Kamis, 11 Juni 2015

Kekuatan di Balik Ketidaktahuan


Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.

Segala Puji hanyalah Bagi-Nya, atas nikmat yang mengucur sangat deras kepada hamba-Nya, bahkan manusia secara keseluruhan. Mengenal-Nya adalah nikmat yang tiada terkira dan pengalaman yang paling berharga dalam sejarah hidup manusia, khususnya bagi saya pribadi. Mengenal Alloh, berinteraksi dengan-Nya melalui kitab-Nya (Al-Qur’an) telah banyak menyingkap tabir kehidupan yang selama ini tidak saya ketahui. Tetapi, semakin banyak saya belajar, saya semakin sadar ada banyak hal yang belum saya ketahui.

Sholawat dan Salam semoga Selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Muhammad saw. Sosok tauladan terbaik umat dan manusia di dunia. Saya sedikit orang yang mengatakan hari ini sedikit yang bisa dijadikan tauladan, akhirnya membenarkan tindakannya yang kurang pantas. Oleh karena itu, guru saya sering berpesan jika ingin mengambil tauladan (Contoh/ Model) yang akan kita jadikan standar prilaku dan ingin kita tiru. Maka belajarlah/ tirulah/ tauladanilah orang yang sudah meninggal (Terbukti keistiqomahannya). In Shaa Alloh kita tidak akan pernah kecewa.

Saya sangat bersyukur atas nikmat ilmu yang Alloh karuniakan, dengan iman dan ilmu saya merasakan banyak kemudahan dalam hidup, keajaiban demi keajaiban datang silih berganti. Saya bahagia bisa berbagi dengan banyak orang, orang bertanya tentang kehidupan, tentang Sang Pencipta, dan lain-lain. Akan tetapi, tetap saja lebih banyak lagi yang tidak/ belum saya ketahui dalam hidup.

Semakin saya merasa banyak tidak tahu, justru memberikan semangat yang luar biasa agar saya selalu berbenah diri, terus tumbuh dan berkembang setiap saat. Walaupun demikian, Tidak semua tidak tahu itu menjadi cela dan kerugian. Bahkan banyak ketidaktahuan yang membawa keberuntungan dan kenikmatan hidup. Kenapa begitu? Beberapa pelajaran dari seorang sahabat,  Jujur saya banyak sekali tidak tahu, karena seringnya pergi ke luar kota, kegiatan di lapangan, jarang nonton TV kecuali berita-berita tertentu dan acara-acara yang positif, itupun porsinya sangat sedikit. Menyebabkan saya dan Anda tidak tahu berita gosip atau berita yang tidak penting membuat kita tidak dipenuhi banyak sampah pikiran.

Bagi yang jomblo, ketidaktahuan siapa jodoh Anda mendorong untuk memantaskan diri. Tak elok kan ingin punya pasangan hidup yang baik tetapi Anda tidak berusaha menjadi lebih baik? Peluangnya tentu sangat kecil bila Anda ingin jodoh yang hebat sementara Anda sendiri enggan menghebatkan diri. Jadi, daripada galau enggak jelas, lebih baik mulai sekarang terus mempersiapkan diri.

Ketidaktahuan terhadap seberapa banyak jatah rezeki di dunia membuat kita terus berusaha dan bekerja. Ketidaktahuan terhadap rezeki membuat kita terus meningkatkan keahlian agar harga kita terus naik dan membuat kita dikejar-kejar rezeki. Kehidupan pasti akan sangat menjemukan bila kita sudah tahu berapa jatah rezeki kita di dunia. Rezeki itu memang benar-benar misteri dan itu membuat hidup semakin indah.
Rezeki memang misteri, selalu dicari-cari, tanpa henti. banyak orang yang lebih mengkhawatirkan rizkinya daripada menghawatirkan amalnya. “Janganlah khawatirkan rezekimu, karena Alloh sudah menjaminnya untuk semua yang hidup. Tapi khawatirkan amalmu, karena Alloh tidak menjamin Anda masuk surga” demikian nasehat Ibnul Qoyyim Al Jauziah

Ketidaktahuan terhadap kapan waktu kematian juga membuat hidup semakin berarti. Coba Anda bayangkan, apa yang akan terjadi apabila Anda sudah tahu bahwa usia Anda 40, 45, 50 atau 70 tahun? Boleh jadi Anda stress. Boleh jadi Anda enjoy berbuat maksiat selagi muda dan kemudian bertaubat menjelang waktu kematian yang sudah Anda ketahui. Oleh karena itu, Imam syafii pernah berkata “Berapa ramai manusia yang masih hidup dalam kelalaian sedangkan kain kafannya sedang ditenun”.

Saya merasakan dahsyatnya dampak ketidaktahuan kapan ajal akan datang. Membuat saya bersegera dalam beramal, bangun lebih awal, bergerak lebih cepat, takut menunda-nunda, karena setiap detik adalah peluang/investasi yang sangat berharga di akhirat nanti.

Dengan tidak tahu kapan waktu kematian membuat kita berlomba memperbaiki diri, mengumpulkan bekal dan selalu menjaga diri. Ketidaktahuan kita terhadap waktu kematian juga membuat kita berusaha menghindar dari maksiat karena kita khawatir, “Jangan jangan nyawaku dicabut saat berbuat maksiat.”
Ketidaktahuan terhadap tempat kita di akhirat juga membuat kita tidak semena-mena, sombong dan bermalas-malasan. Setan sudah tahu dimana tempatnya kelak. Maka yang ia lakukan adalah menggoda manusia agar kelak bersamanya di neraka.

Kita tidak tahu apakah kita di neraka, perlu mencicipi siksa neraka dulu baru kemudian ke surga atau langsung ke surga? Pilih mana? Mau langsung atau mampir dulu? Ketidaktahuan ini membuat kita terus membenahi diri, berlomba memberi manfaat di semesta, meninggalkan jejak yang bisa menjadi bekal yang pantas, berjuang dan berkorban untuk kemuliaan di akhirat. Hidup menjadi semakin hidup!

Ketidaktahuan membuat kita terus bergerak di lingkaran kebaikan. Karena selalu aja ada bisikan agar kita menjauhi lingkaran kebaikan dan lebih memilih hidup bebas sesuai dengan selera dan nafsu yang selalu datang menawarkan pilihan yang sangat beragam. Yang belum tentu pilihan-pilihan itu mengantarkan kita kepada ridho Alloh swt.

Guru saya selalu menasehati saya, dengan ilmu (termasuk ilmu kepada yang ghaib) menyebabkan kita harus selalu ON, siap siaga, mempersiapkan diri setiap saat. Oleh karena itu, hidup harus memiliki prioritas, mendahulukan perkara yang lebih penting daripada yang penting, karena waktu kita terbatas. Tanyakan kepada diri Anda? Apakah yang saya lakukan ini akan berdampak kepada akhirat nanti? Baik menambah pahala ataukah dosa?

Ketidaktahuan perlu terus kita pelihara agar hidup kita terpelihara. Ketidaktahuan yang kita pelihara membuat kita sadar bahwa kita hanyalah seorang hamba yang sangat tergantung kepada-Nya. Mari terus kita pelihara ketidaktahuan.

Bahkan saya tidak tahu, apakah saya masih bisa berbagi ilmu kepada Anda ataukah ini yang terakhir?
Semoga Alloh masih memberikan kita waktu untuk terus bertaubat dan beramal sholeh.

Bandung, 23 Syaban 1436 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.