Sabtu, 19 Februari 2011

TERNYATA HANYA LUBANG KECIL

Sudah satu tahun berlalu, bak mandi Tuti selalu bocor. Ketika disisi penuh malamnya, paginya tinggal setengah lagi. Kejadian ini awalnya diangap sebagai hal yang biasa saja. Upaya perbaikan pun telah dilakukan, akan tetapi hasilnya masih nihil. Bulan berganti bulan, hari berganti hari, dan waktu yang berganti waktu terus menyadarkan Tuti untuk terus mengisi baknya walaupun ia mengetahui bahwa esok air itu akan berkurang.


Ada sebuah sebuah ungkapan bijak, bahwa “sebenarnya bukan masalah yang menjadi permasalahan kita sesungguhnya, akan tetapi, bagaimana cara kita memandang permasalahan itu. “

Tuti dan suaminya selama ini tidak mengetahui titik kebocoran di dalam baknya. Baknya yang bersih, dilapisi oleh marmer putih tak banyak berbicara dan memberikan informasi bahwa di sela-sela dinding mereka ada yang bocor. Akhirnya suatu hari, suaminya mencoba untuk menyemen seluruh dinding-dinding bak mandi.

 Satu hari, dua hari, bak mandinya pun mulai mengering, dan ia kembali mencoba untuk mengisi baknya dengan air. Awalnya ia terlihat gembira karena air tampak tenang dan tidak berkurang. Akhirnya waktu berbicara, setelah beberapa jam kemudian, air kembali surut. Akhirnya tuti dan suaminya pasrah, mereka kehilangan semangat untuk memperbaiki baknya.

Hari-hari yang mereka lalui adalah membiarkan baknya tetap bocor. Berbulan-bulan keadaan itu menimpa mereka. Kurang lebih 7 bulan. Air yang diisi penuh ternyata selalu berkurang. Suatu hari, keluarga besar mereka datang ke rumahnya. Otomatis penggunaan air semakin meningkat, mereka harus menghidupkan pompa air terus menerus untuk kebutuhan sehari-harinya. Tibalah di batas puncak kebosanan dan ketidaknyamanan ini. Kemudian, suaminya memanggil tukang untuk memperbaiki baknya.

Tukang itu hanya disuruh untuk membongkar habis dinding bak bagian dalam. Artinya marmer-marmernya harus dipecahkan dan diganti dengan semen. Selama tiga hari tukang itu bekerja, akhirnya bak mandi yang indah berwarna putih berubah menjadi gelap karena berganti semen. Suami tuti kembali mencoba mengisi air hingga penuh. Sekarang dengan penuh keyakinan ia tampak berharap bahwa ini yang terakhir kalinya bak itu diperbaiki. Tetapi, sekali lagi, selama ini perbaikan yang ia lakukan, sebenarnya tidak tepat sasaran. Ia mencoba memperbaiki masalah, yang ia sendiri tidak mengetahui, dimana titik permasalahanya? Akhirnya bak itu kembali bocor, dan sekarang malah semakin parah. Air bukan hanya berkurang, akan tetapi, habis tak tersisia ketika diisi.

Sekarang mereka benar-benar menyerah, karena sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk sebuah bak mandi. Setiap air yang masuk, besoknya entah kemana menghilang tak berbekas, yang ada di lantai bak hanyalah tanah-tanah yang halus berwarna coklat. Suatu ketika, bak dalam keadaan kosong. Dan anak lelakinya masuk ke dalam bak. Lalu ia, duduk dan mencermati penyebab kebocoran. Jika orang tuanya hanya berprasangka bahwa air keluar melalui hampir disemua sela-sela dinding bak. Tetapi, anaknya tidak, ia memperhatikan lubang pembuangan air. Kemudian ia memasukkan jari manisnya ke dalam lubang itu. Aha, akhirnya permasalahan selama bertahun-tahun itu ditemukan. ternyata ada lubang kecil di dalam lubang pembuangan air. Kemudian. anak lelaki itu mengambil sebuah kantong plastik berwarna hitam dan memasukkannya ke dalam saluran pembuangan air. Pompa air dihidupkan, bak kembali penuh.

 Keesokan harinya air di dalam bak tidak berkurang sedikit pun. Orang tuanya tampak gembira, dan anaknya tidak pernah memberitahu bahwa ia telah menemukan permasalahan bak mandi mereka selama ini dan berhasil menyelesaikannya dengan sebuah kantong plastik.

19 Februari 2011

5 komentar:

  1. sbenernya butuh ketelitian dan kesabaran.. jika asa masalah kita nggak berpikiran dengan tenang, maka kadang usaha yang udah dilakukan juga sia-sia karena nggak tahu akar permasalahnnya

    BalasHapus
  2. yaaaaaa kesabaran dan ketelitian,,benar sekali..

    BalasHapus
  3. terimakasih mas Gaphe da Mb Rose, ketenanganm, kesabaran dan ketelitian adala modal hidup...

    BalasHapus
  4. setuju, ketelitian dan kesabaran memang di perlukan, dan terkadang kita tidak tahu siapa yang sudah menolong kita

    BalasHapus
  5. thanks mas imam sudah mampir, siapa yang suka menolong maka pertolongan akan datang

    BalasHapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.