Sabtu, 27 Juni 2015

Seorang Muslim dengan Tuhannya

Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penayayang
Ka'bah Baitulloh

Pernahkah kita bertanya dalam diri : Kenapa Allah wajibkan kita di bulan Ramadhan untuk melaksanakan shaum (menahan diri) selama sebulan penuh dari terbit fajar sampai tenggelam mata hari serta qiyam (berdiri beribadah) di malam harinya?

Pada pembahasan sebelumnya kita sudah membahas bahwa salah satu indikasi keberhasilan romadhan adalah seorang muslim kenal dengan Alloh swt. Silahkan baca tulisan terdahulu (klik di sini).

Indikator keberhasilan romadhan adalah kita mampu memanajemen syahwat. Seperti yang kita ketahui bahwa Ramadhan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah pada kita, agar kita dapat kesempatan mengikuti Training Manajemen Syahwat tersebut secara intensif dan berulang-ulang. Hal tersebut disebabkan karena syahwat adalah ancaman permanen terbesar dalam diri orang-orang beriman. Syahwat bisa membinasakan kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Syahwat bisa membutakan mata hati dan pikiran kita sehingga yang haram menjadi halal, yang halal menjadi haram, yang baik menjadi buruk, yang buruk menjadi baik dan seterusnya.

Berdasarkan realita di atas maka Pertama kali yang dituntut oleh islam dari seorang muslim adalah hendaklah ia betul-betul beriman kepada Alloh swt, kuat hubungannya dengan Alloh swt, senantiasa berdzikir dan bertawakal kepada-Nya, memohon pertolongan. Ia merasa dalam lubuk hatinya bahwa ia selalu butuh kepada kekuatan, pertolongan, dan dukungan-Nya, walaupun ia mengerahkan segenap kesungguhannya dan melakukan berbagai macam sebab dan usaha yang maksimal.

Pertanyaannya sudahkah kita merasakan kefakiran, butuh, dan mengharapkan pertolongan Alloh ketika kita beribadah kepada-Nya? Atau kah kita hanya sekedar melaksanakan ibadah ritual yang tidak berbekas pada jiwa dan prilaku? Oleh karena itu, mari kita jadikan romadhan momentum perubahan diri.

Kamis, 18 Juni 2015

Ramadhan Memanusiakan Manusia


Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillah, ini hari pertama kita memasuki bulan suci ramadhan 1436 H. Dengan rahmat-Nya kita bisa berjumpa dengan bulan yang penuh kemuliaan. Semoga di bulan ini kita memiliki tekad yang kuat, semangat yang berobar-kobar untuk menjadi Hamba Alloh yang meraih peredikat Takwa.

Sahabat, salah satu Fungsi Ramadhan adalah bulan latihan. Latihan apa? Latihan menjadi manusia yang seutuhnya. Karena kita lihat hari ini di berbagai media sosial, televisi, koran, berbagai keburukan, korupsi, pembunuhan, perkelahian, kemaksiatan terjadi di mana-mana. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena manusia ada yang berubah menjadi setengah manusia atau setengah hewan. Prilakunya tidak mencerminkan kemuliaan yang telah Alloh berikan kepada mereka.

Pertanyaannya, lalu seperti apa dan bagaimana menjadi manusia yang seutuhnya? Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang mampu menundukkan hawa nafsunya sesuai dengan petunjuk Alloh swt.

Ketika manusia tidak hidup berdasarkan petunjuk Alloh swt ketika itulah kita (perilaku) seperti binatang, bahkan lebih sesat dari binatang. Betapa banyak manusia yang dipandu oleh hawa nafsunya dalam hidup, sehingga nafsunya menjadi Tuhan bagi dirinya dan ia menjadi Hambanya.

Lalu indikasi keberhasilan ramadhan (Menjadi manusia seutuhnya) ?

Jumat, 12 Juni 2015

Diperjalankan




Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

Nikmat Alloh selalu mengucur deras dalam kehidupan manusia. Puncak nikmat yang paling berharga adalah nimat mengenal-Nya. Segala puji hanyalah bagi-Nya, kita memujinya dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit, Segala puji dan syukur hendaknya selalu kita tujukan kepada-Nya dikala kita sehat maupun sakit. Selalu mengingat dan memuji-Nya adalah tanda cinta.

