Di tengah hiruk
pikuk dan gemerlap Mall-Mall ibu kota, ada satu pemandangan yang cukup membuat
saya merenung. Mengapa orang-orang yang berkulit putih, bermata sipit cenderung
bahagia dan tidak malu membawa ayah/ ibu mereka ke pusat hiburan dan
perbelanjaan?
Pemandangan yang
sama saya temukan jika pagi ketika lari pagi di sekitar tempat saya tinggal,
memergoki hal yang sama. Seorang perempuan mendorong ibunya yang sudah renta
dan lemah di atas kursi roda untuk menikmati udara segara di pagi hari dan
terpaan sinar matahari yang belum meninggi.
Setelah hari cukup
terang, dalam perjalanan menuju halte Busway, saya juga menemukan seorang pria
yang berambut putih dengan wajah menatap matahari yang mulai meninggi sendirian
di tepi jalan. Hanya, matahari, angin, kursi roda, dan orang yang lalu lalang
di depannya berusaha mengusir sepi bapak tua itu.
Saya masih ingat
salah satu pesan Syekh Ali Jabir dalam salah satu pengajiannya, “Semua dosa,
besar ataupun kecil yang kita lakukan akan Allah tunda hukumannya di hari
kiamat. Tapi dosa durhaka terhadap orang tua. Wallahhi, akan dibalas oleh Allah
di dunia, belum lagi di akhirat. Akan Allah segerakan hukumannya, bagi orang
yang durhaka sama orang tuanya.”
Hukuman itu bukan
hanya, berbentuk materi berupa sempitnya rezeki, tetapi tertutupnya hati dari petunjuk
dan nasehat baik, kegelisahan dan ketidaktenangan yang selalu menghantui,
pikiran gelap, hampir dipastikan hubungan kita dengan orang lain pun akan
bermasalah. Akhirnya dalam pekerjaan, bisnis, atau studi kita tidak bisa
maksimal. ujung-ujungnya... ?
Mungkin bagi orang
yang belum mengenal Allah, mengenal Nabi Muhammad Shalaullohhu alaihi
wassalam, al islam, menjadikan berbakti kepada orang tua agar mendapatkan
kemudahan-kemudahan dalam hidup. rezeki yang lancar, hoki (keberuntungan)
datang menghampiri, sehingga bisa hidup dalam keberlimpahan.