memperhatikan suatu hal dan mengabaikan hal-hal lain, sebagai
contoh Anda mendapatkan mereka rajin sholat dan selalu berada di shaf pertama,
akan tetapi terkadang tidak peduli terhadap bau busuk yang keluar dari
mulutnya, atau keluar dari bawah ketiaknya, atau Anda mendapatkan seseorang
yang taat kepada Alloh swt, patuh, dan khusyuk, akan tetapi ia kurang dalam
silaturahmi.
Atau ia
rajin ibadah dan menuntut ilmu akan tetapi lalai dalam mendidik anak-anaknya,
tidak peduli terhadap apa yang mereka baca atau dengan siapa mereka berteman,
atau ia sangat memperhatikan anak-anaknya akan tetapi ia sendiri durhaka kepada
kedua orang tuanya, kasar dalam bergaul dengan keduanya.
Sebagai
orang yang dari kecil hidup di tengah-tengah komplek perumahan saya
memperhatikan di sisi lain, mungkin ia berbakti kepada kedua orang tuanya, akan
tetapi menzalimi istrinya, dan bergaul dengan tidak baik, atau ia baik dalam
bergaul dengan istri dan anak-anaknya, akan tetapi buruk dalam pergaulannya
dengan tetangga.
Atau masalah
klasik ia selalu disibukkan dengan urusan pribadinya atau yang bermanfaat bagi
dirinya, akan tetapi lalai dalam menjalin hubungan sosial, dan perhatian
terhadap urusan umat islam atau masyarakat sekitarnya, atau ia beragama dan
soleh akan tetapi tidak memperhatikan etika Islam dalam mengucapkan salam,
makan, minum, dan duduk serta berbicara dengan orang lain.
Yang lebih
sangat disayangkan bahwa kekurangan ini terdapat pada sebagian orang-orang yang
turut berkecimpung dalam dakwah islamiyah dan amal dakwah. Apakah mereka orang
yang tidak paham? Tidak, biasanya orang-orang semacam ini punya jiwa keislaman
yang tinggi, pemahaman yang mendalam terhadap hukum-hukum islam, serta etika
dan memiliki standar yang tinggi, betul-betul berpegang teguh pada petunjuk
yang lurus. Namun karena kesibukan, kelalaian, atau ketidakpedulian menyebabkan
sebagaian para da’I tersebut terjatuh pada kesalahan dan kekhilafan seperti
ini, baik mereka sadari maupun tidak.
Memperhatikan
berbagai pristiwa yang terjadi, di sisa-sisa umur saya yang masih misteri, saya
selalu bertanya, apa amal terbaik yang bisa saya tinggalkan untuk anak, cucu
dan generasi mendatang.
Tentu sudah
menjadi harapan bagai kita semua, menginginkan keluarga, istri, anak, cucu,
masyarakat, negara yang memiliki kepribadian yang tinggi, berbudi pekerti yang
luhur, Lalu bagaimana kita bisa membentuk kepribadian muslim seperti yang
dikehendaki oleh islam? Mendorong saya untuk membaca lebih banyak, menelisik
dan meneliti nash-nash yang berkaitan dengan manusia, pengarahan, dan
pembentukannya.
Saya
terkadang merenung dan sangat heran terhadap apa yang saya lihat. Saya melihat
dan mendengar perbedaan yang sangat jauh sekali antara apa yang diinginkan
islam terhadap umat islam dan apa yang mereka inginkan untuk diri mereka
sendiri.
Dari sekitar
1, 5 miliar jumlah umat muslim di dunia atau sekitar 87 % jumlah umat islam di
Indonesia dari total lebih kurang 260 juta penduduk hanya sedikit sekali
orang-orang yang benar akidahnya, baik islamnya, jernih hatinya, bersih
jiwanya, dan tinggi semangatnya.