Apakah Anda suka melakukan perjalanan? Apakah Anda memiliki cita-cita untuk mengelilingi dunia? Melakukan perjalanan sambil bertafakkur, mengambil inspirasi, belajar dari orang lain, meluaskan cakrawala berpikir dan saya semakin yakin dengan tanda-tanda kebesaran Alloh swt.

Saya ingin berbagai betapa nikmatnya jika kita menjadi hamba-Nya. Kenapa? Sahabat ada banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa kau nikmati dengan mata dan telingamu, tapi Anda harus merasakannya langsung dengan hatimu.

Percaya diri itu baik untuk dimiliki oleh seseorang. Tapi terlalu percaya diri itu kurang baik, karena ada banyak hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita. ketidaktahuan kita tentang beberapa hal yang berada di luar kendali kita itu bukan kelemahan tapi bisa kita jadikan kekuatan.  Tapi, jika kata “TERLALU” kita gunakan untuk percaya kepada Alloh (terlalu percaya kepada Alloh) maka itu sangat baik.

Kamis, 11 Juni 2015

Kekuatan di Balik Ketidaktahuan


Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.

Segala Puji hanyalah Bagi-Nya, atas nikmat yang mengucur sangat deras kepada hamba-Nya, bahkan manusia secara keseluruhan. Mengenal-Nya adalah nikmat yang tiada terkira dan pengalaman yang paling berharga dalam sejarah hidup manusia, khususnya bagi saya pribadi. Mengenal Alloh, berinteraksi dengan-Nya melalui kitab-Nya (Al-Qur’an) telah banyak menyingkap tabir kehidupan yang selama ini tidak saya ketahui. Tetapi, semakin banyak saya belajar, saya semakin sadar ada banyak hal yang belum saya ketahui.

Sholawat dan Salam semoga Selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Muhammad saw. Sosok tauladan terbaik umat dan manusia di dunia. Saya sedikit orang yang mengatakan hari ini sedikit yang bisa dijadikan tauladan, akhirnya membenarkan tindakannya yang kurang pantas. Oleh karena itu, guru saya sering berpesan jika ingin mengambil tauladan (Contoh/ Model) yang akan kita jadikan standar prilaku dan ingin kita tiru. Maka belajarlah/ tirulah/ tauladanilah orang yang sudah meninggal (Terbukti keistiqomahannya). In Shaa Alloh kita tidak akan pernah kecewa.

Saya sangat bersyukur atas nikmat ilmu yang Alloh karuniakan, dengan iman dan ilmu saya merasakan banyak kemudahan dalam hidup, keajaiban demi keajaiban datang silih berganti. Saya bahagia bisa berbagi dengan banyak orang, orang bertanya tentang kehidupan, tentang Sang Pencipta, dan lain-lain. Akan tetapi, tetap saja lebih banyak lagi yang tidak/ belum saya ketahui dalam hidup.

Semakin saya merasa banyak tidak tahu, justru memberikan semangat yang luar biasa agar saya selalu berbenah diri, terus tumbuh dan berkembang setiap saat. Walaupun demikian, Tidak semua tidak tahu itu menjadi cela dan kerugian. Bahkan banyak ketidaktahuan yang membawa keberuntungan dan kenikmatan hidup. Kenapa begitu? Beberapa pelajaran dari seorang sahabat,  Jujur saya banyak sekali tidak tahu, karena seringnya pergi ke luar kota, kegiatan di lapangan, jarang nonton TV kecuali berita-berita tertentu dan acara-acara yang positif, itupun porsinya sangat sedikit. Menyebabkan saya dan Anda tidak tahu berita gosip atau berita yang tidak penting membuat kita tidak dipenuhi banyak sampah pikiran.

Bagi yang jomblo, ketidaktahuan siapa jodoh Anda mendorong untuk memantaskan diri. Tak elok kan ingin punya pasangan hidup yang baik tetapi Anda tidak berusaha menjadi lebih baik? Peluangnya tentu sangat kecil bila Anda ingin jodoh yang hebat sementara Anda sendiri enggan menghebatkan diri. Jadi, daripada galau enggak jelas, lebih baik mulai sekarang terus mempersiapkan diri.

Selasa, 09 Juni 2015

Adab-adab Menuntut Ilmu

Ada beberapa fenomena yang banyak kita lihat hari ini di sekitar. Banyak orang yang berilmu tidak memiliki adab. orang bodoh yang tidak mencintai ilmu. 

