Dengan Nama
Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Segala Puji
hanyalah Bagi-Nya, atas nikmat yang mengucur sangat deras kepada hamba-Nya,
bahkan manusia secara keseluruhan. Mengenal-Nya adalah nikmat yang tiada
terkira dan pengalaman yang paling berharga dalam sejarah hidup manusia,
khususnya bagi saya pribadi. Mengenal Alloh, berinteraksi dengan-Nya melalui
kitab-Nya (Al-Qur’an) telah banyak menyingkap tabir kehidupan yang selama ini
tidak saya ketahui. Tetapi, semakin banyak saya belajar, saya semakin sadar ada
banyak hal yang belum saya ketahui.
Sholawat dan
Salam semoga Selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Muhammad saw. Sosok tauladan
terbaik umat dan manusia di dunia. Saya sedikit orang yang mengatakan hari ini
sedikit yang bisa dijadikan tauladan, akhirnya membenarkan tindakannya yang
kurang pantas. Oleh karena itu, guru saya sering berpesan jika ingin mengambil
tauladan (Contoh/ Model) yang akan kita jadikan standar prilaku dan ingin kita
tiru. Maka belajarlah/ tirulah/ tauladanilah orang yang sudah meninggal
(Terbukti keistiqomahannya). In Shaa Alloh kita tidak akan pernah kecewa.
Saya sangat
bersyukur atas nikmat ilmu yang Alloh karuniakan, dengan iman dan ilmu saya
merasakan banyak kemudahan dalam hidup, keajaiban demi keajaiban datang silih
berganti. Saya bahagia bisa berbagi dengan banyak orang, orang bertanya tentang
kehidupan, tentang Sang Pencipta, dan lain-lain. Akan tetapi, tetap saja lebih
banyak lagi yang tidak/ belum saya ketahui dalam hidup.
Semakin saya
merasa banyak tidak tahu, justru memberikan semangat yang luar biasa agar saya selalu
berbenah diri, terus tumbuh dan berkembang setiap saat. Walaupun demikian,
Tidak semua tidak tahu itu menjadi cela dan kerugian. Bahkan banyak
ketidaktahuan yang membawa keberuntungan dan kenikmatan hidup. Kenapa begitu?
Beberapa pelajaran dari seorang sahabat,
Jujur saya banyak sekali tidak tahu, karena seringnya pergi ke luar
kota, kegiatan di lapangan, jarang nonton TV kecuali berita-berita tertentu dan
acara-acara yang positif, itupun porsinya sangat sedikit. Menyebabkan saya dan
Anda tidak tahu berita gosip atau berita yang tidak penting membuat kita tidak
dipenuhi banyak sampah pikiran.
Bagi yang
jomblo, ketidaktahuan siapa jodoh Anda mendorong untuk memantaskan diri. Tak
elok kan ingin punya pasangan hidup yang baik tetapi Anda tidak berusaha
menjadi lebih baik? Peluangnya tentu sangat kecil bila Anda ingin jodoh yang
hebat sementara Anda sendiri enggan menghebatkan diri. Jadi, daripada galau
enggak jelas, lebih baik mulai sekarang terus mempersiapkan diri.
Ketidaktahuan
terhadap seberapa banyak jatah rezeki di dunia membuat kita terus berusaha dan
bekerja. Ketidaktahuan terhadap rezeki membuat kita terus meningkatkan keahlian
agar harga kita terus naik dan membuat kita dikejar-kejar rezeki. Kehidupan
pasti akan sangat menjemukan bila kita sudah tahu berapa jatah rezeki kita di
dunia. Rezeki itu memang benar-benar misteri dan itu membuat hidup semakin
indah.
Rezeki
memang misteri, selalu dicari-cari, tanpa henti. banyak orang yang lebih
mengkhawatirkan rizkinya daripada menghawatirkan amalnya. “Janganlah
khawatirkan rezekimu, karena Alloh sudah menjaminnya untuk semua yang hidup.
Tapi khawatirkan amalmu, karena Alloh tidak menjamin Anda masuk surga” demikian
nasehat Ibnul Qoyyim Al Jauziah
Ketidaktahuan
terhadap kapan waktu kematian juga membuat hidup semakin berarti. Coba Anda
bayangkan, apa yang akan terjadi apabila Anda sudah tahu bahwa usia Anda 40,
45, 50 atau 70 tahun? Boleh jadi Anda stress. Boleh jadi Anda enjoy berbuat
maksiat selagi muda dan kemudian bertaubat menjelang waktu kematian yang sudah
Anda ketahui. Oleh karena itu, Imam syafii pernah berkata “Berapa ramai manusia
yang masih hidup dalam kelalaian sedangkan kain kafannya sedang ditenun”.
Saya
merasakan dahsyatnya dampak ketidaktahuan kapan ajal akan datang. Membuat saya bersegera
dalam beramal, bangun lebih awal, bergerak lebih cepat, takut menunda-nunda,
karena setiap detik adalah peluang/investasi yang sangat berharga di akhirat
nanti.
Dengan tidak
tahu kapan waktu kematian membuat kita berlomba memperbaiki diri, mengumpulkan
bekal dan selalu menjaga diri. Ketidaktahuan kita terhadap waktu kematian juga
membuat kita berusaha menghindar dari maksiat karena kita khawatir, “Jangan
jangan nyawaku dicabut saat berbuat maksiat.”
Ketidaktahuan
terhadap tempat kita di akhirat juga membuat kita tidak semena-mena, sombong
dan bermalas-malasan. Setan sudah tahu dimana tempatnya kelak. Maka yang ia
lakukan adalah menggoda manusia agar kelak bersamanya di neraka.
Kita tidak
tahu apakah kita di neraka, perlu mencicipi siksa neraka dulu baru kemudian ke
surga atau langsung ke surga? Pilih mana? Mau langsung atau mampir dulu?
Ketidaktahuan ini membuat kita terus membenahi diri, berlomba memberi manfaat di
semesta, meninggalkan jejak yang bisa menjadi bekal yang pantas, berjuang dan
berkorban untuk kemuliaan di akhirat. Hidup menjadi semakin hidup!
Ketidaktahuan
membuat kita terus bergerak di lingkaran kebaikan. Karena selalu aja ada
bisikan agar kita menjauhi lingkaran kebaikan dan lebih memilih hidup bebas
sesuai dengan selera dan nafsu yang selalu datang menawarkan pilihan yang
sangat beragam. Yang belum tentu pilihan-pilihan itu mengantarkan kita kepada
ridho Alloh swt.
Guru saya
selalu menasehati saya, dengan ilmu (termasuk ilmu kepada yang ghaib)
menyebabkan kita harus selalu ON, siap siaga, mempersiapkan diri setiap saat.
Oleh karena itu, hidup harus memiliki prioritas, mendahulukan perkara yang
lebih penting daripada yang penting, karena waktu kita terbatas. Tanyakan
kepada diri Anda? Apakah yang saya lakukan ini akan berdampak kepada akhirat
nanti? Baik menambah pahala ataukah dosa?
Ketidaktahuan
perlu terus kita pelihara agar hidup kita terpelihara. Ketidaktahuan yang kita
pelihara membuat kita sadar bahwa kita hanyalah seorang hamba yang sangat
tergantung kepada-Nya. Mari terus kita pelihara ketidaktahuan.
Bahkan saya
tidak tahu, apakah saya masih bisa berbagi ilmu kepada Anda ataukah ini yang
terakhir?
Semoga Alloh
masih memberikan kita waktu untuk terus bertaubat dan beramal sholeh.
Bandung, 23
Syaban 1436 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.