Mereka
mengamalkan agama mereka dengan jujur, giat dan semangat, mengambil dari
sumbernya yang jernih dan setiap hari mereka menambah sesuatu yang baru dari
petunjuknya yang terang. Kita bangga telah membaca banyak buku karangan
manusia, meneliti, mereungi isinya, tapi sedikit sekali waktu yang kita gunakan
untuk membaca petunjuk ilahi, mentadabburi isinya, berusaha mengamalkannya dan
mengajarkannya.
Alhamdulillah
saya beryukur atas nikmat dari Alloh swt yang melapangkan dada saya, membuka
hati saya untuk bergembira, bergairah, dan selalu merindukan untuk menelaah
petunjuk All0h swt dan rosul-Nya bagai manusia dari sumbernya yaitu Al-Qur’an
dan Hadist Rosululloh saw.
Alloh
kirimkan saya guru-guru yang hebat di bidangnya masing-masing, ada yang ahli
hadist dari Negara Yaman, ada yang Ahli Tadabbur Al-Qur’an, Ahli mendesaian
Pendidikan islam, semua ini selalu saya syukuri dan tentu terlalu ego jika saya
menikmati kenikmatan ini seorang diri. Oleh karena itu, saya juga ingin
mengajak sahabat semua, saudaraku di seluru penjuru dunia untuk merasakan
begitu indahnya islam. Tentu Saya memulai membaginya dengan lingkaran terdekat
saya, Keluarga, masyarakat, dan sahabat-sahabat saya.
Seandainya
setiap muslim Alloh bukakan juga hatinya untuk bergairah dengan keislamannya
dan konsisten mentadabburi Petunjuk Alloh swt dan rosul-Nya maka ia akan kagum
karena nash-nash yang bersifat menyeluruh dan mencakup segala persoalan
manusia, baik yang kecil maupun yang besar yang berkaitan dengan Tuhannya,
dirinya dan manusia sekitarnya. Semuanya memberikan arahan, pembentukan, dan
pembangunan bagi keperibadian muslim dalam segala aspeknya, yang menyiapkannya
untuk hidup baik secara pribadi, maupun sosial.
Jika mereka
menggali dari sumbernya yang jernih mereka akan melihat bahwa Al-Qur’an dan
Sunnah Rosululloh saw memberikan perhatian yang besar agar insan muslim menjadi
manusia yang berkepribadian tinggi, yang terbentuk dari sekumpulan akhal mulia,
yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an al karim dan hadis-hadist Nabi yang suci
yang menjadikannya menghiasi diri dengannya serta mengharap pahala dari Alloh
swt.
Beberapa
topik yang in shaa Alloh akan kita bahas : bagaimana seorang muslim dengan Tuhannya?
Bagaimana seorang muslim dengan dirinya? Bagaimana seorang muslim dengan kedua
orang tuanya? Bagaimana seorang muslim dengan istrinya? Bagaimana seorang
muslim dengan anak-anaknya? Bagaimana seorang muslim dengan sanak kerabatnya?
Bagaimana seorang muslim dengan tetangganya? Bagaimana seorang muslim dengan
saudara-saudara dan kawan-kawannya? Bagaimana seorang muslim dengan
masyarakatnya?
Tidak ada
pengalaman yang lebih indah dan membahagiakan saya melainkan berinteraksi
dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh saw, setelah menyelami nash-nash
tersebut dan memperhatikan kandunganya, jelaslah bagi saya rahmat Alloh swt
kepada hambanya sangat besar, Alloh swt dengan rahmatnya menyelematkan manusia
dari lumpur kesesatan, dan mengangkat mereka keada petunjuk hidayah, maka Alloh
mengutus rosul-Nya kepada mereka, dan menurunkan risalah dan syariatnya, agar
manusia selalu berada di jalan yang terang, tidak bingung dalam kegelapan,
tidak tersesat dalam ketidakjelasan, dan tidak tertutup bagi mereka jalan yang lurus.
Saya yakin
kita semua diciptakan untuk menjalankan misi yang besar dan menjadi orang besar
serta hebat dalam kehidupan ini. sering terlintas dalam pikiran dan hati saya
bahwa kebutuhan menusia kepada curahan hidayah dan pendidikan sangatlah besar yaitu
agar manusia bisa menjalankan tugas kemanusiannya dan melaksanakan peranan
penting yang dipercayakan oleh Alloh swt kepadanya dalam kehidupan ini.
