"Jangan salahkan Tuhan untuk sesuatu yang bisa kita ubah"
Sahabat, setelah kita memahami pelindung pertama sandarkan diri pada Tuhan, pelindung kedua hadirkan pasangan Anda, sekarang kita memasuki pelindung ketiga yaitu diri Anda sendiri. Pada akhirnya, ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai rencana, ketika kegagalan datang bertubi-tubi, ketika langit runtuh di atas kepala dan bumi robek di bawah kaki, Andalah yang harus menghadapinya. Bukan pasangan Anda dan bukan pula Tuhan. Sebab, “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” Q.S. Ar-Ra’d (13) ayat 11)
Baca juga: Muslim dan Profesionalisme
Sahabat, setelah kita memahami pelindung pertama sandarkan diri pada Tuhan, pelindung kedua hadirkan pasangan Anda, sekarang kita memasuki pelindung ketiga yaitu diri Anda sendiri. Pada akhirnya, ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai rencana, ketika kegagalan datang bertubi-tubi, ketika langit runtuh di atas kepala dan bumi robek di bawah kaki, Andalah yang harus menghadapinya. Bukan pasangan Anda dan bukan pula Tuhan. Sebab, “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” Q.S. Ar-Ra’d (13) ayat 11)
Faktanya di
lapangan terkadang manusia keliru dalam menetapkan mana yang seharusnya menjadi
ranah manusia (yang harus kita usahakan) dan mana yang menjadi ranah Tuhan. Dalam
ilmu motivasi saya sering mengkategorikannya mana yang bisa kita kontrol dan
mana area yang tidak bisa kita kontrol.
Tentu saja,
pasangan Anda akan berada di samping ketika sedang menghadapi tantangan yang
datang. Sedangkan Tuhan akan selalu mengawasi Anda. Dengan catatan setiap orang
tentu akan berbeda suasana dan tingkat keharmonisan bersama pasangannya.
Begitu juga kedekatannya dengan Sang Pencipta, yang Maha Memelihara, Maha Pengasih dan Penyayang. Jika pelindung pertama sudah mendarah daging dalam DNA kita tentu kita memiliki keyakinan yang kuat dan dahsyat bahwa Dia akan mengabulkan bagi orang yang berdoa kepada-Nya.
Baca juga: Seorang Muslim dengan Tuhannya
Begitu juga kedekatannya dengan Sang Pencipta, yang Maha Memelihara, Maha Pengasih dan Penyayang. Jika pelindung pertama sudah mendarah daging dalam DNA kita tentu kita memiliki keyakinan yang kuat dan dahsyat bahwa Dia akan mengabulkan bagi orang yang berdoa kepada-Nya.
Baca juga: Seorang Muslim dengan Tuhannya
Sahabat,
keadaannya akan berbalik seratus delapan puluh derajat. jika Anda sendiri yang
lemah maka bumi yang robek tadi akan menarik Anda hingga tenggelam ke dasarnya.
Pada saat itu pasangan Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Hukum Tuhan
(sunatullah) akan berlaku.
Oleh karena
itu, perkualah diri Anda. Tempa mental Anda dan fokuskan pikiran Anda serta
latihlah kemahiran Anda. Jangan lupa untuk terus menjaga motivasi diri Anda. Ingat
selalu purpose Anda, sebagai alasan
kuat yang mendorong Anda memulai perjalanan untuk Rise above the crowd. Itulah alasan yang Anda jadikan sebagai bahan
bakar untuk terus naik sampai ke puncak tertinggi.
Dalam literatur
islam, saya belum pernah menemukan bahwa
ini hadis bahwa orang yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia menjadi
orang yang rugi. Sedangkan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka ia
celaka. Artinya, menurut keyakinan yang saya anut (Islam) bahwa seorang muslim
hendaknya dapat melakukan improvment
dalam semua dimensi kehidupannya. Tetapi sekali lagi, tantangannya ketika kita
berada dalam kerumunan potensi dan keunikan kita seolah tenggelam dan kita
seringkali terjebak dalam rutinitas.
Semua
berubah, maka sungguh aneh apabila ada orang yang enggan diajak untuk berubah.
Meski dimasa lalu kita luar biasa, banyak prestasi yang diukir, namun bila kita
enggan berubah maka perlahan namun pasti kita akan punah. Tentu perubahan yang
maksudnya hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Jadi selalu ingatlah
pilihan: “berubah atau punah?”