Banyak orang yang menggelisahkan tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki uang, jabatan, anak, istri, dsb. tapi tidak banyak orang yang gelisah jika dia dalam keadaan bodoh, tidak memiliki ilmu. Padahal kita sudah mengetahui Kedudukan Ilmu (Baca di sini "Kedudukan Ilmu dan Ulama). dan kita pun mungkin sudah tahu dan pernah membahas bahwa (Baca) ilmu adalah petunjuk keimanan dan perbuatan. Bahkan, di beberapa waktu yang lalu kita juga sudah membahas tentang (Baca) keutamaan ilmu terhadap ibadah.

Pertanyaannya, kenapa orang sudah memiliki ilmu tapi tidak berdampak pada jiwa, lisan, dan perbuatannya? inilah yang akan kita bahas.

maka Ali Bin Abi Thalib Ra pernah berkata :

"Aku khawatir dengan suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan. keyakinan hanya tinggal pemikiran, yang tidak berbekas dalam perbuatan. banyak orang baik tapi tidak berakal, ada orang berakal tapi tidak beriman. Ada lidah fasih tapi berhati lalai. ada yang khusyuk namun sibuk dalam kesendirian. Ada yang ahli Ibadah namun mewarisi kesombongan iblis. Ada Ahli maksiat rendah hati bagai sufi. ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat. Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat. Ada yang murah senyum namun hatinya mengumpat. Ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut. Ada yang berlisan bijak namun tidak memberi teladan. Ada pezina yang tampil menjadi figur. Ada yang punya ilmu tapi tidak paham. Ada yang paham tapi tidak menjalankan. Ada yang pintar tapi membodohi. Ada yang bodoh tapi tidak tahu diri. Ada orang beragama tapi tidak berakhlak. ada yang berakhlak tapi tidak bertuhan. Lalu, dimana semua itu, dimana aku berada?"

Sahabat yang rahmati Alloh swt, semoga keselamatan, rahmat, dan barokah Alloh selalu menyertaimu. Saya selalu mendoakan untukmu semoga Alloh muliakan kedudukanmu di dunia dan di akhirat karena semangatmu untuk meniti jalan kebenaran, menimba ilmu, dan selalu berusaha memperbaiki diri.

Ada beberapa adab yang harus kita renungi dalam belajar atau menuntut ilmu. Adab ini sekarang jarang sekali kita temui sengaja di ajarkan di sekolah-sekolah, di kampus-kampus, bahkan di beberapa masjid. Beberapa Adab yang harus dimiliki dan menyatu di dalam diri seorang penuntut ilmu adalah :

1.      Ilmu adalah Ibadah (العِلمُ عبادة) Asas dari asas-asas ilmu anda bahwa ilmu adalah ibadah. Sesungguhnya syarat ibadah : Niat yang ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala :
 
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah : 5)

Didalam hadits dari Umar bin Khattab radhiyallahu anhu bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung dari niat.”

2.      Jadilah seperti Salafussaleh didalam Kesungguhan
(كن على جادّة السّلف الصالح )

3.      Senantiasa Menyertakan Perasaan Takut kepada Allah Ta’ala
(ملازمة خشية الله تعالى)

Imam Ahmad berkata : “Pokok ilmu adalah rasa takut kepada Allah Ta’ala.”

Kamis, 04 Juni 2015

Beda Orang Beda Cara

Mengurusi urusan orang banyak memang bukan pekerjaan yang mudah, tapi bukan tidak mungkin kita seseorang bisa mengendalikannya jika punya ilmu dan kesabaran. Jika ada satu rumusan singkat untuk menjadi pemimpin, maka guru saya sering mengatakan belajarlah untuk melayani urusan orang banyak. Belajarlah bagaimana Rosululloh melayani umatnya dengan sangat baik. Artinya dalam dakwah, bisnis, birokrasi, rumah tangga, yang harus ada di dalam pikiran pemimpin sejati adalah bagaimana saya bisa memberikan pelayanan terbaik kepada anggotanya.

Bagi Anda yang bercita-cita ingin menjadi pemimpin dan saya yakin kita semua diciptakan untuk menjadi orang besar. Tapi permasalahan awal bagi orang yang belajar memimpin adalah mereka mencoba memimpin semua orang dengan cara yang sama. Apakah itu akan jadi masalah? Lalu bagaimana solusinya?