Selasa, 09 Oktober 2018

Lima Nasehat Penting

Agama adalah nasehat. Demikian sabda nabi. Kita semua membutuhkan nasehat dalam hidup. kebutuhan kita terhadap nasehat dan ilmu bisa melampaui kebutuhan kita terhadap makan dan minum. Tahukah kamu, siapa saja yang bisa menerima nasehat? Hanya orang-orang yang hatinya hiduplah yang bisa menerima nasehat.

Abul Hasan Asysyadzili pernah berkata, perjalanan kami terdiri di atas lima:

1. Takwa pada Allah lahir dan batin dalam pribadi sendiri atau di muka umum.
2.  Mengikuti sunnaturrasul dalam semua kata dan perbuatan
3. Mengabaikan semua makhluk dalam kesukaan atau kebencian mereka (Yakni: tidak menghiraukan apakah mereka suka atau benci)
4. Rela (Ridha) menurut hukum Allah ringan atau berat.
5. Kembali kepada Allah dalam suka dan duka.

Maka untuk melaksanakan taqwa  harus berlaku wara’ (menjauh dari semua yang makruh, subhat, dan haram) dan tetap istiqomah dalam menaati semua perintah, yaitu tetap tabah tidak berubah.

Untuk melaksanakan sunnaturrasul harus selalu waspada dan melakukan budi pekerti yang baik (luhur).

Untuk melaksanakan tidak menghiraukan pada makhluk dengan sabar dan tawakal (berserah diri kepada Allah ta’ala)

Untuk melaksanakan rela (ridha) pada Allah dengan terima (qanaah/ tidak rakus) dan menyerah.

Untuk melaksanakan kembali kepada Allah dalam suka maupun duka dengan bersyukur dalam suka dan berlindung kepada-Nya dalam duka.

Semua ini berpokok pada lima hal:
1.      Semangat yang tinggi
2.      Berhati-hati dari yang haram atau menjaga kehormatan
3.      Baik dalam berkhidmat sebagai hamba
4.      Melaksanakan kewajiban
5.      Menghargai (menunjung tinggi) nikmat.

Maka siapa yang tinggi semangatnya, pasti naik tingkat derajatnya. Dan siapa yang meninggalkan larangan yang diharamkan Allah, maka Allah akan menjaga kehormatannya.

Siapa yang benar dalam taatnya, pasti mencapai tujuan kebesaran-Nya dan kemuliaan-Nya.
Siapa yang melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka bahagia hidupnya.
Siapa yang menjunjung nikmat, berarti mensyukuri dan selalu akan menerima tambahan nikmat yang lebih besar.

Abul Hasan Asysyadzily berkata “aku di pesan oleh guruku : jangan anda melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mencapai keridhaan Allah, dan jangan duduk di majelis kecuali yang aman dari murka Allah (yakni yang bukan maksiat). Dan jangan bersahabat kecuali kepada orang yang dapat membantu berbuat taat kepada Allah. dan jangan memilih sahabat karib kecuali kepada orang-orang yang menambah keyakinanmu terhadap Allah. sedang yang demikian ini kini sangat jarang didapat.

Semoga bisa menambah keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tidak ada motif lain, kecuali semua yang ditulis ini bisa menjadi pemberat timbangan di hari Akhir nanti.

Semoga Allah memberkahi, menjaga imanmu, dan memasukkan kita semua ke dalam golongan hamba-hamba pilihan-Nya. Aaamin.

Photo Credit: jadiberita.com

@riosaputranew
Jakarta, 28 Muharram 1440

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.