Baca juga: Muslim dan Profesionalisme
Lalu apa
yang seharusnya perlu kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas diri? Tentu kita
harus mau berinvestasi untuk diri sendiri. Ikutilah pelatihan, workshop, atau
seminar yang sesuai dengan kebutuhan. Kita juga bisa mencari seorang mentor
yang bisa menuntun serta membantu menemukan jalan keluar dari setiap tantangan
yang menghadang.
Setiap saat,
hidupkan sugesti positif di dalam pikiran Anda. Program pikiran bawah sadar
agar selalu membawa Anda pada kondisi yang terbaik. Anda bisa melakukan apa
yang disebut dengan Lucid Dreaming,
sebuah kondisi ketika Anda seperti sedang bermimpi, tetpai di dalam mimpi itu
Anda mampu mengendalikan diri.
Hal itu
mirip dengan teknik visualisasi yang Adna lakukan ketika berada dalam kondisi
relaksasi dalam. Daniel Erlacher dari University of Bern, Switzerland dalam
penelitiannya membuktikan, bahwa pada saat Anda melatih sebuah keterampilan
tertentu sewaktu melakukan Lucid Dreaming,
maka ketika terbangun di dunia nyata Anda akan memiliki keterampilan tersebut.
Sebenarnya dalam
islam kami menyebutnya dengan berdoa yang disertai iman dan khusyuk ketika
melakukannya. Iman artinya kita percaya bahwa apa yang kita yakini sudah
terjadi dan tentu kita meyakini bahwa apa pun yang terjadi adalah ketetapan terbaik dari Allah yang Maha Bijaksana.
Kenyataannya,
banyak orang islam yang hanya melafalkan doa-doa dengan cepat tanpa penghayatan
apalagi membayangkan harapannya sudah terwujud. Terkadang sebagian yang lain
tidak mengerti apa yang dibaca sehingga tidak terjadi goal setting yang jelas dalam pikirannya dan pada akhirnya tindakan
yang diambil tidak selaras dengan doa yang sudah ia pinta.
Baca juga: Impian dan Kemampuan mengelola Pikiran
Baca juga: Impian dan Kemampuan mengelola Pikiran
Oleh karenanya
sering-seringlah Anda berdoa (Tentu dengan syarat lihat Q.S. AL-Baqoroh (2) ayat 186 selengkapnya baca: Mengapa doaku belum juga dikabulkan) dan terus
berusaha sampai persisten. Anda juga bisa membiasakan membayangkan diri sendiri
mampu menghadapi setiap kesulitan yang menghadang. Bayangkan Anda memiliki
semua kemampuan untuk menjawab setiap tantangan yang ada.
Tidak perlu pesimis, dengan doa yang tulus dan usaha yang cerdas kita harus yakin mampu mengatasi suatu masalah. Sebab, “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai tingkat kesanggupannya...” (Q.S. Al-Baqoroh (2): 286). Jadi, kalau kita mendapatkan cobaan yang berat itu artinya kita dipandang kuat dan mampu mengatasinya.
Tidak perlu pesimis, dengan doa yang tulus dan usaha yang cerdas kita harus yakin mampu mengatasi suatu masalah. Sebab, “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai tingkat kesanggupannya...” (Q.S. Al-Baqoroh (2): 286). Jadi, kalau kita mendapatkan cobaan yang berat itu artinya kita dipandang kuat dan mampu mengatasinya.
Selain itu
tentu saja, jangan lupa untuk menikmati hidup dan merayakan
kemenangan-kemenangan kecil yang berhasil dicapai sepanjang perjalanan. Jangan hanya
selalu kerja dan kerja, karena Anda perlu malakukan pit stop, berhenti sejenak untuk mengisi kembali tangki emosi dan
fisi Anda. Ambil liburan bersama keluarga dan bahagiakanlah mereka. Niscaya Anda
akan kembali bertanding dalam kondisi yang jauh lebih baik.
Jalani kebiasaan
hidup sehat. Berolah raga, makan makanan yang halal dan baik (sehat) secara
teratur serta tidurlah yang cukup. Ingat, bahwa Anda sedang mengikuti
perlombaan meraton. Anda perlu stamina kuat yang konsisten untuk bisa memenangkan
pertandingan dan terus menjaga kemenangan Anda dalam jangka panjang.
Jakarta, 10
Syawal 1438 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.