Tanpa islam
dan iman, apabila kita melihat perkembangan masyarakat global saat ini, terjadi
kesenjangan sosial yang sangat tinggi, apabila bukan karena curahan hidyah yang
suci niscaya menusia lebih terwarnai dengan sifat tamak, egois, merugikan orang
lain, dan tenggelam dalam lumpur iri hati, dengki, ambisi, aniaya, serta
adat-adat yang jelek dan akhlak yang buruk lainnya.
Sebagai
contoh sederhana dalam prilaku anak kecil ketika berada di hadapan kedua orang
tuanya. Ia berusaha untuk menampakkan prilaku yang baik, dan kelebihannya atas
saudaranya, dengan tujuan ingin menampilkan dirinya dan membuktikan kecenderungannya
mengalahkan saudaranya dan mengunggulinya dalam segala hal.
Tabiat ini
adalah suatu yang fitri dalam diri manusia dan merupakan jati diri manusia
dalam urusan dunia selama hal itu dalam batas wajar, karena sifat tersebut
mendorong manusia untuk mengeluarkan yang terbaik dalam dirinya, ia merasa
puas, dan dengan demikian ia akan selalu terdorong untuk banyak berbuat
kebaikan.
Akan tetapi
apabila sifat ini berlebihan, maka akan berubah menjadi penyakit, karena orang
yang terkena penyakit tersebut akan tertipu dengan dirinya sendiri. Ia akan
sombong pada teman-temannya, padahal ia sangat jauh dari kelebihan-kelebihan
yang ia klaim untuk dirinya. Saya mengamati ini tidak hanya terjadi untuk anak
kecil, mahasiswa, bahkan tingkat Profesor sekalipun tidak sedikit yang saling
menjegal karir sesama rekannya agar tidak tersaingi, begitu pun di birokrasi,
legislatif dan yudikatif.
Saya melihat
Negeri ini tidak kekurangan orang pintar, begitu banyak sarjana yang dilahirkan
dari rahim univeristas. Begitu banyak orang-orang cerdas dan hebat asli
Indonesia yang berkarir dan menorehkan sejarah yang mengagumkan di luar negeri.
Mereka lebih memilih berkarir di luar daripada di dalam negeri karena,
persaingan yang tidak sehat.
Di sinilah
tampak pentingnya agama, pendidikan dan akhlak dalam menekak parahnya penyakit,
dan menghadang rasa angkuh, dan meluruskan langkahnya memakai akalnya dan bersikap
rendah hati. Oleh karena itu, pintar
saja tidak cukup.
Saya
akhirnya sadar ketika melihat perjalanan hidup saya yang telah lewat. Rasanya
seperti mimpi dan tidak mungkin saya bisa melakukan hal-hal yang diluar
perkiraan orang banyak. Jika saya hanya mengandalkan ilmu akademik yang saya
dapatkan di kampus dulu, tentu akan beda ceritanya.
Sekarang
saya sadar, agamalah sebagai sumbu pemicu ledakan potensi yang menggiring saya
menuju tingkatan standar kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Dengan agama islam
yang saya instal dan terus berusaha mengupdatenya setiap hari, maka saya bisa
menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan berbagai kalangan dan tingkatan
manusia. Mulai dari pejabat negara hingga rakyat jelata, mulai dari orang yang
paling pintar hingga orang yang kurang terdidik. Mulai dari yang paling tua
hingga anak-anak, dan yang terpenting saya mengenal Sang Pencipta dan bisa
berhubungan denganNya dalam rangka mengakses energi yang saya gunakan untuk
berbagai cahaya kepada seluruh alam. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Alloh
swt.
Agama adalah
sumber yang penuh dengan keutamaan dan kemuliaan dalam kehidupan ini.
