Rabu, 30 Januari 2019

Umat Islam adalah Umat Pertengahan


Syaikh Muhammad Abduh pernah mengucapkan kalimat yang kemudian sangat terkenal di seantero dunia Islam, “Al-islamu mahjuubun bil muslimin”. Islam tertutup oleh umat Islam.

Cahaya keindahan Islam tertutupi oleh perilaku buruk umat Islam. Dan perilaku-perilaku itu sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam. Tidak juga bagian dari ajaran Islam. Akan tetapi karena dari mulut mereka setiap saat mengaku bahwa mereka adalah umat Islam, maka wajar banyak orang menganggap seperti itulah ajaran Islam. Padahal itu bukan ajaran Islam.

Kisah Inspirasi Seorang Eka Tjipta Widjaya


Salah satu ciri khas seorang muslim dalam memandang adalah selalu mengambil pelajaran dari segala sesuatu. Ya mengambil hikmah dan sisi positif yang bisa dijadikan pelajaran hidup.


Dalam membangun bisnisnya, pria kelahiran Quanzhou, 27 Februari 1921 ini memiliki rahasia untuk mencapai kesuksesannya. Dalam filosofi kehidupannya, Eka Tjipta mengutamakan kejujuran dan kredibilitas di segala lini kehidupannya.

"Jujur, menjaga kredibilitas, tanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan maupun terhadap sosial," ucap Eka Tjipta Widjaja seperti dikutip di situs resmi Sinar Mas.

Apa rahasia seorang yang hanya lulusan SD seperti Eka Tjipta bisa sukses?  

Kamis, 24 Januari 2019

Membangun Semangat Baru

Maha Suci Allah, dzat yang memiliki segalanya. Maha Cermat dan Maha Sempurna, sehingga Ia sama sekali tidak membutuhkan apapun dari hamba-hambanya. Tidak ada kepentingan dan manfaat yang kita berikan, karena Allah secara total dan Maha Sempurna telah mencukupi diri-Nya sendiri. Allah tidak akan bertambah mulia dengan ketaatan kita, keberpalingan dan kemaksiatkan yang dilakukan seluruh manusia tidak akan mengurangi kemuliaan Allah. jika manusia berpaling dan bermaksiat maka sebenarnya ialah yang akan binasa.

Saudara-saudaraku yang baik, kita tahu bahwa negeri kita ini sudah terlalu banyak dilanda bala bencana, tetapi Insya Allah akan datang suatu masa dimana negeri ini akan bangkit menjadi negeri yang terhormat. Syaratnya adalah :

Kita harus mempunyai semangat, kalau selama ini bangsa kita menjadi babak belur, itu semua bukan karena miskin alamnya, di jantung Ibu kota Negeri ini tidak sedikit orang-orang yang pintar berkumpul dan merumuskan arah pembangunan dan melakukan pembangunan, bahkan  sekarang sampai ke tingkat desa semua ikut membangun. Tapi tepas saja, korupsi masih marak, pembangunan mangkrak, dan yang lebih miris adalah kita sudah saling intai mengintai, saling sikut, dan serang. Apalagi menjelang tahun politik seperti saat ini. kenapa? karena miskin hati kita dari tuntunan ilahi dan sunnah nabi-Nya dalam menyikapi perbedaan.

Kita ini pelit sekali untuk senyum kepada orang lain dan pelit sekali untuk memaafkan orang lain. Maka jikalau saudara-saudaraku setuju maka Tahun 2019 ini akan kita coba jadikan menjadi tahun akur bagi kita semua.

Jangan ada lagi pertengkaran, karena buat apa? tidak menghasilkan sesuatu yang berguna, sungguh sedih rasanya melihat negara yang kaya seperti ini bisanya hanya berkelahi. Oleh karena itu kita butuh para pemimpin yang senang akur, kita butuh orang-orang pintar yang bisa akur dan kita butuh juga rakyat yang mau akur. setuju? Insya Allah.

Senin, 07 Januari 2019

Waspadalah! Hukuman Bagi Anak Durhaka Akan Disegerakan di Dunia


“Diakan orangnya nakal, ibadahnya bolong-bolong, tapi kenapa rezekinya lancar ya?” demikian pertanyaan salah satu seorang teman beberapa waktu yang lalu.

Sebagian yang lain bertanya, “Kenapa ya, dia dikenal sebagai sosok yang baik, taat beragama, tetapi kehidupannya susah?”

Saya sengaja mengawali tulisan ini dengan dua pertanyaan di atas. Kenapa? Karena kita cenderung menilai seseorang dari luarnya. Padahal manusia memiliki dimensi kehidupan lain yang jarang kita ketahui.

Menjawab pertanyaan pertama, sebenarnya lancar atau seratnya rezeki bukanlah pertanda kasih sayang atau murka Allah kepada hamba-Nya. Akan tetapi, yang menjadi poin pentingnya adalah bagaimana ia menyikapi setiap kondisi yang hadir dalam teras kehidupannya. Apakah ia sosok yang mampu bersyukur ketika lapang dan bersabar ketika sempit?

Secara sederhana, dunia ini akan diberikan kepada orang yang Allah cintai dan tidak ia  cintai. Akan tetapi, nikmat agama hanya Allah berikan kepada orang yang Ia cintai.

Menjawab pertanyaan kedua, tentu berbicara dimensi rezeki  setiap orang hendaknya mengupayakan dengan aneka usaha yang baik dan halal menurut pandangan Allah. jika semua upaya sudah dikerahkan, lalu nasib belum juga berubah?

Pertanyaannya, benarkah usahanya sudah maksimal? Cara kerjanya diperbaiki? Dan yang terpenting sudahkah ia memperbaiki hubungannya kepada orang tuanya? Istri dan anak-anaknya (jika sudah berkeluarga)?

Kedua pertanyaan di atas sebenarnya memiliki keterkaitan erat pada satu simpulan pada topik yang ingin kita bahas saat ini, yaitu efek durhaka kepada orang tua.

Orang yang pertama, yang kelihatan nakal tadi bisa jadi sosok yang sangat santun, hormat, dan memuliakan orang tuanya. Sedangkan, sosok yang kedua (rajin ibadah), sering/ pernah menyakiti orang tuanya dengan goresan yang sangat dalam.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كُلُّ الذُّنُوبِ يُؤَخِّرُ اللَّهُ تَعَالَى مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، إِلَّا عُقُوقَ الْوَالِدَيْنِ ، فَإِنَّهُ يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا قَبْلَ
الْمَمَاتِ-الطبراني

Artinya: Rasulullah Shallallahun Alaihi Wasallam bersabada,”Setiap dosa-dosa, Allah Ta’ala mengakhirkan (balasannya), sebagaimana yang Dia kehendaki dari dosa-dosa itu hingga hari kiamat. Kecuali durhaka kepada kedua oranguanya, sesungguhnya Allah menyegerakan (balasan) nya bagi pelakunya saat hidup di dunia sebelum wafat.” (Riwayat At Thabarani dan Al Hakim, dishahihkan oleh Al Hakim dan As Suyuthi)

Al Munawi menyatakan bahwa Allah Ta’ala akan mengakhirkan balasan setiap dosa-dosa di hari kiamat. Maka di hari itu para pelakunya memperolah balasannya jika Allah menghendaki. Kecuali hukuman bagi siapa yang berbuat durhaka kepada kedua orangtua, yakni kedua orangtua kandung Muslim, maka Allah menyegerakannya hukuman di dunia.