Saudara-saudaraku
yang baik, kita tahu bahwa negeri kita ini sudah terlalu banyak dilanda bala
bencana, tetapi Insya Allah akan datang suatu masa dimana negeri ini akan
bangkit menjadi negeri yang terhormat. Syaratnya adalah :
Kita
harus mempunyai semangat, kalau selama ini bangsa kita menjadi babak belur, itu
semua bukan karena miskin alamnya, di jantung Ibu kota Negeri ini tidak sedikit
orang-orang yang pintar berkumpul dan merumuskan arah pembangunan dan melakukan
pembangunan, bahkan sekarang sampai ke
tingkat desa semua ikut membangun. Tapi tepas saja, korupsi masih marak,
pembangunan mangkrak, dan yang lebih miris adalah kita sudah saling intai
mengintai, saling sikut, dan serang. Apalagi menjelang tahun politik seperti
saat ini. kenapa? karena miskin hati kita dari tuntunan ilahi dan sunnah
nabi-Nya dalam menyikapi perbedaan.
Kita
ini pelit sekali untuk senyum kepada orang lain dan pelit sekali untuk
memaafkan orang lain. Maka jikalau saudara-saudaraku setuju maka Tahun 2019 ini
akan kita coba jadikan menjadi tahun akur bagi kita semua.
Jangan
ada lagi pertengkaran, karena buat apa? tidak menghasilkan sesuatu yang
berguna, sungguh sedih rasanya melihat negara yang kaya seperti ini bisanya
hanya berkelahi. Oleh karena itu kita butuh para pemimpin yang senang akur,
kita butuh orang-orang pintar yang bisa akur dan kita butuh juga rakyat yang
mau akur. setuju? Insya Allah.
Kita
harus mempunyai percaya diri, tahun 2019 ini kita harus mau menjadi orang yang
punya percaya diri. Lihatlah sebagian saudara kita di luar negeri yang malu
mengaku dirinya sebagai orang Indonesia, kemudian ada juga sebagian orang yang
malu mengaku dirinya sebagai muslim.
Percayalah,
kalau kita sudah kehilangan percaya diri maka siapa lagi yang mau menghargai
diri sendiri? Oleh karena itu agar negara ini bisa makmur dan maju rahasianya
adalah jangan pernah minder dan jangan pernah malu sebagai orang Indonesia
karena kita adalah bangsa yang besar. Memang kita sekarang sedang diuji dengan
keadaan terpuruk seperti saat ini karena bencana terus terjadi hingga saat ini
, tetapi kalau kita mau bersatu, Insya Allah bangsa ini akan bangkit!
Kita
harus memiliki ketaatan kepada Allah, ingat baik-baik, kita adalah negara yang
amat besar dan alamnya sangat kaya. Orang lain untuk menanam pohon membutuhkan
waktu 20 tahun tapi di negeri ini hanya membutuhkan waktu 10 tahun, karena
sinar mataharinya melimpah ruah, hujan airnya melimpah ruah bahkan
kadang-kadang menjadi banjir. Tetapi kenapa terjadi juga banyak bala bencana,
longsor, musibah, narkotik, korupsi, segala musibah bertumpuk dinegeri kita
ini, Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Saudaraku,
mungkin penyebabnya adalah bisa jadi karena selama ini kita sangat sombong dan
meremehkan Allah yang menguasai langit dan bumi. Kita merasa hebat, padahal
siapa yang hebat? Tidak ada manusia yang hebat, bukankah manusia asalnya dari
setetes mani ujungnya jadi bangkai kemana-mana bawa kotoran? Siapa yang hebat
di Indonesia?
Tidak
ada yang hebat, yang hebat adalah kalau kita bisa menggiring masyarakat kita
untuk taat pada Allah yang menguasai langit dan bumi. Semoga kita senantiasa
memperbaiki diri, dan Insya Allah. Allah akan memberikan yang terbaik pula bagi
hambanya.
Saudaraku,
Rasulullah sendiri pernah bersabda : "Mukmin yang paling sempurna imannya
adalah yang paling mulia akhlaknya". (HR. Tirmidzi). Dengan demikian,
akhlaqul karimah tak diragukan lagi merupakan tolak ukur yang paling utama,
maka, kita pun dapat bercermin pada diri sendiri, adakah kita telah layak
menjadi insan pilihan-Nya. Marilah bertafakur karena siapa tahu kita saat ini
tengah menempuh suatu jalan yang dapat mengantarkan kita untuk dapat menggapai
mahkota kemuliaan, atau sebaliknya, tengah menuruni lembah menuju kehinaan.
Wallahu a'lam.
Bengkulu, 17 Jumadil Awal 1440 H
Bengkulu, 17 Jumadil Awal 1440 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.