Dasar-dasar tarbiyah yang dikandungnya dan dasar-dasar akhlak, norma yang
tinggi, adat yang baik, prilaku yang lurus yang mengalir kepada kemanusiaan
dari masa ke masa tidak lain berasal dari sumber ilahi.
Yang jelas
dalam kehidupan manusia bahwa mereka lebih cepat turun ke bawah daripada
meningkat dan bertambah baik, karena sudah menjadi pemandangan umum menurun
lebih mudah daripada naik, dan yang tidak baik lebih menarik daripada yang
baik, jadi harus ada yang mengontrol setiap kali hati mulai lalai, dan kaki
mulai tergelincir dari jalan yang lurus.
Untuk itu
kita butuh komunitas, sahabat-sahabat yang sholeh untuk saling mengingatkan.
Orang-orang seperti ini tentu sangat langkah di zaman ini. jika Anda telah
memilikinya, syukurilah, rawat dan pupuklah persahabatan itu hingga Alloh
pertemukan kalian di Surga-Nya nanti.
Oleh karena
itu, maka orang-orang yang punya pemikiran dan kemampuan menulis sangat perlu
untuk lebih giat dalam memperjelas norma-norma agama yang tinggi, dan
dipaparkan dengan mudah dan jelas bagi manusia, sehingga mereka mendapat
gambaran yang terang dan sederhana tentang apa yang diinginkan Alloh swt agar
hamba-Nya berakhlak, dan agar hidup ini menjadi indah dan menyenangkan.
Alloh swt
tidak menurunkan agama ini dari atas tujuh langit untuk menjadi teori-teori
yang hanya dinikmati sebagai objek pembicaraan. Tidak juga untuk menjadi
kata-kata suci yang dipakai untuk mencari berkah dengan membacanya tanpa
memahami isinya dan mengerti maknanya.
Alloh swt
menurunkannya untuk menjadi pedoman bagi kehidupan seseorang, mengatur
kehidupan keluarga, memimpin kehidupan masyarakat, dan untuk menjadi cahaya
yang menerangi jalan manusia, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada
cahaya :
“Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Alloh, dan kitab yang menerangkan. Dengan
kitap itulah Alloh menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitap itu pula) Alloh mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus”
(Q.S.
Al-Maidah:15-16)
Di bawah
naungan Al-Qur’an, dengan hidayah ini kehidupan menjadi cerah, hidup jadi baik,
dan makhluk hidup menjadi senang. Langkah pertama untuk mencapai kehidupan yang
sejahtera ini adalah menciptakan pribadi muslim yang jujur, dari dalam dirinya
tercermin potret Islam yang terang dan bercahaya, bila orang melihatnya. Mereka
melihat islam dan mengikutinya, sehingga mereka bertambah yakin dan menerima.
Inilah yang
dilakukan oleh Rosululloh saw di awal dakwah. Langkah pertama yang beliau
tempuh dalam perjalanan islam yang panjang adalah mencetak orang-orang yang
mencerminkan islam, seakan-akan mereka Al-Qur’an yang berjalan di muka bumi.
Ketika
mereka menyebar di seantero dunia. Semua mata tertuju kepada mereka,
orang-orang melihat pada diri mereka contoh manusia teladan, dimana mereka
mencerminkan manhaj (Pedoman atau konsep) yang istimewa. Tatkala mereka melihat
manhaj istimewa tercermin pada diri seseorang mukmin sejati, mereka
berbondong-bondang memeluk agama Alloh swt.
Dunia hari
ini dan di masa yang akan datang, termasuk manusianya, dan umat islam
khususnya, sangat perlu mencetak manusia teladan seperti ini dimana kehidupan
tidak nyaman kecuali dengan kehadirannya, norma kemanusiaan yang tinggi tidak
tegak kecuali dengan adanya mereka dan tidak terlihat hakikat islam yang
kemilau kecuali padanya. Kehadirannya selalu ditunggu, nasehatnya selalu
dinantikan, ketiadaannya membuat orang rindu.
Menjelang
Fajar, 3 Rajab 1436 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.