Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penayayang
Ka'bah Baitulloh |
Pernahkah kita bertanya dalam diri : Kenapa Allah wajibkan kita di bulan Ramadhan untuk melaksanakan shaum (menahan diri) selama sebulan penuh dari terbit fajar sampai tenggelam mata hari serta qiyam (berdiri beribadah) di malam harinya?
Pada pembahasan sebelumnya kita sudah membahas bahwa salah satu indikasi keberhasilan romadhan adalah seorang muslim kenal dengan Alloh swt. Silahkan baca tulisan terdahulu (klik di sini).
Indikator keberhasilan romadhan adalah kita mampu memanajemen syahwat. Seperti yang kita ketahui bahwa Ramadhan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah pada kita, agar kita dapat kesempatan mengikuti Training Manajemen Syahwat tersebut secara intensif dan berulang-ulang. Hal tersebut disebabkan karena syahwat adalah ancaman permanen terbesar dalam diri orang-orang beriman. Syahwat bisa membinasakan kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Syahwat bisa membutakan mata hati dan pikiran kita sehingga yang haram menjadi halal, yang halal menjadi haram, yang baik menjadi buruk, yang buruk menjadi baik dan seterusnya.
Berdasarkan realita di atas maka Pertama kali yang dituntut oleh islam dari seorang muslim adalah hendaklah ia betul-betul beriman kepada Alloh swt, kuat hubungannya dengan Alloh swt, senantiasa berdzikir dan bertawakal kepada-Nya, memohon pertolongan. Ia merasa dalam lubuk hatinya bahwa ia selalu butuh kepada kekuatan, pertolongan, dan dukungan-Nya, walaupun ia mengerahkan segenap kesungguhannya dan melakukan berbagai macam sebab dan usaha yang maksimal.
Pertanyaannya sudahkah kita merasakan kefakiran, butuh, dan mengharapkan pertolongan Alloh ketika kita beribadah kepada-Nya? Atau kah kita hanya sekedar melaksanakan ibadah ritual yang tidak berbekas pada jiwa dan prilaku? Oleh karena itu, mari kita jadikan romadhan momentum perubahan diri.